Blogroll

CV. Assiry Art dalam Liputan

Assiry GRC Kubah Masjid

Selamat Datang di grckubah.kaligrafi-masjid.com , kami ahlinya membuat GRC kubah, ornamen, dll. Silakan anda lihat karya-karya kami, besar harapan bisa bekerja sama dengan anda.

CV.Assiry Art adalah kendaraan Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi Al Quran yang ikut andil dalam menebarkan virus- virus kaligrafi di Indonesia dan manca negara. Berbagai bahan dan media yang sudah ditangani. Sejak 2003 CV.Assiry Art mencoba peruntungan bisnis dengan menggunakan bahan GRC untuk pembuatan motif ukiran, baik krawangan maupun masif. Disamping itu CV.Assiry Art juga mulai menerima order membuat Kubah GRC satu paket dengan kaligrafi interior dan eksterior kubah.

GRC adalah singkatan dari Glassfibre Reinforced Cement, dimana pengertiannya adalah sebuah produk precast / pracetak dari beton yang di-mixed dengan serat fiberglass. Keuntungan produk GRC adalah lebih ringan di banding dengan produk beton pracetak pada umumnya dan bisa dibuat lebih tipis sebagai papan GRC / GRC board atau panel GRC.

GRC adalah produk rekayasa sebagai pengganti produk-produk sejenisnya. Karena dapat diaplikasikan untuk menutup dinding/bangunan lama dan atau bangunan baru. GRC memiliki ketahanan terhadap cuaca atau suhu tertentu karena mengandung serat alkali resisten. GRC memiliki ukuran yang sangat presisi karena menggunakan moulding satu jenis sesuai desain yang diinginkan. Cetakan GRC dapat dibuat dengan Material antara lain: Triplek, Resin, Karet, dan GRC itu sendiri.Pelaksanaan pekerjaan GRC dapat dilakukan dengan waktu yang singkat dan lebih cepat dibanding material sejenisnya. Penginstalan GRC dapat dilakukan dengan sistem pengelasan, fiser, dan menggunakan material-material lain sebagai pendukung seperti Dynabolt, Braket atau Rangka siku, Besi Pipa atau bisa disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Produk-produk grc yang di buat CV. Assiry Art antara lain :
Kubah/Dome (Polos & Motif), Ceilling/Plafon (Polos & Motif), Cover Coloumb Listplank ( Polos & Motif), Clading Dinding ( Polos & Motif), List Profil, Sopi-sopi, Pot Bunga, Canopi, Juga Mengerjakan GRC Board, Kalsiplank Polos dan Motif Kayu Jati.

Keunggulan produk GRC :
-Mampu memproduksi bahan-bahan yang rumit.
-Bisa dicetak dalam bentuk apapun
-Ringan dan mudah dalam pemasangan
-Dapat mengurangi beban pada konstruksi gedung
-Tahan terhadap api dan perubahan cuaca
-Tahan lama serta mudah dalam pemeliharaan.
-Ideal untuk membuat profile atau ornament yang bergaya klasik atau maroko yang menggunakan full ornamen arabic art.

Bahan baku yang digunakan adalah:
- SERAT FIBER : jenis alkali-resistant dengan kadar zirkonia (Zr02) yang tingggi. Berbentuk panjang seperti tali, yang pada waktu proses penyemprotan serat tersebut akan terpotong-potong sepanjang 18 – 36 mm. serat fiber yang kami gunakan adalah Roving Spry Up 2400 Tex ex. Taiwan.
Komposisi pemakaian serat fiber adalah 5% dari bobot GRC/m2.
SEMEN: Semen yang digunakan adalah portland biasa seperti disyaratkan oleh beton atau PBI TYPE 1971. Untuk sement yang biasa digunakan oleh CV.Assiry Art adalah semen gresik dan tiga roda..,
PASIR: Pasir yang digunakan adalah pasir galunggung yang bersih, kering dan keras, berfradasi 150 mikron sampai 1,2 mm. dengan persyaratan lumpur organik > 0,5%, silika > 96%, larutan garam < 1% dan kelembaban < 2%.,
AIR: Air dengan syarat bersih, tidak mengandung lumpur dan setara dengan air yang digunakan untuk adukan beton.

Berikut ini beberapa jasa seni rupa dan kaligrafi yang kami tawarkan

GRC KUBAH

Kubah GRC menjadi pilihan alternatif bagi yang menginginkan kubah Masjid yang elegan dan kuat. Selain Dari segi biaya, Kubah GRC terbilang lebih murah daripada kubah dari bahan yang lain.

Silahkan klik di sini

GRC KRAWANGAN

GRC Krawangan sudah menjadi hal yang wajib ada di sebuah masjid. Keindahan corak dan tekstur krawangan GRC menjadikan masjid terlihat lebih elegan

Silahkan klik di sini

GRC KALIGRAFI

Kaligrafi GRC menjadi alternatif bagi anda yang menginginkan kaligrafi timbul yang megah dan terkesan mewah

Silahkan klik di sini

GRC LISTPLANG

Listplang GRC dengan motif ukiran dan atau ornamen akan membuat Masjid semakin indah. Kami melayani segala bentuk motif untuk listplang

Silahkan klik di sini

GRC MOTIF MASIF

Siapa yang tak takjub melihat indahnya ornamen dan motif GRC. Dengan paduan desain yang unik dan elegan menjadikan GRC motif masif ini terlihat mencolok dan sedap dipandang.

Silahkan klik di sini

GRC MAKARA TIANG

Tiang penyangga pada Masjid akan semakin elok dipandang jika dipadukan dengan GRC Makara tiang, dengan motif dan ornamen klasik semakin membuat Masjid terlihat elegan.

Silahkan klik di sini

GRC MAHKOTA KUBAH

GRC Mahkota kubah sebagai pelengkap Kubah GRC anda. Dibuat berdasarkan desain yang anda inginkan.

Silahkan klik di sini

GRC MENARA

Menara GRC menjadi pilihan alternatif bagi yang menginginkan Menara Masjid yang elegan dan kuat. Selain Dari segi biaya Menara GRC terbilang lebih murah daripada Menara dari bahan yang lain.

Silahkan klik di sini

RELIEF BATU PARAS JOGJA

Relief batu paras jogja begitu rumit dan unik desain dan coraknya. Tentunya semakin membuat Masjid atau rumah anda terlihat unik dan menarik

Silahkan klik di sini

KALIGRAFI KUBAH

Kubah merupakan komponen penting sebuah masjid, dengan sentuhan kaligrafi dan ornamen estetik akan membuat kubah menjadi indah. Tak perlu diragukan lagi, pengalaman kami dalam membuat kaligrafi kubah sudah terbukti dengan banyaknya masjid/musholla yang sudah menggunakan jasa kami. Baik itu kubah berhias kaligrafi, ornamen, lukisan awan dan yang lain

Silahkan klik di sini


Rabu, 30 Agustus 2017

MENYATAKAN CINTA KEPADANYA

Kudus, 30 Agustus 2017
Muhammad Assiry


Jika pohon menyatakan cinta kepadaNya melalui buah
Air menyatakan cinta melalui gemericik arus
Ruang menyatakan cinta melalui jarak
Hampa menyatakan cinta melalui isi
Petani menyatakan cinta dengan menanam
Nelayan menyatakan cinta dengan berlayar
Sedangkan Kaligrafi menyatakan cinta melalui AKU

Maka cintailah kaligrafi dengan tulus berkarya
Menggoreskan setiap huruf karena cinta
Agar kaligrafi juga mencintaimu

KEINDAHAN KALIGRAFI

Kudus, 29 Agustus 2017
Muhammad Assiry


Ketika memandang keindahan kaligrafi
Tidak perlu aku menjelaskan lagi
Tentang bagaimana keindahan surga
Karena kaligrafi adalah puncak keindahan Surga
Dan sekarang kita pun tahu
Kenapa Allah menciptakan Seni Kaligrafi
Agar kata "keindahan"
Tidak kehilangan maknanya.

Selasa, 22 Agustus 2017

HUKUM MENGHIAS MASJID DENGAN KALIGRAFI

Muhammad Assiry, 22 Agustus 2017


Pada prinsipnya, menulis ayat-ayat Al-Qur’an atau penggalan ayat tertentu yang memiliki pesan untuk mengajak seseorang salat berjamaah, khusyuk dalam beribadah, menjaga etika di rumah Allah (masjid) dengan menulisnya di dinding masjid, atau menggunakan media tertentu seperti kaca, kayu dan sejenisnya lalu ditempel di dinding masjid merupakan hal yang mubah (boleh) hukumnya. Bahkan menulis ayat dan hadist tertentu dengan maksud memberikan motivasi ibadah, syi’ar Islam serta agar masjid terlihat indah dengan kaligrafi yang bagus, termasuk persoalan yang diperbolehkan. Islam disamping memperhatikan aspek hukum, juga sangat memperhatikan aspek etika dan estetika.

Bahkan jika dibaca tentang sejarah awal pemeliharaan Al-Qur’an hingga pengumpulan dan penulisannya sejak masa Rasulullah saw hingga masa al-Khulafa’ ar-Rasyidun, para sahabat menjaga Al-Qur’an dengan dua metode sekaligus, yaitu metode menghafal (al-jam’u fi ash-Shudur), dan metode penulisan Al-Qur’an (al-jam’u fi ash-shuthur) baik di pelepah kurma, bebatuan, dedaunan hingga kulit binatang yang sudah disamak. Hal tersebut dilakukan oleh para sahabat dan juru tulis wahyu (kuttab an-Nabi/kuttab al-wahyi), sebagaimana dijelaskan dalam riwayat berikut ini, yang artinya :

“Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar, telah menceritakan kepada kami Hammam, telah menceritakan kepada kami Qatadah, (Ia) berkata; saya telah bertanya kepada Anas bin Malik ra., siapakah orang yang telah mengumpulkan Al-Qur’an pada masa Nabi saw? Anas menjawab: ada empat orang seluruhnya dari kaum Anshar, yaitu; Ubai bin Ka’ab, Muaz bin Jabal, Zaid bin Tsabit dan Abu Zaid.” [HR. al-Bukhari dan Muslim]

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Umar bin Khattab pernah mengusulkan dan menyarankan kepada Abu Bakar ash-Shiddiq untuk mengumpulkan dan membukukan (memushafkan) Al-Qur’an agar tidak hilang seiring dengan banyaknya para Huffazh (para penghafal Al-Qur’an) yang meninggal baik saat peperangan maupun lainnya. Dengan pertimbangan yang sangat matang dan berat akhirnya Abu Bakar menerima usulan Umar untuk mengumpulkan dan menulis kembali Al-Qur’an dengan memerintahkan beberapa sahabat juru tulis wahyu pada Nabi saw., dengan menjadikan Zaid bin Tsabit sebagai penanggung jawabnya. Dengan pertimbangan yang sangat mendalam pula, akhirnya Zaid bin Tsabit menerima usulan Abu Bakar tersebut, lalu beliau mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an dari berbagai sumber, antara lain sebagaimana dijelaskan dalam penggalan riwayat al-Bukhari berikut ini, yang artinya :

“Zaid bin Tsabit berkata dan Umar duduk bersamanya tanpa bicara sedikitpun. Lalu Abu Bakar berkata (kepada Zaid bin Tsabit): sesungguhnya engkau adalah seorang yang muda belia, cerdas dan kami tidak menyangsikanmu sedikitpun. Engkau telah menulis wahyu bagi Rasulullah saw …… lalu saya berdiri (menerima amanah tersebut), lalu saya mencari dan mengumpulkan Al-Qur’an dari kulit-kulit binatang (yang sudah disamak), tulang-tulang, pelepah-pelepah kayu (kurma) dan dari hafalan para sahabat.” [HR. al-Bukhari]

Salah satu kesimpulan yang dapat dipetik dari riwayat tersebut adalah tentang bolehanya menulis ayat Al-Qur’an baik pada pelepah kayu (papan dan sejenisnya), kulit dan tulang binatang yang halal dimakan seperti sapi dan kambing dan media lainnya. Namun, sekalipun menulis kaligrafi berupa ayat-ayat Al-Qur’an atau kalimat-kalimat yang terkait dengan nama dan sifat-sifat Allah swt. (al-Asma’ al-Husna) diperbolehkan secara syar’i, tetapi yang harus diperhatikan ta’mir masjid al-Islah khususnya dan umat Islam pada umumnya adalah hendaknya media yang digunakan untuk menulis ayat Al-Qur’an tersebut harus dipastikan kesuciannya (bukan barang najis), diletakkan pada posisi yang tepat dan terhormat (bukan di kamar mandi dan sejenisnya), dan tidak berlebihan sehingga membuat jamaah terganggu kekhusyukannya dalam melaksanakan salat.

Terkait dengan tempat yang dilarang untuk menulis ayat Al-Qur’an maupun tulisan-tulisan yang terdapat nama-nama Allah dan Rasul-Nya sebagaimana penjelasan di atas adalah kamar mandi, WC dan sejenisnya. Hal ini dapat dipahami dari spirit hadis Nabi SAW., sebagai berikut:

“Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata: adalah Rasulullah saw apabila masuk ke kamar kecil beliau menanggalkan cincinnya (yang bertuliskan Muhammad Rasulullah).”[HR. at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Abu Dawud dan Ibnu Majah]

Ketika menjelaskan matan hadist tersebut, para ulama menyatakan bahwa hadis ini merupakan dalil tentang larangan membawa, menyebut maupun menuliskan nama-nama Allah, Rasulullah dan Al-Qur’an. Sedangkan Ibnu Hajar berpendapat tentang kesunnahan untuk tidak membawa (termasuk tulisan) atau menyebutkan seluruh nama dan sifat-sifat Allah, nama para Nabi dan Malaikat, namun jika hal itu dilanggar maka hukumnya makruh.

Dari penjelasan tersebut, maka menghias kaligrafi di Masjid/Surau atau Musholla pun dengan Al-asma’ Al-husna maupun ayat-ayat Al-Qur’an pada prinsipnya hukumnya mubah (boleh), dengan memperhatikan aspek-aspek etika, estetika dan hukum sebagaimana yang sudah saya jelaskan.

KALIGRAFI AKU CINTA

Muhammad Assiry
Pati, 22 Agustus 2017


"Tak perlu engkau bertanya
apakah kaligrafi aku CINTA?
Tidak ada lagi jarak, batasan tentang
aku dan ia karena fena
jiwaku dan keindahan setiap huruf
melebur dalam setiap gejal
Bahkan menyatu dalam desah,
denyut, dan suara yang keluar dari
goresan qalam adalah CINTA"

Senin, 21 Agustus 2017

KARYA DALAM UJUNG JEMARI KALIGRAFER

Rembang, 20 Agustus 2017
Muhammad Assiry.


Ujung jemari pohon
Menumbuhkan bunga lalu berbuah segar
Maka ujung jemari para Kaligrafer
Membuahkan karya yang elok nan indah
Jika tidak, maka ia seperti pohon yang tak berbuah
Sia -sia terjerembab dalam kubangan hampa


Minggu, 20 Agustus 2017

MABUK KEPAYANG PADA KALIGRAFI

Semarang, 19 Agustus 2017
Muhammad Assiry


Tuhan menciptakan Kaligrafi
Agar kata indah tidak kehilangan makna
Tuhan meniupkan ruh huruf dari kalamNya
agar kemolekan dan kata cantik
tidak kehilangan rasa
Jika Tuhan saja menciptakan keindahan yang
begitu rupa
Apakah aib jika aku mabuk kepayang pada kaligrafi


Jumat, 18 Agustus 2017

BELAJAR KALIGRAFI

Kudus, 18 Agustus 2017
Muhammad Assiry


Belajar kaligrafi itu
Mengetahui saja tidak cukup
Kita harus mengaplikasikannya dengan memperbanyak latihan
Berkehendak pun juga tidak cukup
Kita harus menerapkannya dalam karya nyata agar tercipta keindahannya.


PERAMPOK BERBAJU AGAMA

Assiry gombal mukiyo, 17 Agusutus 2017


Yg nipu dia
Yg ngumpulin dana umat dia
Yg nikmati bergelimang kemewahan dia
Yg bermegah dlm kekayaan dia
Yg ngga berangkatin umroh dia
Yg habiskan duit org dia
Yg diadukan oleh masyarakat karena menipu juga dia
Giliran ditanya oleh Polisi "dimana uang ribuan jamaah itu?"
Jawabnya " Lupa saya taruh dimana".
Trus yg suruh ganti Pemerintah, pake uang pajak kita.

Indahnya hidup ini.....kalo setiap kesalahan yang kita perbuat kemudian orang lain yang nyuruh nanggung. Menjual baju agama, berpenampilan agamis memang ngg menjamin akhlaqnya juga agamis.

Umat ini besar tetapi rapuh. Sibuk dengan kuantitas dan melupakan kualitas. Tidak mampu lagi membedakan yang benar dan salah. Bahkan condong terperangkap oleh keindahan seseorang baju para pemuka agama, sehingga lupa bahwa Nabi SAW diturunkan untuk memperbaiki ahlak manusia.

Baru lihat orang bergamis, berpeci rapi, berhijab sampe kemlewer sudah klepek -klepek lupa daratan. Padahal bisa saja dalemannya yang memakai baju dan simbol agama itu adalah maling.

Ketidakmampuan umat ini untuk belajar menjadi "muslim" sebenarnya, menjadikannya terpesona oleh orang-orang yang dianggap tahu agama. Wajar jika banyak yang menyerahkan dirinya untuk ditipu mentah-mentah oleh mereka yang berbaju ulama seperti Aa Gatot, Kanjeng Dimas sampai Guntur Bumi. Ketika tahu ditipu, baru mencaci maki. Padahal sebelumnya, memuji-muji.

Begitu banyak peristiwa, tapi tidak mampu mengerti. Simbol dan pakaian tauhid dijadikan kebanggaan diri, padahal - seandainya mereka mengerti - iblis adalah pelaku tauhid kelas tinggi. Saking merasa dekatnya dengan Tuhan. Iblis pun tidak pernah mau hormat kepada Nabi Adam. Inilah salah satu alasan barangkali Simbah Iblis ini ogah tunduk dan hormat dengan Adam. Karena dia tau keturunan Adam yakni bangsa manusia ini yang justru kelak menjadi bahan bakar api neraka seperti yang disebutkan Allah dalam kalamnNya yang agung Al Quranul karim yakni bahan bakar neraka adalah manusia dan batu (waquuduhannasu wal hijaaratu).

Jadi tanpa Iblis merusak moral manusia, ternyata bangsa manusia memilki potensi untuk lebih rusak moralnya bahkan jauh dari bayangan Iblis. Kesalahan Iblis hanya satu ngga mau hormat kepada Adam tapi kita? Saya tidak bisa mengungkapkan betapa bobroknya kerusakan manusia secara moral.

Bahkan ramainya kasus ini Iblis berseliweran disebelah rumah saya. Salah satu diantara mereka terkekeh "Kami bangsa Iblis ribuan tahun bersujud di bumi, di langit sap 1 hingga 7 kepada Allah. Lha ini manusia memang tolol dan lucu, bagaimana tidak dana Umrah haji saja bisa ditilep, padahal belum pernah ada dalam catatan literatur sejarah manapun bahwa bangsa kita para Iblis melakukan tindakan yang sedemikian buruknya itu".

Jadi, bagaimana Nabi Muhammad SAW tidak cemas dan sedih?. Mungkin kita harus belajar lagi apa arti "Islam" sebenarnya, apa arti "muslim" sebenarnya. Bahwa Islam dan Muslim sesungguhnya adalah pencapaian, bukan sebuah identitas yang disematkan. Islam adalah ajaran, bukan bendera dan pakaian kebanggaan. Jika itu dipahami dengan benar, tentu kita akan lebih banyak tafakur dan berkaca, "Benarkah kita sudah benar?".

Kamis, 17 Agustus 2017

RUH KALIGRAFI DAN RUHKU DIJODOHKANNYA DI LANGIT

Kudus,16 agustus 2017
Muhammad Assiry.
 Foto Muhammad Assiry.

Ruh Kaligrafi
Ruh kaligrafi dan ruhku dijodohkanNya di langit
Dan ribuan karya kaligrafi dilahirkan
dari rahim imaji cakrawalaNya yang sunyi.

Selasa, 15 Agustus 2017

KEINDAHAN KALIGRAFI KARUNIA ALLAH

Kudus, 16 Agustus 2017
Muhammad Assiry


"Keindahan kaligrafi adalah karunia Allah dan setiap kaligrafer telah mendapatkan bagiannya masing-masing dari Allah.

Ada yang cuma ahli Riq'ah, ahli Tsulust, ahli Diwani, ahli Kaligrafi Masjid ada juga yang ahli di bidang lukisan kaligrafi dan lainnya.
 
Maka, tidak boleh saling bertarung dengan karya orang lain atau mengejek merasa unggul atas yang lainnya, karena itu semua adalah bagiannya yang diterimanya dari Allah.”

MENGHINA TUHAN ITU

Muhammad Assiry, 14 Agustus 2017


Menghina Tuhan itu
ketika kamu khawatir
bahwa belajar kaligrafi
tidak bisa mensukseskanmu,
sedangkan engkau sudah bersungguh-sungguh
dalam belajar

www.pesantrenkaligrafipskq.com
www.assirykaligrafimasjid.com

Minggu, 06 Agustus 2017

HIKAYAT PENCURI AMPLI DAN KEJERNIHAN KITA

Habib Anis Sholeh Ba'asyin, 06 Agustus 2017

a

Setidaknya ada dua reaksi atas pencurian amplifier mushola di Bekasi. Keduanya diperagakan oleh dua kalangan yang berbeda, tapi pada dasarnya memamerkan kejernihan akal yang sama.
 
Bedanya, yang satu dibimbing oleh 'kegilaan' sesaat yang muncul dari bawah sadar; yang lain dituntun oleh 'kegilaan' sistematis yang memang secara sadar sengaja dipelihara.
 
Reaksi pertama diperagakan oleh kerumunan massa di lapangan. Cukup oleh teriakan maling, maka kerjernihan mereka langsung bekerja melampiaskan kemarahan. Tanpa berpikir panjang mereka langsung mengeroyok dan membakarnya.
 
Luar biasa.
Reaksi kedua muncul dari kalangan yang berbeda, yakni dari kalangan menengah atas yang sangat mungkin merasa sedang mendapat wahyu untuk menjaga nilai-nilai mulia.
 
Begitu jernihnya mereka sehingga dengan kecepatan yang luar biasa mengagumkan bisa begitu saja meringkus fakta hanya di ujung-ujungnya saja, yakni: maling ampli mushola dibakar. Lantas, berdasar fakta hasil ringkusan tersebut membuat simpulan cemerlang 'jamaah mushola membakar maling ampli'.
 
Setelah dengan jernih membuat simpulan brilian, dengan gembira lantas dirayakan dengan mengutuk-kutuk jamaah mushola, menghubung-hubungkan dengan bela Islam, bahkan Islam-nya sekalian.
 
Jelas, mengeroyok maling, apalagi membakarnya, seperti dipertunjukkan oleh reaksi pertama, tidak dibenarkan oleh ajaran agama manapun. Dan itu harus dikutuk.
 
Tapi yang tak kalah mendesak untuk juga dikutuk keras adalah pikiran kelewat-lewat jernih yang dipamerkan oleh reaksi kedua.
 
Memang benar ada orang diduga mencuri ampli mushola, tapi tak pernah ada cerita jamaah mushola mengeroyok apalagi membakarnya.
 
Ketika dikejar marbot mushola, dan secara tak sengaja bertemu di pasar, orang tersebut malah berlari dan meninggalkan motornya. Dia pun lantas diteriaki 'maling'. Karena gugup dan takut dikeroyok 'jamaah' pasar (yang tak ada hubungannya dengan jamaah mushola), dia terjun ke sungai. Celakanya di seberang sungai banyak 'jamaah' lain (yang juga sama sekali tak punya hubungan dengan jamaah mushola) yang sudah menunggunya. Maka terjadilah peristiwa yang kemudian ramai dibicarakan: dia dikeroyok dan...dibakar.
 
Tapi ini semua diabaikan, karena kejernihan terlanjur menuntun untuk mengambil simpulan yang dirasa paling pas bagi kepentingan mereka, tentu saja tanpa harus menimbang kronologinya.
 
Pada dasarnya ini adalah kejernihan yang sama sebangun dengan yang diperagakan oleh para pengeroyok dan kemudian pembakar orang yang diduga mencuri tersebut. Kejernihan yang juga tak mau memberi kesempatan untuk bertanya: apa kesalahannya? Seberapa besar tingkat kesalahannya? Dst. Sudah yakin bahwa yang dikejar adalah maling maka solusinya cuma hajar dan kemudian bakar.
 
Luar biasa, kejernihan model begini inilah sumber api sesungguhnya. Sumber api yang mengancam keutuhan sosial kita. Dan sumber api semacam inilah yang hari-hari ini sedang marak diperagakan di sekitar kita.

Jumat, 04 Agustus 2017

MANUSIA YANG KEHILANGAN KEMANUSIAANNYA

Muhammad Assiry, 3 Agustus 2017


Agaknya, Inilah hari-hari panjang sebuah kehidupan yang nampaknya belum mengisyaratkan sebuah harapan untuk namanya “kemanusiaan”. Kezaliman demi Kezaliman berarak-arakan, mencibir pongah dipertontonkan, dipeluk -peluk bahkan terus dibalutkan menjadi pakaian kemewahan.

Di Patani, Myanmar, Bosnia, Palestina, Irak, Suriah, Nigeria, Afganistan, Kalimantan, Mesuji, Papua, Ambon, Makassar, Aceh, dan di mana-mana.

Beragam bentuk penindasan, penganiayaan, penculikan anak, penggusuran, intimidasi, perdagangan manusia yang organ tubuhnya diperebutkan, Kemiskinan dan kebodohan, kekuasaan dan keserakahan, menjadi instrumen utama penggiringnya. Pantaslah kita tercenung mencari sebuah jawaban atas pertanyaan klasik “Mengapa kita kaum manusia kini kehilangan rasa kemanusiaannya sendiri ?"

Mereka (tanpa menyeleksi) pemirsanya ‘dipaksa’ malahap tontonan yang mematikan nurani. Setiap saat, setiap orang bahkan anak-anak yang masih pesat perkembangan pola pikir dan pohon hatinya, disuguhi tontonan kekerasan. Mulai dari aksi tak manusiawi aparat keamanan, tawuran antar pelajar, saling tendang sesama geng motor, korupsi, pertengkaran anggota DPR, hingga demo-demo bayaran yang mengatas namakan Islam, kasus-kasus mesum Mahasiswa yang diharapkan menjadi pemimpin bangsa yang semakin mencapai titik nadir dan memilukan.

Beberapa hari ini bahkan kita disuguhi tontonan dan peristiwa yang membuat ulu hati jadi berkeping -keping. Peristiwa tragis tentang seseorang yang dituduh maling amplifier di Masjid kemudian dibakar hidup-hidup tanpa diberikan secuil kesempatan melakukan penjelasan dan pembelaan sama sekali.

Ya Allah Ya Rahman Ya Rahiim.....
Tindakan main hakim ini ternyata bagian dari hilangnya nurani dan kemanusian itu sendiri.

Bahkan seorang Bayi yang mustinya berada dipelukan dan kasih sayang seorang Ibu justru harus berujung petaka dengan disimpan di freezer Es oleh seseorang mustinya menjadi muara kasih sayang. Makanya rahim itu hanya dimiliki seorang ibu, karena rahim berarti seseorang yang sungguh memilki kasih sayang karena harus mengandung seorang bayi selama kurang lebih 9 bulan yang luar biasa berat bahkan digambarkan oleh Quran "wahnan 'ala wahnin " berat diatas berat pengorbanan seorang ibu.

Saya tidak bisa mengungkapkan betapa kejamnya manusia bahkan Iblis sendiri belum pernah ada cerita mereka membunuh anak dan keturunannya sendiri.

Bisa jadi Iblis sekarang banyak yang "nganggur" karena puncak kecanggihan kejahatan kemanusiaan ternyata mereka bangsa Iblis kalah canggih dan kreatif daripada Manusia. Wajar saja jika bahan bakar api neraka yang terus berkobar menyala-nyala adalah manusia dan bebatuan karena kelakuan manusia yang tidak manusiawi "waquuduha annasu wal hijaratu". Maha benar Allah dengan segala firmanNya

Layaknya sebuah tontonan, pada awal kita menyaksikan, dengan otomatis mulut kita berdecah bahkan menjerit, sebagai bentuk penolakan luar biasa atas nilai-nilai yang ditampilkan. Tapi lama kelamaan, tontonan yang sama tidak lagi membuat perut kita mual, bahkan lambat laun dianggap sebagai sesuatu yang lumrah, wajar akhirnya kita rindu bahkan sangat menikmatinya.

Aduh Gusti, apakah ini berarti kezaliman akan menjadi kelaziman?
Sesuatu yang dilihat berulang tidak akan menjadi catatan istimewa alias biasa-biasa saja. Contohnya bagi penduduk pulau Bali. Tidak ada lagi yang dirasa luar biasa atas keindahan sang pulau dewata, berbeda dengan turis dan pendatang yang baru menyaksikan pertama kali keunikan sawah bertingkat di Ubud dan romantisnya senja di Tanah Lot. Karena pusat sensasi hanya akan merespons sesuatu rangsangan baru, baik yang dilihat, diraba, dan didengar. Tidak untuk stimulus yang sudah berulang-ulang.

Bicara tentang “Rasa kemanusiaan”, tentu akan berbincang perihal “Hati”, lantaran hati adalah tempat bersemayamnya rasa kemanusiaan itu sendiri, sekaligus pintu pelontarnya. Hati adalah pusat pertemuan Allah dengan insan ciptaanNya. Pertemuan ini merupakan dimensi kognitif dan juga dimensi moral.

Iman tumbuh dan bertahta di hati, namun hati pula yang mencerabutnya, membawa kepada kemungkaran dan penyelewengan dari rel jalan Tuhan, seperti yang dijelaskan Allah dalam surat Asy Syams ayat 7 – 8 “Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan-Nya) maka Allah mengilhamkan jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan”.

Lalu bagaimana dengan mengembalikan hati yang terlanjur ke luar dari rel cahaya-Nya?. Menurut banyak ulama, penyebab utama dari ketidakmampuan berbuat baik dan kesulitan menjaga diri dari perbuatan keji dan munkar, serta tidak didengarnya setiap doa, adalah salah satu tanda tertutupnya mata hati dari Nur Ilahi. Karena itu kita dianjurkan untuk mengawalinya dengan konsentrasi mengurus hati, jangan mempersoalkan yang lain dulu, lantaran hatilah yang sedang menderita penyakit.

Kita diarahkan para guru Shaleh/Shalihah untuk memasrahkan diri kepada Ilahi, Sang Pembuka Hati. Karena Dialah yang menutup dan membuka hati kita. Dialah yang membutakan, menulikan dan menguncinya hingga tidak memberikan kepahaman atas ayat-ayat Allah yang turun ke dalam hati.