Blogroll

CV. Assiry Art dalam Liputan

Assiry GRC Kubah Masjid

Selamat Datang di grckubah.kaligrafi-masjid.com , kami ahlinya membuat GRC kubah, ornamen, dll. Silakan anda lihat karya-karya kami, besar harapan bisa bekerja sama dengan anda.

CV.Assiry Art adalah kendaraan Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi Al Quran yang ikut andil dalam menebarkan virus- virus kaligrafi di Indonesia dan manca negara. Berbagai bahan dan media yang sudah ditangani. Sejak 2003 CV.Assiry Art mencoba peruntungan bisnis dengan menggunakan bahan GRC untuk pembuatan motif ukiran, baik krawangan maupun masif. Disamping itu CV.Assiry Art juga mulai menerima order membuat Kubah GRC satu paket dengan kaligrafi interior dan eksterior kubah.

GRC adalah singkatan dari Glassfibre Reinforced Cement, dimana pengertiannya adalah sebuah produk precast / pracetak dari beton yang di-mixed dengan serat fiberglass. Keuntungan produk GRC adalah lebih ringan di banding dengan produk beton pracetak pada umumnya dan bisa dibuat lebih tipis sebagai papan GRC / GRC board atau panel GRC.

GRC adalah produk rekayasa sebagai pengganti produk-produk sejenisnya. Karena dapat diaplikasikan untuk menutup dinding/bangunan lama dan atau bangunan baru. GRC memiliki ketahanan terhadap cuaca atau suhu tertentu karena mengandung serat alkali resisten. GRC memiliki ukuran yang sangat presisi karena menggunakan moulding satu jenis sesuai desain yang diinginkan. Cetakan GRC dapat dibuat dengan Material antara lain: Triplek, Resin, Karet, dan GRC itu sendiri.Pelaksanaan pekerjaan GRC dapat dilakukan dengan waktu yang singkat dan lebih cepat dibanding material sejenisnya. Penginstalan GRC dapat dilakukan dengan sistem pengelasan, fiser, dan menggunakan material-material lain sebagai pendukung seperti Dynabolt, Braket atau Rangka siku, Besi Pipa atau bisa disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Produk-produk grc yang di buat CV. Assiry Art antara lain :
Kubah/Dome (Polos & Motif), Ceilling/Plafon (Polos & Motif), Cover Coloumb Listplank ( Polos & Motif), Clading Dinding ( Polos & Motif), List Profil, Sopi-sopi, Pot Bunga, Canopi, Juga Mengerjakan GRC Board, Kalsiplank Polos dan Motif Kayu Jati.

Keunggulan produk GRC :
-Mampu memproduksi bahan-bahan yang rumit.
-Bisa dicetak dalam bentuk apapun
-Ringan dan mudah dalam pemasangan
-Dapat mengurangi beban pada konstruksi gedung
-Tahan terhadap api dan perubahan cuaca
-Tahan lama serta mudah dalam pemeliharaan.
-Ideal untuk membuat profile atau ornament yang bergaya klasik atau maroko yang menggunakan full ornamen arabic art.

Bahan baku yang digunakan adalah:
- SERAT FIBER : jenis alkali-resistant dengan kadar zirkonia (Zr02) yang tingggi. Berbentuk panjang seperti tali, yang pada waktu proses penyemprotan serat tersebut akan terpotong-potong sepanjang 18 – 36 mm. serat fiber yang kami gunakan adalah Roving Spry Up 2400 Tex ex. Taiwan.
Komposisi pemakaian serat fiber adalah 5% dari bobot GRC/m2.
SEMEN: Semen yang digunakan adalah portland biasa seperti disyaratkan oleh beton atau PBI TYPE 1971. Untuk sement yang biasa digunakan oleh CV.Assiry Art adalah semen gresik dan tiga roda..,
PASIR: Pasir yang digunakan adalah pasir galunggung yang bersih, kering dan keras, berfradasi 150 mikron sampai 1,2 mm. dengan persyaratan lumpur organik > 0,5%, silika > 96%, larutan garam < 1% dan kelembaban < 2%.,
AIR: Air dengan syarat bersih, tidak mengandung lumpur dan setara dengan air yang digunakan untuk adukan beton.

Berikut ini beberapa jasa seni rupa dan kaligrafi yang kami tawarkan

GRC KUBAH

Kubah GRC menjadi pilihan alternatif bagi yang menginginkan kubah Masjid yang elegan dan kuat. Selain Dari segi biaya, Kubah GRC terbilang lebih murah daripada kubah dari bahan yang lain.

Silahkan klik di sini

GRC KRAWANGAN

GRC Krawangan sudah menjadi hal yang wajib ada di sebuah masjid. Keindahan corak dan tekstur krawangan GRC menjadikan masjid terlihat lebih elegan

Silahkan klik di sini

GRC KALIGRAFI

Kaligrafi GRC menjadi alternatif bagi anda yang menginginkan kaligrafi timbul yang megah dan terkesan mewah

Silahkan klik di sini

GRC LISTPLANG

Listplang GRC dengan motif ukiran dan atau ornamen akan membuat Masjid semakin indah. Kami melayani segala bentuk motif untuk listplang

Silahkan klik di sini

GRC MOTIF MASIF

Siapa yang tak takjub melihat indahnya ornamen dan motif GRC. Dengan paduan desain yang unik dan elegan menjadikan GRC motif masif ini terlihat mencolok dan sedap dipandang.

Silahkan klik di sini

GRC MAKARA TIANG

Tiang penyangga pada Masjid akan semakin elok dipandang jika dipadukan dengan GRC Makara tiang, dengan motif dan ornamen klasik semakin membuat Masjid terlihat elegan.

Silahkan klik di sini

GRC MAHKOTA KUBAH

GRC Mahkota kubah sebagai pelengkap Kubah GRC anda. Dibuat berdasarkan desain yang anda inginkan.

Silahkan klik di sini

GRC MENARA

Menara GRC menjadi pilihan alternatif bagi yang menginginkan Menara Masjid yang elegan dan kuat. Selain Dari segi biaya Menara GRC terbilang lebih murah daripada Menara dari bahan yang lain.

Silahkan klik di sini

RELIEF BATU PARAS JOGJA

Relief batu paras jogja begitu rumit dan unik desain dan coraknya. Tentunya semakin membuat Masjid atau rumah anda terlihat unik dan menarik

Silahkan klik di sini

KALIGRAFI KUBAH

Kubah merupakan komponen penting sebuah masjid, dengan sentuhan kaligrafi dan ornamen estetik akan membuat kubah menjadi indah. Tak perlu diragukan lagi, pengalaman kami dalam membuat kaligrafi kubah sudah terbukti dengan banyaknya masjid/musholla yang sudah menggunakan jasa kami. Baik itu kubah berhias kaligrafi, ornamen, lukisan awan dan yang lain

Silahkan klik di sini


Kamis, 30 Juli 2015

MUI (MAJLIS UANG INDONESAH) DI NEGERI ANTAH BERANTAH

Assiry gombal mukiuo, 30 Juni 2015

Fatwa MUI ( Majlis Uang Indonesah) dinegeri antah berantah memang ada benarnya, tapi salahnya lebih banyak dari benarnya. Fatwa MUI menjadi budaya "kelirulogi". Benarnya agar pemerintah ini memperbaiki, yaitu ada akad yang jelas dan tidak ada denda dan perbaikan dalam pelayananannya.Tapi salahnya seperti tidak ada kerjaan lain saja, hanya bikin fatwa haram.

Saya dalam hal ini tidak sedang membicarakan MUI di negeri tetangga kita Indonesia. Karena yang pasti MUI disana lebih bijak dalam berfatwa dan tidak suka "mengumbar fatwa".

Tetapi yang saya maksudkan disini adalah MUI atau Majlis Uang Indonesah di negeri kita yakni negeri antah berantah, Negeri yang bagai surga untuk soal mendesah dan korupsi sah.

Menurut saya, Majlis Uang Indonesah ini seperti melempar mercon di tengah kerumunan. Ini salah satu langkah yang keliru meskipun kita tidak perlu mencari yang benar dan menunjuk siapa yang salah. Tapi mari mencari apa dan bagaimana langkah yang bijak. Karena langkah yang diambil MUI untuk berfatwa sangat tidak bijaksana. MUI memang berhak mengeluarkan fatwa, tetapi perlu juga diingat bahwa di negeri Antah berantah ini adalah negara yang majemuk. Indonesah tidak bisa disamakan seperti negara-negara di Timur Tengah yang homogen, yang bisa membuat fatwa mengikat seluruh warga negara.

Tapi di sini ada NU, MUI, Muhammadiyah, dan bahkan kelompok-kelompok Islam yang kecil yang lain, yang kadang-kadang tidak sesuai atau sepakat dengan fatwa MUI tersebut juga ada agama -agama lain yang tentu "nggeguyu" (red: menertawakan) persoalan -persoalan kecil bangsa yang mestinya bisa diselesaikan dengan "mereka" berembug dan duduk bersama dengan Pemerintah negeri antah berantah jika memang dari awal BPJS kesehatan ini dianggap riba dan semacamnya. Ndak ada angin ndak ada hujan tiba -tiba mak dor " BPJS haram !".

MUI ini seperti anak sekolah yang habis "diplonco" oleh sistem OSPEK Pemerintah dengan tidak lagi mendapatkan kucuran dana dari pemerintah Indonesah kemudian "ngambek" lantas mengeluarkan jurus Dewa Mabuk lalu mengeluarkan ajian yang kita sebut sebagai "FATWA" gendeng.

Apalagi MUI di negeri kita Antah Berantah ini mengusulkan kepada pemerintah adalah sistem BPJS Syariah. Saya sendiri sangat yakin "ainu al yaqin" perubahan dari BPJS konvensional ke BPJS Syariah tidak akan mengubah apa pun.

"Sekarang ini muncul istilah-istilah yang lebih syariah atau yang Islami. Ini lagi-lagi persoalan label. Jadi seperti bank, ada yang konvensional ada yang syariah. Tapi praktiknya sama, hanya istilah-istilahnya saja yang berbeda.

Contoh tentang nama Bank Syariah yang ada sekarang banyak dipakai untuk kepentingan ekonomis saja. Logikanya, jika orang pindah agama dari islam menjadi Kristen atau sebaliknya, ia sudah tidak menjalankan agama yang terdahulu.

Nah, di Indonesia ini tidak. Bank tertentu membuka system konvensional, lalu kemudian membuka bank syariah dan menjalankannya secara bersama-sama. Bukan system konvensional ditinggal ganti syariah tapi tujuannya justru memperluas segmen pasar ini kan 'pe-ndobol-an publik'.

Besok -besok kalau pengelola bank ditanya malaikat Munkar dan Nakir, kenapa namanya Bank syariah tetapi tetap ada ribanya?” terus para pegawai Bank itu menjawab “Kami kan hanya menulis syariah (berarti jalan) di belakang nama bank, bukan Syariat Islam. Jadi yang salah si nasabah dong bukan pengelola Bank" terus Malaikatnya "bengong". Ujar Cak Nun.

Mestinya MUI maupun pemerintah Negeri antah berantah untuk segera mengambil tindakan demi menenangkan masyarakat. Jika gonjang-ganjing masalah BPJS kesehatan ini dibiarkan bebas bergulir, maka akan muncul rasa antipati masyarakat kepada MUI itu sendiri.

Otoritas MUI sebagai pemegang fatwa akan menjadi tidak berarti. Saya khawatir masyarakat menjadi tidak peduli. Haram pun akan dia lakukan karena tidak percaya dengan fatwa. Karena ada situasi dan kondisi yang lebih penting bagi orang-orang miskin terutama agar bisa mendapatkan "pelayanan kesehatan" bukan soal halal atau haramnya yang diributkan.

Sudah kita ketahui bersama bahwa MUI atau Majlis Uang Indonesah ini sudah berkali -kali berpolemik dan menyulut perpecahan ummat karena seringnya mengobral fatwa. Semoga juga fatwa Haram yang "diagendakan" MUI bukan karena "ngambek" dan melakukan langkah pembenaran dengan Fatwa tersebut. Yah ini bisa jadi perlu diperhatikan barangkali ada sebab ada juga akibat karena Pemerintah Negeri antah berantah sudah tidak lagi memberi aliran dana semenjak 2015 ini. Entahlah....Namanya juga Negeri Antah berantah.

Minggu, 26 Juli 2015

PENJAJAHAN BERKEDOK BARU

Assiry gombal mukiyo, 26 Juli 2015


Ada dua kubu ekstrim yang lagi 'garap' bangsa ini. Yg satu ekstrim liberal dengan tujuan menciptakan masyarakat liberal ala barat yg mengutamakan kebebasan pribadi diatas kemaslahatan komunal, baik pakai embel-embel islam (seperti JIL) atau langsung termasuk liberalisasi pengelolaan sumber daya (mineral, air, tanah) dan pasar( ekonomi).

Yang satu lagi ekstrim salafis (boleh disebut wahabi/isis/taliban/mujahidin/ikhwanul muslimin, semua sama- sama berpaham ulama salaf yg anti tajdid) yg ingin men-SERAGAM-kan semua orang untuk bercelana cingkrang, berjanggut panjang, memakai uang dirham, mengharamkan semua yang tidak diajarkan ulama salaf, menuduh bidah karena tidak mencontoh Nabi Muhammad SAW, membawa perang kebencian kepada syiah, menganjurkan org meninggalkan sains/logika/common sense menuju tradisi salaf masa lampau dan aktif mempengaruhi generasi-generasi muda dan orang-orang awam.


Sehingga orang awam agama bisa berpandangan sekeras taliban tanpa mengerti bagaimana mentafsir hadits, merekonstruksi fiqh, dsb. Islam ala indonesia yg skrg mulai dilabeli #islamNusantara berusaha dibajak oleh mereka dari golongan liberal dan dihujat habis -habisan dari golongan ekstrimis salafis. Padahal butuh redefinisi 'golden values' islam Nusantara' yang mau diusung ini, dan itu butuh kapasitas cendekiawan muslim NU/muhammadiyah/IAIN dsb, melebihi kapasitasa seorg individu tok (mau itu Ulil/Cak Nun/Abah Lutfi Pekalongan/ whoever) untuk mendefinisikannya.


Siapa cendekia muslim kita yg sanggup mempelopori kongres cendekia muslim nusantara untuk merumuskan 'golden values' #islamNusantara? sebelum keburu diklaim pihak liberal atau difitnah pihak ekstrimis salafis.

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa tahu keadaan yang akan menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu" . [QS. Al Hujuraat (49): 6]

Untuk menguasai sebuah negara dan bangsa, kini tidak harus dilakukan secara militer, melainkan secara ekonomi dan informasi. Waspadalah, Indonesia sedang 'diserang' habis-habisan. Turbulensi informasi sedemikian kencangnya. Pembunuhan karakter dilakukan kepada siapa saja. Negarawan dan tokoh agama 'dihabisi' kredibilitasnya.
Mazhab dan aliran agama dibentur-benturkan. Ormas dan komunitas Islam diadu domba. Yang benar dituding salah, yang salah dijunjung dan dipuja. Inilah Indonesia yang telah memasuki jaman dimana musuh menjadi teman dan kawan jadi lawan dan sasaran.

Ketika 'siapa saja' bisa bicara 'apa saja', dan media sosial dibuka sebebas-bebasnya. Maka, para penggunanya pun menjadi linglung, sulit membedakan mana yang benar, mana yang salah.
Mari kita melihat dengan kedalaman inderawi kita masing -masing agar dapat merasakan situasi yang demikian parahnya. Penguasaan aset negara dan penjajahan ekonomi, intervensi asing dalam kasus pelarangan shalat idul fitri, dan lain sebagainya menjadi pintu masuk para Dajjal. Bangsa ini harus tetap waspada dan terus berbenah diri dari serangan yang membabi buta yang digerakkan oleh dajjal -dajjal yang menguasai "jaman edan".

Jumat, 24 Juli 2015

CINTAI TANAH AIR

Assiry gombal mukiyo, 25 Juli 2015



Anda tentu ingat beberapa penggal bait syair yang pernah ditulis oleh KH.Wahab Hasbullah seperti ini bunyinya:

Ya ahlal wathon ya ahlal wathon
Hubbul wathon minal iman
Wahai anak bangsa wahai anak bangsa
Cinta tanah air itu bagian dari iman

Hubbul wathon ya ahlal wathon
Wa la takun ahlal hirman
Cinta tanah air wahai anak bangsa
Dan janganlah kalian menjadi orang yang tertinggal

Innal kamala bil a'mali
Wa laisa dzalika bil aqwaali
Sesungguhnya kesempurnaan (Cinta tanah air) itu diringi perbuatan
tidak hanya sekadar ucapan

Sungguh memberikan dentuman semangat yang menggelorakan rasa cinta terhadap negeri ini. Terasa terbakar 'ghirah' kita untuk terus menggali, mengenali dan mencintai tanah air ini.

Penanaman rasa cinta tanah air perlu dilakukan kepada anak bangsa sejak kecil hingga dewasa. Dengan mendidik anak sejak kecil untuk mencintai tanah air akan memiliki rasa kecintaan yang tinggi terhadap tanah tumpah darahnya, tanah air tempatnya tumbuh dan berkembang.

Hal itu harus terus dipelihara bahkan hingga anak tumbuh menjadi dewasa. Rasa cinta itu merupakan modal dalam pembangunan negara. Selain menanamkan rasa cinta tanah air, juga perlu diajarkan kepada anak sejak dini yakni dengan meneladani akhlak yang mulia Nabi Besar Muhammad SAW.

Bangsa lain fokus membangun negerinya, sedangkan kita masih ribut memperdebatkan khilafiah dan mendirikan khilafah. Pancasila sudah final. Boleh berdebat penafsirannya tidak boleh memperdebatkan butir-butirnya.

 Menjungjung tinggi toleransi dan tenggang rasa menjadi oase di padang pasir keberagamaan yang begitu luasnya di negeri ini.

Inipun sudah dicontohkan para Pendakwah dahulu yang begitu toleran menghormati perbedaan. Mari kita melongok kembali bagaimana sejarah Sunan Kudus yang enggan menyembelih sapi, karena menghormati tradisi non muslim ( Hindu -Budha). Bahkan bangunan masjid kudus mengakomodasi arsitektur non muslim yang berkembang pada waktu itu. Tidak anti dengan kebudayaan lokal.

Muslim itu harus seperti air laut, meskipun ratusan sungai mengalikan air tawar, ia tetap asin dan tak pernah memaksa ikan di dalamnya menjadi asin. Ketika kita akan melakukan perbuatan tercela, ingat merah putih, malu di dalamnya ada tumpah darah para pahlawan dan jadi diri bangsa yang memiliki adat dan etika ketimuran.

Anak-anak kita ajak ke makam pahlawan, anak-anak mengerti itu orang mati, kita bukan untuk menyembahnya.

Jelaskan, ini kopral ‘ini’ adalah pahlawan, makam itu adalah makamnya pahlawan tak dikenal. Kenalkan para pahlawan kepada anak-anak kita sejak dini. Agar mereka paham kemerdekaan ini bukan hadiah. Dan agar dalam diri anak-anak tumbuh kecintaan pada bangsa. Rasa cinta yang kuat pada bangsa ini lebih dahsyat dari nuklir sekalipun.

Anda tentu tahu, sebut saja Musa 5 th Adik kecil kita yang tampil hebat mengikuti lomba Tahfidz tingkat dunia , Hafiz cilik Indonesia itu diminta tinggal di Saudi. Sebagian warga Arab Saudi tampaknya terkesan dengan kemampuan Musa saat mengikuti lomba menghafal Alquran di Jeddah.

Sehingga, sebagian warga Negeri Petro Dolar itu meminta bocah yang belum genap berusia enam tahun itu tetap tinggal di sana.

Begitu bangganya kita, sehingga banyak yang mengusulkan agar Keluarga Musa Al Hafidz menerima tawaran dari Pemerintah Saudi dan tidak menyia -nyiakan kesempatan itu.

Jika para pendiri bangsa ini, para professor dan ilmuwan indonesia, putra -putri bangsa yang brillian dan berprestasi Dunia berfikir untuk hijrah ke negara lain dan membangun negara tersebut dengan dalih bahwa Indonesia tidak memberi penghargaan apapun tentu Pak Habiby lebih senang pindah menjadi Warga negara Jerman.

Apa yang didapatkan Habiby di indonesia hanya dipuja dan dihibur hatinya dengan film Dokumenter sedangkan di Jerman Habiby tentu sudah kaya raya karena bisa membuat pesawat disana.

Saya lebih senang hidup di kampung, disebuah Desa terpencil untuk mengabdikan seluruh hidup membumikan Seni Rupa islami dan kaligrafi Al Quran. Bukan karena tidak pernah mendapatkan kesempatan seperti Musa dan lainnya. Tahun 2002 dan 2006 ketika saya menyabet prestasi juara 1 pada 4 kategori sekaligus di tingkat ASEAN di Brunay Darussalam. Sayapun mendapatkan tawaran untuk menjadi penulis di Kementrian Agama " Hal ehwal Ugama" di Brunai Darussalam dengan gaji yang cukup untuk membeli motor baru setiap bulannya bahkan lebih dari itu.

Rasa cinta terhadap negeri ini jauh lebih besar. Setahun kemudian saya memilih hidup saya mendirikan gubug PSKQ Modern pada tgl 17 Januari 2007, di sudut kampung dan 'ndeso" tanpa berharap apapun bahkan gaji pun saya tidak dapatkan di PSKQ karena saya gratiskan.

Cinta terhadap tanah air tidak perlu digembar -gemborkan. Cukup berbuatlah untuk negeri ini. Melakukan yang terbaik yang kita mampu sekecil apapun itu.

\

Selasa, 21 Juli 2015

ISLAM NUSANTARA

Assiry gombal mukiyo, 20 Juli 2015

Islam Nusantara itu Islamnya Kiai Hasyim Asy'ari, yang lulusan Arab Saudi, yang mengarang kitab-kitab berbahasa Arab, tapi sangat mencintai nusantara dan mewajibkan membelanya dari para penjajah Eropa.

Islam Nusantara itu Islamnya Kiai Ahmad Dahlan, yang lebih mementingkan membangun rumah sakit dan sekolah daripada mengkafir-kafirkan non muslim atau bahkan sesama muslim.

Islam Nusantara itu Islamnya Buya Syafi'i Ma'arif, yang mendorong umat untuk melupakan daki-daki sejarah permusuhan Sunni-Syiah dan maju ke depan menjadikan Islam lebih damai dan modern.

Islam Nusantara itu Islamnya Gus Dur, yang kuliah di Al-Azhar Kairo, yang jago bahasa Arab, tapi tidak menjadikannya kearab-araban, tapi justru menjadikannya semakin berwatak nusantara.

Islam Nusantara itu Islamnya Gus Dur, yang sering silaturahmi ke gereja, ke klenteng, ke pura, ke sinagog, tapi tetap dengan keimanan pribadinya.

Islam Nusantara itu Islamnya Gus Dur, yang memperjuangkan diakuinya agama Konghucu dan para minoritas menganggapnya sebagai pahlawan mereka.

Islam Nusantara itu Islamnya Gus Dur, yang selalu tertawa dengan humor-humor lucu dan cerdas, bukan marah-marah apalagi bunuh-bunuhan.

Islam Nusantara itu Islamnya Gus Dur, yang rahmatallilalamin, yang rahmat bagi semua, bukan hanya yang seagama tapi juga lain agama.

Islam Nusantara itu Islamnya Gus Dur, yang pasukan Bansernya menjaga gereja, klenteng , dan pura, demi perdamaian umat manusia.

MEMAKNAI LEBARAN

Assiry gombal mukiyo, 20 Juli 2015

Temen -temen boleh mengucapkan saya apatis, picik atau mungkin kerdil dalam beragama, tapi dengan jujur saya tidak menikmati idul fitri. Saya justru menikmati hari yg biasa, saat manusia tidak lupa diri dengan sibuk "ber haha hihi" penuh topeng dan dusta, dan plesir sana sini sebagian terjebak pada pesta zina.

Sebagai catatan rutin pertahun, peristiwa idul fitri membuat manusia indonesia banyak yang gila belanja, momen yg seharusnya berhemat karena di mulai dr puasa, dengan kecanggihan budaya, justru malah menjadi bulan yang yang paling boros.

Dan satu lagi yg tak terlewat, peristiwa idul fitri menjadi peristiwa kuburan masal, entah berapa ratus nyawa
lagi tahun ini yg meregang, karena kecelakaan mudik dan berlalu lintas di jalan.

Saya sering bertanya, seharusnya peristiwa ini menjadi barokah, kok manusia malah menjadikannya sebagai bencana. Bencana anggaran, bencana mental, dan bencana bagi badan.

Betapa tidak, saat Ramadan justru inflasi tambah naik, karena nafsu belanja yang tak terkendali, beli apa saja, meskipun harus utang. Lantas, apakah orang-orang seperti ini layak untuk merayakan Idul Fitri ? Ya, mereka ingin dan harus merayakan dengan segala gemerlap dunia, bak baru saja memenangkan trofi Liga Champions, tak peduli dari mana uang yang dipakai. Jangan heran bila usai Lebaran banyak yang jatuh pailit terlilit utang, karena pengeluaran lebih besar dari pendapatan.

Tapi bagaimanapun, demi menghormati kegenitan zaman, saya tetap harus mengucapkan, selamat ditipu oleh lebaran 1436 H, semoga kita tidak menjadi korban bencana tahunan ini, kecuali cuma nyicip2 sedikit, biar ndak dikira menjadi pengikut aliran sesat oleh orang-orang yang merasa dirinya paling suci dan paling benar.

Keberhasilan puasa menjadi "insan muttaqin" yang akan menjadi bekal untuk berperang melawan hawa nafsu pada 11 bulan berikutnya. Puasa selama sebulan itu ibarat "pandawa" yang masuk kawah Candradimuka untuk menghadapi Baratayudha yang sangat berat. Idul Fitri bukan kemenangan, karena baru starting point menuju pertempuran yang sesungguhnya yang jauh lebih berat. Menundukkan hawa nafsu di bulan Ramadan praktis lebih mudah – meskipun sangat banyak jatuh korban – karena situasinya sangat mendukung. Mau puasa lebih mudah karena banyak temannya, mau qiyamullail gampang karena tiap malam digelar di masjid, mau tadarus enak karena ada yang nemani lengkap dengan camilannya, salat jamaah di masjid tidak sulit karena banyak pengikutnya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, tanpa harus menunggu lebaran, Engkau tetap yang Maha Akbar Rabb, maafkan kekerdilan hamba, tidak lihai mengikuti arus ketaqwaan masal ini.

INDAHNYA KEDAMAIAN

Assiry gombal mukiyo, 19 Juli 2015


Semoga semua makhluk berbahagia dan tentram
Semoga semua makhluk berbahagia dan nyaman
Itulah islam.


Makhluk hidup apapun juga,
Yang lemah atau kuat, tanpa kecuali,
Yang panjang atau besar,
Yang sedang, pendek, kecil atau gemuk.

Yang tampak atau tak tampak
Yang jauh ataupun dekat
Yang terlahir atau yang akan lahir
Semoga semua makhluk berbahagia.

Jangan menipu orang lain,
Atau menghina siapa saja,
Jangan karena marah dan benci,
Mengharap orang lain celaka.

Bagaikan seorang ibu mempertahankan jiwanya.
Melindungi anaknya yang tunggal.
Demikianlah terhadap semua makhluk.
Dipancarkannya pikiran cinta kasihnya tanpa batas.

Kasih sayang ke segenap alam semesta
Dipancarkannya pikiran itu tanpa batas
Ke atas, ke bawah dan ke sekeliling.
Tanpa rintangan, tanpa benci dan permusuhan.

MENJAGA TOLERANSI

Assiry gombal mukiyo, 17 Juli 2015

Kita jarang sekali mendengar kisah Kanjeng Nabi Muhammad yang pernah mempersilahkan rombongan orang Kristen melakukan misa di Masjid Nabawi, sebagaimana juga kita jarang mendengar Umar bin Khatab yang sembahyang di pelataran gereja. Kita juga jarang mendengar jaminan Kanjeng Nabi Muhammad yang ditandatangani langsung oleh Nabi dan dikirimkan terhadap orang Kristen dan agama lain agar bisa hidup aman dan tentram tanpa diganggu.

Semua kisah-kisah tersebut adalah kisah sebenarnya yang hampir sama sekali kita tidak pernah mendengarnya dan justru kita sering mendengar para ustadz atau beberapa oknum habib yang berteriak-teriak menakuti non muslim, melarang pembangunan gereja, mengancam Ahmadiyah dan Syiah, bahkan mengkafirkan sesama muslim.

Agama itu berguna jika dia menjadi alat perekat kemanusiaan, bukan alat penebar kebencian. Agama itu tidak pernah mencapai tujuannya jika justru saling mengancam dan bersautan pedang. Adalah tugas umat beragama untuk kembali ke tujuan awal agama masing-masing. Yang Islam kembali ke rahmatallilalamin, rahmat bagi semesta. Yang Kristen kembali ke Cinta Kasih. Yang Hindu kembali ke Tri Hita Karana. Yang Buddha kembali ke 8 Jalan Kebenaran.

Mari kembali ke fitrah( iied Al Fitr), ke tujuan asal, ke sikap dasar. Perbedaan adalah fitrah adanya, perbedaan itu sudah sejak awal ada dan akan terus ada. Hal terindah yang harus kita lakukan adalah toleransi atas perbedaan-perbedaan itu. Tentu kita boleh saling mengingatkan atau berdiskusi atau bahkan mengkritik, tapi semua itu harus berdasarkan rahmatallilalamin, cinta kasih, tri hita karana, 8 jalan kebenaran. Karena di atas segala perbedaan itu, kita punya persamaan yang jauh lebih penting yaitu persamaan sebagai sesama umat manusia yang menempati planet indah bernama bumi yang harus kita jaga bersama dan kita rawat bersama.

Semoga semesta memberkati kita semua dan semua manusia hidup dalam satu cinta, cinta yang menyelimuti semesta raya.

10 ISTRI OC KALIGIS & 20 ANAKNYA.

Assiry gombal mukiyo, 16 Juli 2015

Saya kadang geli menyaksikan riuhnya negeri ini, kita sungguh -sungguh sangat menikmatinya. Seperti dikili-kili oleh sesuatu entah apa itu. Kita sangat suka dan begitu menikmati hobby kita yang rajin dan khusu'menggunjing, memperdebatkan, bahkan ada beberapa diantara kita yang menuding -nuding sinis dan mengatainya " Dasar tua bangka ngacengan". Lho katanya kita puasa. Yang puasa itu kita apa bulannya yang berpuasa?

Puasa ko ribut. Puasa ko justru belanja dan makannya semakin meningkat, acara cengengesan di TV juga makin marak, puasa ko syahwat menggunjingkan orang lain juga semakin tidak tertahan. Puasa cap apa ?

Mengenai OC Kaligis mau nikah berapapun hak beliau dan dia gentle mau mengakui semua pernikahan yang ada dan berani bertanggung jawab atas semuanya. kita tidak tahu dalam dan isi hati manusia, kita juga tidak tahu mengapa beliau menikah banyak meskipun dari sisi normatif sosial di negeri ini kurang wajar. Mungkin bagi yang melihatnya bakal mencibir namun belum tentu bagi anak dan istri beliau. Bisa jadi beliau adalah ayah dan suami yang hebat bagi istri-istri dan anak -anaknya, terlepas kasus suap sekarang yang menjeratnya. Mau jadi manusia bagaimanapun yang penting berani tanggung jawab apalagi laki laki.
Mending pak OC berisrtri banyak 'no gosip' daripada diluar istri satu saja "tengkarnya" jadi headline dan hotline bahkan mengalahkan berita politik.

Ini kan kasus mengenai suap yang dituduhkan ke dia, harusnya yang disorot dan dikupas ya disisi itu, mengenai beliau beristri 10 dan punya anak 20 apa urusannya dengan kita. Urusan pribadi beliau dengan Tuhan. Kita kadang berlagak sok lebih baik. Mengaku lebih mandiri dan agamis karena monogami, tapi sungguh alangkah tidak berbudayanya kita yang suka mengulik-ngulik urusan orang lain. Toh yang kasih makan dan mencukupi seluruh kebutuhan 10 istri dan 20 anaknya Pak OC bukan kita. Kenapa kita yang jadi pusing .

Iya mungkin dia kristen. Kalau di kristen ndak boleh poligami . Sedangkan dalam islam dipandang sunnah dengan maksimal 4 istri. Janganlah menjadi hakim bagi orang lain tanpa melihat diri kita sendiri.

Pernahkah terfikir oleh kita apa definisi baik dan buruk bagi manusia? Persepsi atau paradigma yang banyak dianut orang umumnya seperti ini : Baik adalah sesuatu yang sesuai dengan keinginan kita dan buruk adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita.

Kita menghujat keras OC. Kaligis, tapi diam -diam karena sebenarnya kita juga ingin sepertinya. Dia yang Tua, kaya raya dan juga dikelilingi 10 istri itu belum pacar dan lainnya.

Letak penolakan kita sebenarnya bukan karena memang kita ingin menunjukkan kebenaran dan kebaikan tapi karena didalam hati kita berkecamuk jutaan pertanyaan kenapa kok OC.Kaligis yang bisa menikah dengan 10 istri dan puluhan simpanan lainnya, kenapa saya yang perlente tidak bisa?

Inikan sama ketika Th. 1998 kita kompak mendemo suharto agar lengser keprabon dengan dalih dia korup dan sebagainya padahal setelah Suharto lengser justru kita lebih korup, dan lebih gila darinya.

Boleh jadi sesuatu yang kamu benci, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Q2: 216). Benarlah sudah hanya Tuhan yang punya hak untuk menghakimi karena kita manusia tidak ada yang sempurna. Hanya Tuhanlahlah yang maha sempurna itu.

LAILATUL QADAR KO DICARI

Assiry gombal mukiyo, 14 Juli 2015


Pemahaman dangkal kita yang gila harta tentang lalilatul qadar itu ya kalau tiba-tiba ada sekeranjang uang di rumah yang entah darimana datangnya stelah berdoa. Itu lho lailatul qadar.

Secera essensi lailatul qadar itu bisa terjadi kapan saja, dan pada malam apa saja. Karena lailatul qadar adalah sebuah titik yang dimensional Allah, yang dimana ketika manusia berusaha dengan sekuat tenaga untuk mendekat kepada titik tersebut, maka ia akan qabul, artinya Allah akan mengabulkan apa yang ia inginkan. Tidak harus "melek’an" semalaman untuk mendapatkannya. Tetapi hatimulah yang harus selalu melek kepada Allah.

Seringkali masalah kapan lailatul Qadar itu diperdebatkan.Bagi saya yang penting adalah beribadah (dalam arti sempit maupun luas) kapan saja, dimana saja dan kepada siapa saja berbuat baik tanpa melihat apapun baik agama, ras, warna kulit dan perbedaan budaya.

Saya sedikit berpikir nakal (melihat efek kabar tentang lailatul qadar dari para da'i di TV, ternyata membuat orang beribadah hanya pada waktu -waktu tertentu. Lha wong ibadah ko pilih-pilih waktu) hanya karena menduga -duga bahwa malam ini, dan malam itu adalah prediksi datangnya lailatul qadar. Celakanya dikhawatirkan Ibadah kita menjadi pamrih karena lailatul qadar bukan karena Allah. Padahal konteksny jelas carilah ridho Allah tentu Allah me-lailatul Qadarkan hidup kita, mensurgakan hidup kita. Mudah bukan?
Tapi kalau lailatul qadar yang kita kejar itu belum tentu kita dapat ridho Allah apalagi ko dapat Surga Allah.

Lailatul Qadar tidak perlu dicari. Tapi carilah rahmat dan ridhoNya dengan menyiapkan diri untuk mensucikan diri. Makanya kenapa peristiwa malam isra mi'rajnya kanjeng Nabi itu dalam Quran Surat Bani Israil ayat pertama berbunyi “Subhannaladzi asro bi’abdihi artinya maha suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya di malam hari.

Apakah dalil perjalanan di malam hari itu hanya dikhususkan untuk peristiwa Isra’ Mi’raj Kanjeng Nabi saja? Dalam suatu hadist qudsi pernah diriwayatkan bahwasanya sesungguhnya setiap muslim yang taat pada saat menjalani sholat lima waktu berarti sedang menjalani isra’ mi’rajnya kepada Allah, dalam pengertian khusus tentunya. Apakah dengan demikian dapatlah dikatakan setiap muslim juga menjalani perjalanan di malam hari di setiap keseharian hidupnya? Hidup adalah sebuah perjalanan di malam hari.

Maka teramat logis juga di penghujung Surat Al Qodar, Allah menitahkan“Salaamun hiya hatta math’lail fajr”. Semoga engkau selamat hingga menjelang fajar. Bukankah ini mengindikasikan bahwa Tuhanpun bahkan mendoakan hambanya agar dalam menjalani perjalanan malamnya dapat melewatinya dengan selamat hingga terbitnya fajar menuju kehidupan di siang hari. Artinya ketika Manusia melewati kubangan dan dosa yang menggelapi hidupnya niscaya Tuhan selalu merahmati dengan cahaya hidayah agar mampu dan sanggup melewati malam mrnuju fajar ( hijrah ilallah) menuju terang benderang cahayaNya( kesucian).

Pertanyaannya, Apakah kita bersedia menerima lailatul Qadar itu sehingga sanggup meninggalkan segala nafsu yang me-lail-kan (menggelapkan) jiwa kita.

Sesungguhnya yang sepenuhnya harus kita urus dalam ‘menyambut’ Lailatul Qadar adalah Reciever Spiritual kita sendiri untuk mungkin menerima Lailatul-Qadar. Kesiapan Diri kita. Kebersihan Jiwa kita. Kejernihan Ruh kita. Kepenuhan Iman kita. Totalitas iman dan kepasrahan kita. Itulah yang harus kita maksimalkan.

Lail yang berarti malam gelap atau sepi, dimana seorang hamba bisa menyepikan hatinya, mensunyikan hatinya dari pengaruh-pengaruh makhluk sehingga hatinya benar-benar bersih hanya memandang Sang Pencipta, maka saat itulah hakikatnya lailatul qodar. Karena dia lebur kedalam kemuliaanNYA. Saat kegelapan hatinya dicahayai oleh Nur Sang Hyang Perkasa.

Kalau lampumu tak bersumbu dan tak berminyak, jangan bayangkan api. Kalau gelasmu retak, jangan mimpi menuangkan minuman. Kalau mentalmu rapuh, jangan rindukan rasukan tenaga dalam. Kalau kaca jiwamu masih kumuh oleh kotoran-kotoran dunia, jangan minta cahaya akan memancarkan dengan jernih atasmu.

Jadi, bertapalah dengan puasamu, bersunyilah dengan i’tikafmu, mengendaplah dengan lapar dan hausmu. Membeninglah dengan rukuk dan sujudmu. Puasa mengantarkanmu sesungguhnya menjauhkanmu dari kefanaan dunia, sehingga engkau mendekat ke alam spiritualitas. Puasa menanggalkan barang-barang pemberat pundak, nafsu-nafsu pengotor kalbu yang bertumpuk -tumpuk penuh syahwat, serta pemilikan-pemilikan penjerat kaki kesurgaanmu untuk kita lailatul Qadarkan. Sehingga Para Malaikat diturunkan dan bersemayam ikut menuntun kalbu dan langkah kita menuju Tuhan dengan ridha dan di ridhoi ( radhiyyatan mardhiyyatan).

Dengan demikian derajat hidup kita disisi Allah lebih berharga dan lebih baik dari seribu bulan bahkan jutaan bulan sekalipun.

ANGEL

Assiry gombal mukiyo,12 Juli 2015


Kamu sexy
kata kelaminku.

Kamu cantik
kata mataku.

Kamu wangi
kata hidungku.

Kamu merdu
kata telingaku.

Kamu lembut
kata kulitku.

Kamu dipuji
semua inderaku.

Kecuali oleh hati
yang tak melihat indah hatimu,

kecuali oleh nurani
yang tak melihat selaksa baikmu.

Diam -diam aku benamkan seluruhMu
Tanpa aku sendiri ketahui.

Illustrasi:
Karyaku yang berjudul " Angel"
saat pameran di Kampus Universitas Muria Kudus (UMK Kudus ) 2012.

MEMAKMURKAN MASJID DENGAN ORNAMEN DAN KUBAH GRC

Assiry gombal mukiyo, 12 Juli 2015





CV.Assiry Art adalah kendaraan Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi Al Quran yang ikut andil dalam menebarkan virus- virus kaligrafi di Indonesia dan manca negara. Berbagai bahan dan media yang sudah ditangani. Sejak 2003 CV.Assiry Art mencoba peruntungan bisnis dengan menggunakan bahan GRC untuk pembuatan motif ukiran, baik kerawangan maupun masif. Disamping itu CV.Assiry Art juga mulai menerima order membuat Kubah GRC satu paket dengan kaligrafi interior dan eksterior kubah.

GRC adalah singkatan dari Glassfibre Reinforced Cement, dimana pengertiannya adalah sebuah produk precast / pracetak dari beton yang di-mixed dengan serat fiberglass. Keuntungan produk GRC adalah lebih ringan di banding dengan produk beton pracetak pada umumnya dan bisa dibuat lebih tipis sebagai papan GRC / GRC board atau panel GRC.

GRC adalah produk rekayasa sebagai pengganti produk-produk sejenisnya. Karena dapat diaplikasikan untuk menutup dinding/bangunan lama dan atau bangunan baru. GRC memiliki ketahanan terhadap cuaca atau suhu tertentu karena mengandung serat alkali resisten. GRC memiliki ukuran yang sangat presisi karena menggunakan moulding satu jenis sesuai desain yang diinginkan. Cetakan GRC dapat dibuat dengan Material antara lain: Triplek, Resin, Karet, dan GRC itu sendiri.Pelaksanaan pekerjaan GRC dapat dilakukan dengan waktu yang singkat dan lebih cepat dibanding material sejenisnya. Penginstalan GRC dapat dilakukan dengan sistem pengelasan, fiser, dan menggunakan material-material lain sebagai pendukung seperti Dynabolt, Braket atau Rangka siku, Besi Pipa atau bisa disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Produk-produk grc yang di buat CV. Assiry Art antara lain :
Kubah/Dome (Polos & Motif), Ceilling/Plafon (Polos & Motif), Cover Coloumb Listplank ( Polos & Motif), Clading Dinding ( Polos & Motif), List Profil, Sopi-sopi, Pot Bunga, Canopi, Juga Mengerjakan GRC Board, Kalsiplank Polos dan Motif Kayu Jati.

Keunggulan produk GRC :
-Mampu memproduksi bahan-bahan yang rumit.
-Bisa dicetak dalam bentuk apapun
-Ringan dan mudah dalam pemasangan
-Dapat mengurangi beban pada konstruksi gedung
-Tahan terhadap api dan perubahan cuaca
-Tahan lama serta mudah dalam pemeliharaan.
-Ideal untuk membuat profile atau ornament yang bergaya klasik atau maroko yang menggunakan full ornamen arabic art.

Bahan baku yang digunakan adalah:
- SERAT FIBER : jenis alkali-resistant dengan kadar zirkonia (Zr02) yang tingggi. Berbentuk panjang seperti tali, yang pada waktu proses penyemprotan serat tersebut akan terpotong-potong sepanjang 18 – 36 mm. serat fiber yang kami gunakan adalah Roving Spry Up 2400 Tex ex. Taiwan.
Komposisi pemakaian serat fiber adalah 5% dari bobot GRC/m2.
SEMEN: Semen yang digunakan adalah portland biasa seperti disyaratkan oleh beton atau PBI TYPE 1971. Untuk sement yang biasa digunakan oleh CV.Assiry Art adalah semen gresik dan tiga roda..,
PASIR: Pasir yang digunakan adalah pasir galunggung yang bersih, kering dan keras, berfradasi 150 mikron sampai 1,2 mm. dengan persyaratan lumpur organik > 0,5%, silika > 96%, larutan garam < 1% dan kelembaban < 2%.,
AIR: Air dengan syarat bersih, tidak mengandung lumpur dan setara dengan air yang digunakan untuk adukan beton.
================================================================
Illustrasi:
Karya -karya CV. Assiry Art dari bahan GRC baik motif maupun kubah.

Jumat, 10 Juli 2015

TAUHID & SENI

Assiry gombal mukiyo, 09 Juli 2015

Kata “Tuhan” adalah istilah yang menyimbolkan Wujud Mutlak, Sempurna, Hidup, dan Berdiri Sendiri( Qiyaamuhu binafsihi) hanya kepada Allah Rabbul ‘Alamin semua wujud nisbi bergantung.

Allah adalah Rabb, Maha pengelola Kehidupan, Yang Menyediakan semua rezeki sebagai fasilitas bagi seluruh manusia, dan yang Maha Mampu Membentuk (al-Mushawwir) lewat sunnatullah-Nya.

Allah adalah Tuhan/ Ilah yang—mau tak mau—seluruh makhluk harus menyembahnya, memujinya. Dia adalah Tuhan yang memberi sanksi, pidana, dosa dan pahala, tempat berlindung serta harapan ampunan dan pertolongan.

Allah adalah subjek satu-satunya yang tak pernah dapat diobjekkan. Bagaimana akal yang super jenius dapat memberikan gambaran bentuk zat-Nya, sementara Dia yang menciptakan akal. Maka dari itu, Allah tak dapat dilihat, dikenal, dicari, dibayangkan, ataupun dinyatakan. Tak kan ada pola yang nisbi bagi-Nya di alam ini. Fikirkanlah apa yang telah Allah ciptakan jangan memikirkan dzat maupun bentuknya ( Tafakkaruuu bikhalqillahi wala tafakkaru bidzatillahi).

Allah selalu luput dari verba pasif makhluk-Nya. Adapun seni, merupakan manifestasi keindahan yang lahir melalui kreativitas sadar manusia. Produk keindahan yang tidak disadari tidak dinamakan berkesenian.
Adapun hakikat keindahan adalah manifestasi sifat Jamaliyah Allah yang permanen dalam setiap wujud ciptaan-Nya. Segala sesuatu tampil dalam keindahan yang unik. Seperti inilah Allah Yang Maha Indah dalam mencipta dan mencinta keindahan. (Innallaha jamiilun yuhibbu al jamal).

Boleh jadi keindahan yang dimaksud disini tidak terbatas. Akan halnya perdamaian, suka cita, alam nan elok, lukisan/rupa yang begitu mengagumkan, dan segala yang mencitrakan energi positif.
Hakikat keindahan Allah adalah manifestasi sifat Jamaliyah Allah tak terbatas, dan memiliki energi positif bagi manusia.

Meskipun seni bersifat subjektif, seni memiliki nilai universal sehingga dapat diamati dan direspon oleh segenap manusia yang berbeda etnis dan background kehidupannya. Karena corak seni dan mekanismenya berada di alam kehidupan yang melibatkan semua bangsa. Belum tentu menurut orang indahnya suatu objek adalah indah bagi dirinya sendiri.

Seni juga memiliki daya untuk menggerakkan semangat manusia, membakar amarah, membuai hati ke alam nyata yang tak berwujud dan mampu melenakan. Oleh karenanya, sebagian orang mengharamkan seni, sebab seni mampu “menyihir” siapa saja tanpa pertimbangan baik dan buruknya. Untuk itulah mengapa kita memilah milih mana saja seni yang memberikan maslahat, dan yang mudharat untuk ditinggalkan.

Inilah yang dimaksud bahwa seni itu bebas nilai, tergantung bagaimana kita mengemas dan meletakkannya pada koridor tertentu.

Karena seni itu bebas nilai, maka Allah Rabbul ‘Alamin memberikan rambu-rambu kehidupan bagi manusia walaupun tidak ada nahs al-Quran dan Hadits. Cukup dengan hujjah, bahwa seni yang membawa maslahat bagi budaya dan eksistensi manusia tanpa nilai jorok dan negatif lah yang diperbolehkan.

Disamping membawa maslahat, patut kita sadari peranan seni tidak pernah lepas dari agama. Seni selalu dikendarai oleh agama dan filsafat untuk mengarahkan gaya hidup manusia agar berbudi luhur. Salah satu contohnya adalah penyebaran agama Islam melalui tradisi wayang oleh Sunan Kalijaga terhadap orang Jawa beberapa abad lalu. Beliau menyusupkan nilai-nilai ke-Tuhan-an, keteladanan dan akhlak melalui seni ini, agar masyarakat Hindu pada waktu itu memiliki kesadaran untuk konversi ke agama Islam.

Contoh lainnya adalah kisah perwayangan Mahabrata, Ramayana, yang diakui oleh umat Hindu mengandung ajaran agamanya. Teater Yunani, Opera, patung-patung di Gereja dan Vihara, nyanyian suci, tarian sufi, tarian bangsa Inca dan Maya, Matsnawi Rumi, Qasidah dan Qiraat al-Quran adalah contoh-contoh lainnya.
Seni sebagai mediasi dalam menyampaikan ajaran agama.

Jika saya bertanya kepada anda "Apakah Allah itu Maha Seni?" Tentu anda akan menjawab " Iya Allah adalah Maha Seni. Allah telah memberikan sinyalemen ini dalam al-Quran dengan nama-Nya yang agung, "Al-Mushawwir al-Kholiq. Jadi, seninya Allah itu adalah “Seni Abadi”—sebagaimana yang telah dipaparkan diatas—yang telah berhasil menjadi ujung tombak ajaran tauhid.

Jika kita museumkan ideologi agung ini, kita harus siap dengan penggantinya yang memadai buat selera jaman. Namun, satu hal yang mesti kita camkan; tiada keabadian dalam hasil kreativitas seni tanpa konsep akurat yang melatarbelakanginya.

Kretivitas positif yang dihasilkan para seniman seharusnya membawa misi maslahat, dan kemaslahatan yang terkandung itu merupakan amal saleh yang tidak diragukan lagi nilainya. Tapi, amal saleh—kreativitas, atau yang biasa disebut dengan perbuatan baik—dalam pandangan akal manusia belum tentu dapat sampai ke hadirat Ilahi tanpa ruh, dan ruh seni itu adalah ikhlas.

Keihklasan kita yang mampu memi'rajkan imaji tanpa batas yang terbang menuju puncak keindahanNya.
Meskipun ikhlas telah memberikan sayap kepada amal saleh untuk terbang kepada hadratullah, ia belum mendapatkan tanggapan yang berupa balasan (jaza’) dari Rabbul ‘Alamin kalau tanpa kiblat. Dan kiblat amal saleh adalah mardhotillah. ( Irjii ila rabbiki radhiyatan mardhiyyatan).

Dengan ideologi bersenian ini, maka sampailah kita kepada "kalbu agama" yang disebut dengan Samudera Tauhid. Sungguh, sangat nikmat dan elok melihat keagungan dan keindahan ciptaan Allah. Dan dengan inilah maka Allah dapat dibuktikan bahwa Dia ada dengan ketiadaannya (wujuduhu ka’adamihi).
Wallahu a’lam bisshowwab.

Secercah binar ramadhan 1436 H. yang ke 23/ 9 juli 2015.
Arjuna Rest n Assiry Gallery.

ISLAM NUSANTARA

Assiry gombal mukiyo, 09 Juli 2015

Gejala cukup mengkhawatirkan keberagamaan di Indonesia sekarang ini adalah gejala puritanisme. Celakanya ini tidak hanya terjadi di agama Islam, tapi juga di agama Hindu, konghucu dan Kristen.
Yang beragama Islam berlomba-lomba menjadi kearab-araban, dan lambat laun meninggalkan Islam nusantara yang lebih fleksibel dan sinkretis. Padahal Islam nusantara inilah yang bisa menjadi alternatif dari Islam gersang dari Arabia yang menjadi momok kemanusiaan dengan menjadikan Islam sebagai agama anti seni, anti kemajuan, sekaligus anti emansipasi perempuan.

Yang beragama Hindu juga berlomba-lomba menjadi keIndia-indiaan, padahal Hindu nusantara yang sinkretis adalah peradaban indah yang sedikit banyak menetralisir kejahatan Hindu India. Hindu nusantara yang toleran dan bahkan sinkretis dengan Buddha dan budaya lokal telah menjadi kekuatan kejayaan masa lalu nusantara.

Yang beragama Kristen pun sama, bertaburan Kristen-Kristen fundamentalis yang anti sosial dan membentuk enklave-enklave yang tercerabut dari keseharian masyarakat kebanyakan seperti Mawar Sharon, Bethany, Pentakosta, dsb. Padahal Kristen Nusantara seperti Katolik Jawa atau Protestan Batak yang menyatu dengan adat adalah alternatif jauh lebih baik dari puritanisme global perkotaan.

Gejala puritanisme ini juga menggerogoti toleransi antar umat beragama, dimana masing-masing agama semakin menjauhkan diri dari matriks-matriks pertemuan peradaban dengan agama lainnya. Apalagi sejatinya , Kristen itu bukan Barat, Hindu itu bukan India, sebagaimana Islam juga bukan Arab. Sayangnya orang Indonesia sudah mulai lupa bahwa agama itu output, bukan input. Agama itu perilaku, agama itu predikat bukan obyek. Agama itu mestinya membantu budaya, bukan budaya tunduk pada agama.

Beberapa bulan terakhir kita menjadi seperti seekor anak yang kehilangan induknya, menjadi bingung dan menganggap ada aliran baru lagi dalam islam. Istilah "islam nusantara" menjadi polemik dan perdebatan panjang bahkan beberapa diantara orang islam sendiri mencoba menolak keras dengan menganggap islam nusantara sebagai momok baru bagi islam itu sendiri.

 Menurut saya Islam Nusantara bukan merupakan sinkretisme agama yang mencampuradukkan berbagai keyakinan. Islam Nusantara merupakan ajaran Islam yang menyadari bumi tempatnya berpijak. Artinya, ajaran Islam tidak menyingkirkan tradisi yang sudah ada di Nusantara sepanjang jelas-jelas tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Islam melebur dengan budaya tersebut karena pendekatan dakwah di Nusantara ini pendekatan budaya, bukan senjata seperti di Timur Tengah. Di Nusantara, (pendekatannya) dilandasi oleh pergaulan baik, akhlak mulia, dan budaya. Ini yang sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Berbeda di negara timur tengah yang berdakwah dengan cara-cara kekerasan sehingga menjadi preseden buruk bagi islam yang rahmatan lil'alamin.

Pemahaman Islam yang ramah, sejuk, dan peduli pada kebenaran dan keadilan sangat kontekstual dengan kondisi Indonesia saat ini. Terlebih di tengah menyebarnya paham radikal yang menganggap ajaran yang mereka pegang yang paling benar sehingga menganggap pemahaman Islam di luar pandangan mereka salah bahkan beberapa kelompok minoritas berani menghukumi kafir.

Padahal jika kita menilik kembali kisah perjuangan dakwah Nabi SAW. Ajaran Rasulullah bisa diterima karena akhlak dan penyampaiannya yang santun. Jika saat itu Nabi mengkafir-kafirkan Qaumnya yang jelas kekufurannya tentu hanya Nabi SAW.yang Islam.

Begitu juga ketika Para pendakwah ( Wali songo) 400-500 th silam menuding-nuding penduduk nusantara dengan predikat sesat, kafir dan semacamnya tentu islam tidak akan pernah ada di Nusantara ini. Untungnya Para Wali songo mengikuti jejak dan ittiba'kepada Rasulullah Muhammad SAW, dalam berdakwah dan menebarkan islam tidak "murah" menebar kata bidah, sesat dan kafir apalagi menghalalkan darah untuk ditumpahkan hanya karena perbedaan ideologi dan keyakinan.

Islam terbentur di jidat hitam dan celana cingkrang. Islam hanya simbol di surban dan peci. Islam bukan lagi menjadi "oase" di hamparan padang tandus kehidupan.Na'udzu billahi min dzalik.

BOLEHNYA MENGHIAS KALIGRAFI MASJID

Assiry gombal mukiyo, 08 Juli 2015




Perlu kiranya saya "tabayyun" atau memperjelas kembali dengan banyaknya pendapat dibeberapa media cetak dan online /website yang melarang atau mengharamkan mendekorasi atau membuat hiasan kaligrafi dimasjid. Mari kita luruskan mindset kita tentang apa itu iluminasi/hiasan atau kaligrafi masjid sebagai bagian terpenting dari arsitektur Masjid itu sendiri.

Meskipun memang masalah menghias masjid pernah juga diperselisihkan para ulama di masa lalu. Namun perselisihan mereka berangkat dari kenyataan bahwa hiasan itu sangat mahal, karena terbuat dari ukiran kaligrasi dan aksesorisnya yang terbuat dari emas dan perak. Sehingga para Ulama mengambil hukum haram karena termasuk bermegah -megah dalam urusan Masjid adalah haram.

Berbangga-bangga dengan cara seperti inilah yang pernah dikecam oleh sahabat Anas bin Malik Al-Anshoriy -radhiyallahu anhu- ketika beliau berkata,
يَتَبَاهَوْنَ بِهَا ثُمَّ لاَ يَعْمُرُوْنَهَا إِلاَّ قَلِيْلاً
“Mereka berbangga-bangga dengan masjid-masjid, lalu mereka tidak memakmurkannya, kecuali jarang.” (HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya secara mu’allaq dengan shighoh jazm: Kitab Ash-Sholah; bab (62): Bun-yan Al-Masjid (hal. 97), cet. Darul Kutub Al-Ilmiyyah, 1428 H)

Adapun hiasan yang biasa kita lihat di masjid-masjid di sekeliling kita ini, tidak lain hanya terbuat dari cat tembok. Indah memang, tetapi hanya imitasi belaka. Bukan emas dan perak seperti di masa lalu. Kalau hanya berupa kaligrafi dengan cat tembok, rasanya tidak ada nash yang secara langsung melarangnya. Sebaliknya, bila hiasan itu sampai menghabiskan dana yang teramat mahal, karena harus menghabiskan emas berton-ton, tentu haram hukumnya.

Apalagi mengingat bahwa masjid nabawi di masa Rasulullah SAW itu sangat sederhana. Hanya sebagiannya yang beratap, itupun hanya berupa daun kurma. Alasnya bukan marmer, tetapi tanah atau pasir. Tiangnya bukan beton tetapi hanya batang-batang kurma. Dan hal itu terjadi hingga masa Al-Khulafa’ Ar-Rasyidun. Barulah pada masa khilafah Al-Walid bin Abdil Malik, masjid-masijd dihias, yaitu dengan ukiran kaligrafi dari emas dan perak.

Realitas ini kemudian disimpulkan oleh sebagian ulama sebagai isyarat tidak bolehnya kita menghias masjid dengan hiasan yang mewah. Bahkan oleh sebagiannya dianggap bid’ah, buang harta dan haram. Namun masalah ini memang sejak awal termasuk masalah khilaf pada fuqaha. Bahkan ke-empat imam mazhab utama pun tidak seragam pendapatnya.

Al-Hanafiyah beranggapan bahwa tidak mengapa untuk menghias masjid dengan beragam ukiran dan kaligrafi. Asalkan bukan pada bagian mihrabnya. Alasannya, agar orang yang shalat tidak terganggu konsentrasinya. Yang dimaksud ukiran di masjid adalah membuat hiasan dengan tatahan emas atau perak.
Namun bila dana yang digunakan untuk hiasan itu berasal dari harta waqaf secara umum yang niatnya untuk masjid, menurut beliau hukumnya haram. Jadi yang boleh adalah harta dari seseorang yang niatnya memang untuk keperluan perhiasan itu.

Al-Malikiyah memakruhkan penghiasan dinding masjid, termasuk atapnya, kayunya dan hijabnya, bila hiasan itu terbuat dari emas atau perak dan bila sampai mengganggu konsentrasi para jamah yang shalat. Namun bila hiasan itu di luar apa yang disebutkan, tidak ada kemakruhannya.

Mazhab As-Syafi’iyah sebagaimana yang disebutkan oleh Az-Zarkasyi mengemukakan bahwa mengukir masjid itu hukumnya makruh, terutama bila menggunakan harta waqaf yang diperuntukkan buat masjid secara umum. Sebab harta waqaf buat mereka tidak boleh diubah pemanfaatannya begitu saja.

Al-Hanabilah adalah satu-satunya mazhab yang tegas mengharamkan penghiasan masjid. Buat mereka, bila masjid sudah terlanjur dihias dengan emas dan perak, wajib untuk dicopot.

Pendapat mereka ini dikuatkan juga dengan hadits berikut:
لا تقوم الساعة حتى يَتَباهَى الناس في المساجد
Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali orang-orang berbangga-bangga dengan masjid. (HR. Ahmad dan Ashabussunann kecuali At-Tirmizy)

Para ulama banyak yang memaknai sabda Rasulullah SAW tentang berbangga-bangga dengan masjid ini sebagai bentuk penghiasan masjid dengan ukiran/kaligrafi emas dan perak pada dindingnya. Dan oleh sebagian ulama dijadikan sebagai isyarat tidak bolehnya kita menghias masjid dengan hiasan yang mewah.
Jadi barangkali para takmir di masjid cenderung kepada pendapat mazhab Hanabilah yang secara tegas mengharamkan penghiasan masjid maka

Mohon untuk dikaji kembali pendapat Ulama tersebut atas substansi pengharaman terhadap hiasan ataupun kaligrafi itu.

Meskipun sesungguhnya konteks yang diharamkan di masa lalu adalah hiasan yang terbuat dari emas dan perak yang berlebihan dan bahkan cenderung bermewah -mewahan.Sedangkan yang bukan terbuat dari emas dan perak, tidak menjadi masalah.

 Namun demikian Muhammad Abduh salah seorang ulama kontemporer justru mengatakan "jika memang niatnya untuk mengagungkan Al Quran yang memang jelas keagungannya maka wajib hukumnya menghias ayat Al Quran dengan emas dan perak, karena tidak ada satupun yang sanggup menyamai keagungan dan kemuliaan Al Quran meskipun emas dan perak sekalipun".

Letak pelarangan oleh para Ulama itu atas hiasan yang terbuat dari emas dan perak tersebut karena dikhawatirkan timbul kesenjangan sosial dan bermewah -mewah yang cenderung berlebihan.Jika kita perhatikan masjid Al-Haram Makkah dan Al Munawwarah Madinah , di mana keduanya dihias dengan marmer yang pasti harganya sangat mahal. Disetiap dinding dihiasi ornamen kaligrafi juga tidak luput dari sentuhan cita rasa seni hias yang adiluhung.

 Bahkan setiap lekuk kubah dan cincinnya dihiasi tulisan kaligrafi dari ayat -ayat Al Quran yang apik oleh Kaligrafer masyhur Syafiquzzaman Mesir. Syafiq Al Khatthath begitu ia dikenal pernah memenangi berbagai hadiah dalam Kompetisi Kaligrafi tingkat Internasional di Istanbul, Turki dan merengkuh banyak piala dari berbagai kompetisi yang dia ikuti ditingkat dunia. Ratusan orang Arab dan orang Turki bahkan mendapuk Safik sebagai 'guru besar' dalam urusan kaligrafi.

Sungguh menakjubkan bahwa Safik belajar kaligrafi secara otodidak dan menyebut dirinya sebagai sosok yang banyak terinspirasi dari kaligrafer legenda abad ke-20, Ustadh Hamid Al-Amidi Al Khatthath.
Bahkan Menurut Syafik, dunia kaligrafi tidak akan pernah pudar. Dia juga mengatakan telah menemukan kedamaian saat menulis kaligrafi di Masjid Nabawi dan tidak dapat menemukan kedamaian itu ditempat lainnya.

Demikian juga Ka’bah al-Musyarrafah yang dihias dengan kaligrafi indah terbuat dari benang emas dan kain sutera. Sementara umumnya mufti dan penduduk Saudi Arabia adalah pemeluk mazhab Al-Hanabilah. Belum pasti, apakah mereka diam saja karena takut atau setuju.

Tapi sekali lagi, masalah ini memang merupakan perbedaan pendapat di kalangan para ulama, baik di masa lalu maupun masa sekarang ini. Kita tidak perlu terperosok pada perdebatan panjang masalah ini, karena masing-masing punya dalil yang mereka yakini kebenarannya.

Bahkan ada yang lebih ekstrim lagi, soal kaligrafi “Muhammad”, ada pendapat Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin: “Membuat tulisan seperti ini (kaligrafi ) adalah tidak benar, karena perbuatan ini telah menjadikan Nabi Saw sebagai tandingan bagi Allah dan sesuatu yang menyamai-Nya. Jika ada orang yang melihat tulisan ini –sedang ia tak tahu yang punya nama– maka pasti orang ini akan meyakini bahwa keduanya (Allah dan Muhammad) adalah sama dan semisal.” Beliau menambahkan bahwa menggabungkan nama Allah dan Muhammad bisa mengantarkan kepada kesyirikan. Apalagi jika kaligrafi itu di arah kiblat, hingga jamaah shalat terkesan rukuk dan sujud menghadap kedua nama itu. Hal itu berisiko “menyamakan” Allah dan Rasulullah Saw.

Hemat saya, pengurus masjid yang memasang kaligrafi Allah dan Muhammad seperti yang disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al -Utsaimin, tentu tidak bermaksud dan bertujuan membandingkan keduanya, apalagi berniat dan bertujuan untuk menyamakan Nabi Muhammad dengan Allah, sehingga hal inipun tidak bisa dikategorikan syirik dan sholat di masjid tersebut sah.

Simpulan:
- Membuat hiasan /Kaligrafi di masjid boleh dengan catatan tidak bermegah -megah dengan menggunakan bahan yang mewah ( emas dan perak) yang berlebihan sehingga menimbulkan ketimpangan sosial.
-Haram menghias Masjid menggunakan harta wakaf Masjid.
- Menempelkan Kaligrafi Allah Muhammad juga boleh dan hal itu tidak bisa dikatakan atau dihukumi Syirik karena memang essensi niatnya bukan untuk menandingkan antara Asma Allah dan Muhammad.
-Hiasan ataupun kaligrafi boleh dibuat dengan catatan tidak mengganggu konsentrasi jamah yang sedang sholat. Untuk itu perlu diperhatikan bagi Para Kaligrafer agar lebih jeli dan memperhatikan posisi dan porsinya saat menghias tempat mihrab dan dinding Masjid sehingga tidak menimbulkan kesan berlebihan yang mengakibatkan mengganggu konsentrasi para Jamaah Sholat.

Illustrasi:
-Indahnya ornamen hias dan goresan ayat -ayat Al Quran oleh kaligrafer Masyhur Syafiquzzaman di Kubah dan dinding Masjid Al Munawwarah Madinah.
-Moleknya karya Santri -santri PSKQ Modern yang tergabung dalam CV.Assiry art pada kubah Masjid Madaniyyah Mamuju Utara diameter 18 meter dan Masjid Al ihsan diameter 7 meter, Nunukan Kaltra. 2015.

Sabtu, 04 Juli 2015

ATAS KERUDUNG BAWAH WARUNG

Assiry gombal mukiyo, 04 Juli 2015

Fenomena banyaknya wanita berkerudung yang mengkhianati tujuan dari essensi yang sesungguhnya. Berkerudung tapi masih terus melakukan korupsi, selingkuh, bersuami beberapa orang( polyandri), dan sebagainya menunjukkan bahwa kesalehan eksterior seseorang ternyata memang tidak berkaitan dengan kesalehan interior.

Orang baik tidak cukup dilihat dari pakaiannya, tapi dari perbuatannya. Jangan terpaku pada penampakan luar dan mengesampingkan yang lebih esensial yaitu attitude dan akhlaq ( moral). Bukan berarti saya anti kerudung. Sehingga membolehkan para muslimah berpakaian ketat dan membuka aurat.

Ketika Tuhan menurunkan ayat tentang perintah berhijab itu tujuannya adalah agar para wanita bisa menutup auratnya sehingga menjadi pribadi yang terjaga dan terlindungi dari dosa.Kita juga tidak hanya mementingkan kulit daripada isi, mementingkan yang remeh meninggalkan yang inti, mementingkan ritual diatas substansi.
sekarang ini pemakaian jilbab lebih mementingkan esensi pergaulannya belaka. bukan karena rahmatan lil alamin..."ndak enak sama temen-temen di kantor karena mereka berjilbab semua..." dan sejuta alasan lainnya. Akibatnya mereka menutup aurat tapi dengan gaya "berjilbab gaul" atau yang terkenal dengan jilboob, sehingga tampaklah sesuatu yang semestinya harus ditutup. Belahan payudara kemana-mana, pakai baju lekbong, celana super pendek dan ketat kalau duduk bokongnya yang super biar terlihat. Ketika sadar ada pemuda yang "melototin" kemudian marah -marah " ngapain mata lo lihat -lihat?".....

Jika pemuda itu adalah saya tentu akan saya jawab " Yah salah sendiri dibuka kalau ditutup kan ndak mungkin saya ngelihat, kalau nglihat sekali itu namanya anugerah tapi kalo berulang kali baru dosa makanya saya nglihatnya sekali aja tapi pake lama !".

Perintah Tuhan sebenarnya sudah jelas ko yakni menutup aurat bukan membungkus aurat sehingga terlihat lekuk tubuhnya.Kadang kadang saya bingung dengan pendapat 'jilbab itu kewajiban.. Selingkuh, korupsi dan semacamnya itu tergantung pribadinya.

Sehingga yang terjadi adalah berarti setia, tidak mencuri, tidak korupsi, itu bukan kewajiban?
Sebenarnya prioritas mana yang lebih didahulukan, moral kah atau cara berpakaian ? Bukankah lebih baik, perbaiki dulu moral kita baru bicara tentang pakaian. Yang tidak berkerudung bisa menghormati yang berkerudung dan yang berkerudung semoga bisa semakin menjadi muslimah yg baik dan terus memperbaiki diri tanpa harus"menyampahi" muslimah lainnya yang tidak berkerudung.

Semoga kita semua tidak hanya pandai mencela...tapi juga semakin cerdas membantu bagaimana cara memberi pencerahan pada yang masih buram.
Aamiin...

MARI MENGAJAK BUKAN MENGEJEK YANG HOMOSEKS

Assiry gombal mukiyo, 03 Juli 2015

Dilegalkannya Homo Seks dan lesbian di Amerika dan negara -negara lainnya menjadi isu paling panas beberapa minggu ini membuat MUI ( majlis Ulama Indonesi) mengeluarkan jurus fatwa yang isinya menghukum mati untuk pelaku Homo Seks dan Lesbi.

Akan sangat menarik jika kita bahas dan kita cermati atas fatwa MUI itu.MUI mengutip ayat Al Quran dan hadits yang menurut tafsirannya menunjukkan betapa Allah membenci homoseksualitas.

Saya tidak menganggapa MUI adalah wakil Tuhan. Beberapa fatwa yang menurut saya terlalu berani artinya tidak memikirkan dampak lainnya yang akan ditimbulkan dengan adanya fatwa tersebut. Saya menganggap apa yang difatwakan MUI itu hanya wacana bukan sebagai legalitas dari Tuhan.

Tentu hal itu baik-baik saja. Meskipun saya mungkin tidak setuju dengan isi dari fatwa tersebut. Namun itu tidak jadi masalah. Menurut hemat saya kalau tidak bisa mengajak mbuk ya ndak usah mengejek, kalau ndak bisa memperbaiki ndak usah juga menambah kerusakan.

Yang jadi masalah adalah Jika karena keyakinan kita bahwa homoseksualitas/lesbi itu adalah haram, lantas mereka yang meyakininya berhak mengusir, melarang, menyerang, bahkan membunuh dan menghilangkan nyawa seseorang yang lesbian atau homo, maka yang terjadi adalah tindakan main hakim sendiri dimana -mana. Misalnya Kaum waria yang dikejar-kejar kaum yang mengira diri mereka manusia paling taat beragama di dunia. Atau para penggila lesbi ini dilempari batu dan dibakar hidup -hidup sampai mati, apa dengan cara seperti itu kita menghukumnya di Negeri ini yang jelas tidak berazazkan Islam tapi Pancasila.

Pertanyaannya: kalaulah seseorang itu homoseksual, kenapa yang lain harus marah?
Kalau sebagian memang menganggap itu haram menurut agama, ya nyatakan saja haram, nyatakan saja memang itu dibenci Tuhan. Kita berusaha memandang mereka dengan kasih- sayang sebagai makhluk Tuhan. Bukankah nabi mengajarkan kita untuk berdakwah dengan bijaksana dan dengan nasehat yang baik( ud'u ila sabili rabbika bi al hikmah wa al mauidhati al hasanah). Intinya ajaklah mereka keluar dari kegelapan (mina addzulumati ) menuju cahaya Tuhan ( ila annur). Apa istemewanya ustaz -ustaz dan kiyai yang hanya berdakwah di dalam masjid yang memang semua jamaahnya sudah baik. Berdakwah itu artinya menyeru dan mengajak kejalan Allah. Yang diajarkan Nabi itu kewajiban untuk mengajak orang yang tidak maupun yang belum baik menuju kebaikan. Soal yang diajak mau apa tidak itu bukan kewajiban kita apalagi ko sampai memaksa. Itu yang tidak dibenarkan.

Kalau sebagian menganggap bahwa homoseksual itu dikutuk Tuhan, ya biarkan Tuhan yang nanti menghukumnya. Apakah Nabi Luth yang menghukum mereka kaumnya sebagai pelaku awal homoseks dan Lesbi?....Jawabannya Tidak.

Nabi Luth hanya memberikan nasehat bahkan berniat baik menawarkan anak perempuannya untuk dinikahi oleh pemuda kaumnya. Agar mereka tidak melakukan homo ( faahiah).

Soal mereka mau diajak atau tidak itu prerogratif Allah. Bukankah itu sudah dicontohkan oleh Nabi Luth.
Allah akhirnya menghukum kaum Luth dengan hujan batu dan tanah yang dibalik sehingga musnahlah negeri sodom dan mereka semuanya. Istri Nabi luth sendiri yang menjadi pengikut kaumnya juga ikut binasa padahal itu istri Nabi. Bukankah tidak ada jaminan mau istri atau anak Nabi hidayah belum tentu diberikan oleh Allah. Tugas kita adlah mencerahkan mereka yang dalam kegelapan bukan menghakimi tindakan mereka.

Contoh lain soal sholat. Sebagian orang yang tidak sholat itu kan dosa besar dan diancam Allah masuk neraka wail misalnya, Ya biarkan saja, Tuhan yang nanti memasukkan mereka ke dalam neraka.

Jangan manusia dong yang memaksa orang lain untuk sholat dan mengancamnya. Kiyai, ustaz ndak boleh memaksa mengajak orang untuk berbuat baik.

Kita harus siap menerima perbedaan. Kita ingat dahulu kira -kira tahun 80an pernah ada masa di mana wanita berjilbab itu minoritas di Indonesia.

Kita tentu marah kalau mereka yang mayoritas memaksa agar mereka yang berjilbab untuk melepaskan jilbabnya karena alasan mereka bahwa ‘berjilbab adalah contoh keterbelakangan’. Yah kita ndak usah marah. Biasa saja.

Alasan kita untuk menolak pemaksaan itu adalah karena kita percaya bahwa memilih untuk berjilbab adalah hak manusia yang harus dihormati.

Mau memakai jilbab, mau ndak kita ndak usah marah. Kita tetap menghormati setiap perbedaan dengan cara damai. Karena islam berarti selamat dan damai.

Jadi jika anda mengaku islam ko belum bisa membuat orang lain nyaman, aman, tentram , damai dan semacamnya mohon dicek kembali kadar bobot keislaman dan keimanan maaing -masing.

Kota tahu bahwa homoseks dan lesbian didalam al Quran disebut sebagai kaum yang tolol alias bloon. Boleh saja kita juga menganggap bahwa kaum homo itu tolol, terkutuk, calon neraka, dan seterusnya. Tapi Anda tidak punya hak untuk menghina, melarang apalagi menyerang mereka.

Sikapilah mereka dengan pandangan kasih - sayang.

PURA -PURA BUKA PUASA

Assiry gombal mukiyo, 01 Juli 2015

Selamat berbuka puasa kawan....
Saya juga baru selesai berbuka meskipun hanya pura -pura saja.
Jangan.....jangan anda seperti saya kaean. Meskipun siang tadi saya makan habis satu piring bahkan nambah sampai kenyang tapi saat menjelang tiba bedug maghrib, saya menunjukkan badan seolah -olah lemas dan sering -sering buang ludah. Ini saya lakukan dengan sangat lihai biar seluruh isi rumah mrnyangka saya puasa.


Saat menjelang bedug, badan saya senderkan didinding masjid pura -pura saya lemesin, bibir saya kering -keringin, muka pun saya permak biar kelihatan "melas" dan lesu biar seluruh teman dan kolega saya tahu bahwa hari ini saya puasa. Padahal setelah bedug dzuhur yang panas itu saya pulang, dan seluruh isi lemari es saya kuras habis, saya makan apa saja yang ada didalamnya yang bisa dimakan tanpa ada yang tahu.

Saat sahurpun saya ikut sahur seperti yang lainnya. Tapi bedanya setelah sahur saya langsung tidur dan pagi harinya saya baru bangun tanpa Shalat Shubuh dan nyuri -nyuri waktu untuk ngopi di warung tetangga.

Saat ikut Sholat saya datang awal waktu biar semua orang melihat sayalah yang paling sholeh dan rajin sholat berjamaah di masjid padahal saya merencanakan sesuatu yang tidak disangka kebanyakan yang lainnya yakni menukar sandal atau mencuri kotak amal misalnya.

Dimusim puasa ini saya hampir tidak pernah absen ke masjid untuk ikut sholat tarawih. Saya cari musholla atau masjid yang paling cepat sholat tarawehnya cukuplah 10 menit selesai.

Saya bermain -main dengan kebohongan, menipu, melakukan apa saja, seperti serigala berbulu domba biar orang menganggap saya rajin dan sholeh.

Hobby saya yang paling asik adalah saya ajak temen -temen saya nonton film porno disaat yang lain puasa. Kalau ada temen saya yang protes bertanya " lho puasa -puasa ko nonton film porno wah batal dung dan bisa mngurangi pahala!"...maka saya enteng memberi jawaban bagai tausyiah Ustaz yang menjamur di TV saat menjelang bedug Magrib.

Saya berujar kepada temen saya itu" Jika sampean melihat film porno dan tidak nafsu berarti sampean lulus dalam menjalankn ibadah puasa kali ini dan sampean juga tergolong sebagai hamba yang bertaqwa, Karena tidak bereaksi atau terpengaruh atas tontonan yang pasti bisa membangkitkan syahwat itu" . Padahal dalam hati saya hanya pura-pura, saya ingin menjadi iblis yang mengganggu, menguji kekokohan dan kekuatan temen saya itu dan akhirnya banyak temen saya yang tidak kuat sehingga membatalkan puasanya.

Tujuan saya adalah, biar mereka tidak jadi puasa dan bisa menemani saya yang hanya pura -pura puasa.
Selamat berbuka puasa kawan...

Janganlah pura-pura puasa seperti saya.
Wong saya "ngaku" puasa tapi saya sering ndobol, bohong, ngumpat -ngumpat, nggunjing, memuaskan apa saja yang mestinya ditahan dan dikekang. Uang belanja saya justru meningkat saat musim puasa tiba. Mohon janganlah seperti saya kawan, yang suka berpura-pura.