Blogroll

CV. Assiry Art dalam Liputan

Assiry GRC Kubah Masjid

Selamat Datang di grckubah.kaligrafi-masjid.com , kami ahlinya membuat GRC kubah, ornamen, dll. Silakan anda lihat karya-karya kami, besar harapan bisa bekerja sama dengan anda.

CV.Assiry Art adalah kendaraan Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi Al Quran yang ikut andil dalam menebarkan virus- virus kaligrafi di Indonesia dan manca negara. Berbagai bahan dan media yang sudah ditangani. Sejak 2003 CV.Assiry Art mencoba peruntungan bisnis dengan menggunakan bahan GRC untuk pembuatan motif ukiran, baik krawangan maupun masif. Disamping itu CV.Assiry Art juga mulai menerima order membuat Kubah GRC satu paket dengan kaligrafi interior dan eksterior kubah.

GRC adalah singkatan dari Glassfibre Reinforced Cement, dimana pengertiannya adalah sebuah produk precast / pracetak dari beton yang di-mixed dengan serat fiberglass. Keuntungan produk GRC adalah lebih ringan di banding dengan produk beton pracetak pada umumnya dan bisa dibuat lebih tipis sebagai papan GRC / GRC board atau panel GRC.

GRC adalah produk rekayasa sebagai pengganti produk-produk sejenisnya. Karena dapat diaplikasikan untuk menutup dinding/bangunan lama dan atau bangunan baru. GRC memiliki ketahanan terhadap cuaca atau suhu tertentu karena mengandung serat alkali resisten. GRC memiliki ukuran yang sangat presisi karena menggunakan moulding satu jenis sesuai desain yang diinginkan. Cetakan GRC dapat dibuat dengan Material antara lain: Triplek, Resin, Karet, dan GRC itu sendiri.Pelaksanaan pekerjaan GRC dapat dilakukan dengan waktu yang singkat dan lebih cepat dibanding material sejenisnya. Penginstalan GRC dapat dilakukan dengan sistem pengelasan, fiser, dan menggunakan material-material lain sebagai pendukung seperti Dynabolt, Braket atau Rangka siku, Besi Pipa atau bisa disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Produk-produk grc yang di buat CV. Assiry Art antara lain :
Kubah/Dome (Polos & Motif), Ceilling/Plafon (Polos & Motif), Cover Coloumb Listplank ( Polos & Motif), Clading Dinding ( Polos & Motif), List Profil, Sopi-sopi, Pot Bunga, Canopi, Juga Mengerjakan GRC Board, Kalsiplank Polos dan Motif Kayu Jati.

Keunggulan produk GRC :
-Mampu memproduksi bahan-bahan yang rumit.
-Bisa dicetak dalam bentuk apapun
-Ringan dan mudah dalam pemasangan
-Dapat mengurangi beban pada konstruksi gedung
-Tahan terhadap api dan perubahan cuaca
-Tahan lama serta mudah dalam pemeliharaan.
-Ideal untuk membuat profile atau ornament yang bergaya klasik atau maroko yang menggunakan full ornamen arabic art.

Bahan baku yang digunakan adalah:
- SERAT FIBER : jenis alkali-resistant dengan kadar zirkonia (Zr02) yang tingggi. Berbentuk panjang seperti tali, yang pada waktu proses penyemprotan serat tersebut akan terpotong-potong sepanjang 18 – 36 mm. serat fiber yang kami gunakan adalah Roving Spry Up 2400 Tex ex. Taiwan.
Komposisi pemakaian serat fiber adalah 5% dari bobot GRC/m2.
SEMEN: Semen yang digunakan adalah portland biasa seperti disyaratkan oleh beton atau PBI TYPE 1971. Untuk sement yang biasa digunakan oleh CV.Assiry Art adalah semen gresik dan tiga roda..,
PASIR: Pasir yang digunakan adalah pasir galunggung yang bersih, kering dan keras, berfradasi 150 mikron sampai 1,2 mm. dengan persyaratan lumpur organik > 0,5%, silika > 96%, larutan garam < 1% dan kelembaban < 2%.,
AIR: Air dengan syarat bersih, tidak mengandung lumpur dan setara dengan air yang digunakan untuk adukan beton.

Berikut ini beberapa jasa seni rupa dan kaligrafi yang kami tawarkan

GRC KUBAH

Kubah GRC menjadi pilihan alternatif bagi yang menginginkan kubah Masjid yang elegan dan kuat. Selain Dari segi biaya, Kubah GRC terbilang lebih murah daripada kubah dari bahan yang lain.

Silahkan klik di sini

GRC KRAWANGAN

GRC Krawangan sudah menjadi hal yang wajib ada di sebuah masjid. Keindahan corak dan tekstur krawangan GRC menjadikan masjid terlihat lebih elegan

Silahkan klik di sini

GRC KALIGRAFI

Kaligrafi GRC menjadi alternatif bagi anda yang menginginkan kaligrafi timbul yang megah dan terkesan mewah

Silahkan klik di sini

GRC LISTPLANG

Listplang GRC dengan motif ukiran dan atau ornamen akan membuat Masjid semakin indah. Kami melayani segala bentuk motif untuk listplang

Silahkan klik di sini

GRC MOTIF MASIF

Siapa yang tak takjub melihat indahnya ornamen dan motif GRC. Dengan paduan desain yang unik dan elegan menjadikan GRC motif masif ini terlihat mencolok dan sedap dipandang.

Silahkan klik di sini

GRC MAKARA TIANG

Tiang penyangga pada Masjid akan semakin elok dipandang jika dipadukan dengan GRC Makara tiang, dengan motif dan ornamen klasik semakin membuat Masjid terlihat elegan.

Silahkan klik di sini

GRC MAHKOTA KUBAH

GRC Mahkota kubah sebagai pelengkap Kubah GRC anda. Dibuat berdasarkan desain yang anda inginkan.

Silahkan klik di sini

GRC MENARA

Menara GRC menjadi pilihan alternatif bagi yang menginginkan Menara Masjid yang elegan dan kuat. Selain Dari segi biaya Menara GRC terbilang lebih murah daripada Menara dari bahan yang lain.

Silahkan klik di sini

RELIEF BATU PARAS JOGJA

Relief batu paras jogja begitu rumit dan unik desain dan coraknya. Tentunya semakin membuat Masjid atau rumah anda terlihat unik dan menarik

Silahkan klik di sini

KALIGRAFI KUBAH

Kubah merupakan komponen penting sebuah masjid, dengan sentuhan kaligrafi dan ornamen estetik akan membuat kubah menjadi indah. Tak perlu diragukan lagi, pengalaman kami dalam membuat kaligrafi kubah sudah terbukti dengan banyaknya masjid/musholla yang sudah menggunakan jasa kami. Baik itu kubah berhias kaligrafi, ornamen, lukisan awan dan yang lain

Silahkan klik di sini


Kamis, 22 Oktober 2015

Assiry gombal mukiyo, 23 Oktober 2015


Sebelum saya "urun rembug" soal hari Santri yang menuai pro dan kontra, saya justru sedih karena hampir semuanya punya hari khusus yang setiap tahun dirayakan. Tapi dari sekian hari yang diresmikan pemerintah menjadi hari yang spesial itu, ternyata hari Bapak sampai kapanpun tidak akan pernah dirayakan. Karena bagi bangsa ini seorang Bapak bukan sesuatu yang primer dalam kehidupan kita.

Jadi tidak perlu dirayakan atau dihormati sebagai hari Bapak. Padahal hari ibu dan hari anak sudah lebih dulu disyahkan untuk setiap tahun dirayakan. Anggap saja Hari Bapak memang tidak penting untuk kita diskusikan diforum apapun.

Tapi saya kadang tersenyum sendiri, bahkan tiba -tiba terkekeh. Bagaimana tidak, lha Wong cuma hobi ngumpulin perangko saja dibikinkan hari spesial, hari felateli. Lalu bagaimana perasaan elemen-elemen bangsa yang lain, yang tidak hobi koleksi perangko? Ada berapa banyak kolektor gantungan kunci, kolektor korek zippo, dan lebih-lebih lagi kolektor batu akik, kolektor barang antik, yang dapat dipastikan bakal merana sekali karena tidak dibikinkan hari khusus oleh negara?

Mungkin perlu juga diresmikan oleh negara hari korupsi, bukan hari anti korupsi. Karena sesungguhnya korupsi ini menjadi salah satu budaya kita yang paling trend abad ini. Pejabat itu ngga afdhal jika ngga korupsi. Kita justru bangga jika anak kita bisa menjadi pegawai negeri dengan cara membayar sekian ratus juta. Diwarung -warung kopi kita ceritakan kepada sanak dan kolega tanpa merasa itu perbuatan dosa. Perilaku inikan sama saja berpeluang menumbuh suburkan bibit -bibit korupsi.

Sudahlah, Bapak-Ibu dari kalangan Muhammadiyyah dan lainnya yang tidak setuju hari Santri, tidak perlu "kenceng-kenceng" lah menolak Hari Santri yang oleh Pemerintah ditetapkan pada tanggal 22 Oktober 2015.

Spiritnya toh keren. Inilah bentuk apresiasi tinggi kepada para ulama yang memfungsikan ajaran agama untuk menghadapi tantangan jaman. Ketika di tahun 1945 tantangannya adalah kekuatan militer penjajah, ya itu dia yang harus digasak dengan Resolusi Jihad. Dengan spirit yang sama, mestinya sekarang Hari Santri bisa direvitalisasi lagi untuk jihad-jihad kekinian yang lebih sesuai dengan dinamika era digital. Karena jihad itu tidak selalu mengangkat senjata.

Santri bukan hanya bisa "sarungan" tapi mampu berkiprah untuk kemajuan dunia. Santri yang dikenal sebagai pribadi yang "culun" kini harus bisa mengembangkan ilmu pengetahuan juga penguasaan teknologi agar hidup ini makin harmoni.

Menurut tokoh Muhammadiyah Prof. DR. Abd. Munir Mulkhan, tipologi orang muhammadiyah tidak sama, melainkan ada 4, yaitu : (1) MuhLas/ Muhammadiyah ikhlas (yang mengklaim pemurni akidah yang cenderung Wahabi, dan ceramahnya keras-keras), (2) MuAh, yaitu Muhammadiyah Ahmad Dahlan, yang bermadzhab Syafi'i, misalnya pake qunut, dll. dan berfaham moderat, (3) MuHar, yaitu Muhammadiyah Marhaenis, kelompok abangan yang gabung dan menyukai kiprah sosial Muhammadiyah, walau mereka tdk begitu religius (4) MuNu, yaitu Muhammadiyah NU, yang mana secara organisasi ikut Muhammadiyah tapi secara amaliyah keagamaan ikut NU, seperti tahlilan, yasinan, dziba'an, tawassulan, dll. Nah tipe MuhLas saja yang nampaknya kurang setuju dgn Hari Santri, sedangkan tipe MuAh, MuHar dan MuNu setuju- setuju saja, apalagi yang MuNu.

Kata santri sebenarnya terdiri dari 4 huruf arab (sin, nun, ta', ra'). KH. Abdullah Dimyathy (alm) dari Pandegelang- Banten, mengimplementasikan kata santri sesuai dengan fungsi manusia. 4 huruf tersebut yaitu :
Sin. Yang artinya "satrul al aurah" (menutup aurat) sebagaimana selayaknya kaum santri yang mempunyai ciri khas dengan sarung, peci, pakaian koko, dan sandal ala kadarnya sudah barang tentu bisa masuk dalam golongan huruf sin ini, yaitu menutup aurat. Namun pengertian menutup aurat di sini mempunyai 2 pengertian yang keduanya saling ta'aluq atau berhubungan. Yaitu menutup aurat secara tampak oleh mata (dhahiri) dan yang tersirat atau tidak tampak (bathini). Menutup aurat secara dhahiri gambarannya susuai dengan gambaran yang telah ada menurut syari'at Islam. Mulai dari pusar sampai lutut bagi pria dan seluruh tubuh kecuali tangan dan wajah bagi wanita. Gambaran tersebut merupakan gambaran yang sudah tersurat atau aturan-aturan yang sudah jelas dalam syari'at. Namun satu sisi yang kaitannya makna yang tersirat (bathini) terlebih dahulu kita harus mengetahui apa sebenarnya tujuan dari perintah menutup aurat.

Nun. Yang berarti "na'ibul ulama" (wakil dari ulama). Dalam koridor ajaran Islam dikatakan dalam suatu hadits bahwa : "al-ulama warasul ambiya' (ulama adalah pewaris nabi). Rasul adalah pemimpin dari ummat, begitu juga ulama. Peran dan fungsi ulama dalam masyarakat sama halnya dengan rasul, sebagai pengayom atau pelayan ummat dalam segala dimensi.

Tentunya di harapakan seorang ulama mempunyai kepekaan-kepekaan sosial yang tahu atas problematika dan perkembangan serta tuntutan zaman akibat arus globalisasi dan modernisasi, serta dapat menyelesaikannya dengan arif dan bijak atas apa yang terjadi dalam masyarakatnya. Kaitannya dengan na'ibul ulama, seorang santri di tuntut mampu aktif, merespon, sekaligus mengikuti perkembangan masyarakat yang diaktualisasikan dalam bentuk sikap dan perilaku yang bijak. Minimal dalam masyarakat kecil yang ada dalam pesantren. Sebagaimana yang kita tahu, pesantren merupakan sub-kultur dari masyarakat yang majemuk. Dan dengan didukung potensi yang dimiliki kaum santri itulah yang berfungsi sebagai modal dasar untuk memberikan suatu perubahan yang positif sesuai dengan yang di harapkan Islam.

Ta'. Yang artinya "tarku al-ma'shi" (meninggalkan kemaksiatan). Dengan dasar yang dimiliki kaum santri, khususnya dalam mempelajari syari'at, kaum santri diharapkan mampu memegang prinsip sekaligus konsis terhadap pendirian dan nilai-nilai ajaran Islam serta hukum adab yang berlaku di masyarakatnya selagi tidak keluar dari jalur syari'at. Kaitannya hal tersebut yaitu seberapa jauh kaum santri mengaplikasikan apa yang telah mereka dapatkan dan sejauh mana pula ia memegang hubungan hablum minallah dan hablum minannas, hubungan horizontal dan vertikal dengan sang khaliq dan sosial masyarakat. Karena tarku al-ma'shi tidak hanya mencakup pelanggaran-pelanggaran hukum yang telah ditetapkan-Nya, tetapi juga hubungan sosial dengan sesama mahluk, baik manusia ataupun yang lain.

Ra'. Yang artinya "raisul ummah" (pemimpin ummat). Manusia diangkat sebagai khalifatullah di atas bumi ini. Sebagaimana diterangkan dalam firmanNya "inni ja'ilun fil ardhi khalifah" (QS. Al-Baqarah : 30) "Sesungguhnya aku ciptakan di muka bumi ini seorang pemimpin." Pemimpin itu menjadi pelayan untuk rakyatnya bukan dilayani.

Santri-santri yang sukses meraih kesuksesan kedepan butuh kemandirian dan kemerdekaan dalam berfikir, yang tidak diperoleh dalam ruang pendidikan formal saja. Karena pendidikan formal sekarang ini cenderung menjadi sarana meraih gelar formal belaka.

Pendidikan formal dewasa ini sudah semakin jauh dari essendi pendidikan yang sebenarnya. Pendidikan formal diciptakan hanya untuk memenuhi kebutuhan industri, karena itu, jika ingin sukses harus mampu menimba ilmu di luar pendidikan formal.

Teruslah maju para santri........kibarkan sarungmu hingga tidak ada lagi yang merendahkanmu !

Illustrasi:
Santri -santri Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi Quran PSKQ Modern Kudus Jawa Tengah saat belajar di ruang ekspresi.

Rabu, 21 Oktober 2015

ANUGERAH KABUT ASAP

Buton Riau, Assiry gombal mukiyo, 22 Oktober 2015


Saya tidak berani menyebut bahwa asap tebal yang memeluk erat bahkan tak mau berpendar dari wilayah Sumatera selatan, Jambi, Riau, Kalteng dan sekitarnya sebagai musibah, atau petaka. Ini hanya soal dialektika kita terhadap Tuhan yang telah menciptakan asap itu sendiri.

Saya menyebutnya sebagai " bukti kemesraan" alam terhadap kita bangsa manusia. Masih kurangkah cinta dan kebaikan yang diberikan alam untuk kehidupan kita?

Bagaimana tidak mesra, lha wong hutan dibakar kok apapun yang dibakar tentu menimbulkan asap. Asap itu adalah "kado cinta" alam terhadap kita. Dan kado cinta dari alam adalah cerminan perilaku kita sendiri. Beratus tahun tanah dibajak, diracuni dengan gas industri, digorok dengan racun kimiawi, dihisap paksa minyak dan batubara, diperkosa hingga tak tersisa.

Lantas hari ini asap yang mengepul pekat bukan karena alam sedang murka dan menumpahkan kekesalannya. Boleh lah sedikit alam "bercanda" mengeluarkan asapnya. Itupun karena ulah kita bangsa manusia yang terus -menerus menebar kerusakan bagai menampar "muka bumi".

Kabut asap hadir sebagai fakta imajis-metaforis. Memasuki “kabut asap”, tidak selalu berarti memasuki sebuah kawasan hutan atau lahan gambut yang terbakar secara faktual. Sesungguhnya kita bangsa ini sudah ratusan tahun terkungkung oleh asap yang terus mengepul. Asap-asap itu bisa bernama korupsi, bisa juga kita sebut sebagai tata pemerintahan yang 'acakadul', DPR yang mustinya menjadi tempat menumpahkan segala aspirasi dan keluhan rakyat justru yang sering kita keluhkan dan tempat sumpah serapah atau asu-asuan bagi"wong cilik". Singkatnya apa saja yang semrawut dalam kehidupan ini bisa kita katakan sebagai kabut asap. Sesuatu yang samar, remang dan penuh kegamangan.

Orang bisa saja hanya masuk ke hutan atau pun lahan terbakar, melihat secara kasatmata bagaimana si jago merah melahap begitu cepat, tetapi ruang kabut asap itu tetap bertapal-batas baginya.

Itu berarti, memasuki ruang kabut asap adalah untuk sejenak meninggalkan dunia di luarnya, lalu “meleburkan diri” sekaligus berkeakraban dalam peristiwa yang dibingkai sebagai kebakaran hutan dan lahan, serta membiarkan diri menjelma ke dalam apa yang dilihat.

Hanya dengan cara itu, kita dibuat melihat sekaligus mendengar jeritan atau pun kegetiran dalam tafsir yang tidak tunggal.

Dalam makna lain, “kabut asap” menampung atau sebaliknya memberi ruang lebih luas berlangsungnya geliat pemikiran yang kritis, satiris, multidimensi, reflektif sekaligus mencerahkan, terutama seputar mitos (untuk menyebut perangkap) kemajuan yang terinstitusionalisasi dalam pembangunisme dewasa ini.

Bedanya, di sini kemajuan tidak lagi ditilik dalam pendekatan “ekonometrik” melainkan dalam perspektif yang katakanlah masuk wilayah social and humanities, sebuah kategori yang bisa kita jumpai dalam pemikiran-pemikiran berdimensi kebudayaan.

Tanpa bermaksud menafikan akibat yang ditimbulkan kabut asap, (untuk menyebut sekadar kulit luar), seperti ISPU, ISPA, petani gagal panen, sekolah libur, penerbangan lumpuh sehingga saya pun harus naik kapal di Buton Riau untuk menuju Batam membutuhkan waktu 5 jam baru bisa menuju semarang. Setidaknya untuk sampai kudus jawa tengah saya membutuhkan waktu 8 jam.

Singkat kata hal ini menjadi dangkal dan tidak memberikan bias pada makna dan hikmah bagi kita jika hanya memandang secara parsial melalui ekonomi, kesehatan, politik, dan khususnya, kerja birokrasi.

Bertolak dari hal itu, muncul sebuah pertanyaan (kalau bukan kegelisahan), masihkah kita terus tumbuh hanya dengan menggali banyak batu bara, menanam ribuan hektar kelapa sawit, mengeruk tambang di kali-kali, dan menghisap gas dan minyak di perut bumi yang semakin keriput.

Sementara di saat bersamaan, pencemaran lingkungan hidup akibat eksploitasi sumber daya alam telah menjadi sumber bencana bagi kita saat ini.

Ini bukan karena Tuhan tidak sayang kepada kita dengan adanya kabut asab yang oleh Pemerintahpun "ndase ngelu" mengatasi soal kecil itu.

Saya yakin Pak Jokowi hampir saja "gulung -gulung "karena mentok cari solusinya. Mbuk ya jangan terlalu memberi beban berat kepada Pak Jokowi, beliau sudah kurus kalau terlalu kita bebani nanti habis dagingnya tnggal tulang.

Hanya karena keserakahan beberapa gelintir manusia, efek yang ditimbulkan bagi kehidupan dan ekosistem lingkungan hidup menjadi terkoyak.

Mahatma Gandi pun pernah berujar " Jika bumi ini diciptakan untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia niscaya cukuplah sudah, tapi jika bumi ini diciptakan untuk memenuhi hasrat dan ambisi manusia maka tidak akan pernah bisa bumi mencukupkannya".

Rabu, 14 Oktober 2015

DIALOG KALIGRAFI

Assiry gombal mukiyo, 12 Oktober 2015



Rindu kami tak sebanding dengan riuh angin malam
Dan mata dua ini tak henti sandarkan jutaan bayangan
Ketika ukiran hanya dalam bayang
Menjadi terawang dan terpampang
Menjadi kobaran harapan
Menjadi suatu reliabilitas
Memecah kesunyian berimajinasi


Kata terima dan kasih
Bukan lagi sebesar-besarnya
Tapi sebenar-benarnya
Terima dan kasih

Lambaian jauh
Sua pun jauh
Tapi ...
Sang Kuasa , berkehendak
Kami diperjumpai
Di sudut kota seni

Semangat itu bukan hanya bibit
Tapi akan menjalar hingga
Ke akar-akar harapan Menjadi buah kebersamaan

‪#‎Al‬-Mizan's kaligafer

Minggu, 11 Oktober 2015

MEMBUKA PINTU BERKAH KALIGRAFI

Assiry gombal mukiyo, 12 Oktober 2015



Hari ini saya sedang perjalanan menuju Kab. Siak Pekanbaru Riau, untuk menebar virus -virus Kaligrafi dan Seni Rupa di Masjid Agung Siak Riau.

"Buat apa kamu belajar kaligrafi terus mau kerja apa?" Kata -kata itu masih sering terngiang direlung sudut fikiran saya, ketika tetangga, teman dan siapa saja yang ketemu saya 17 tahun silam.

Saya hanya bisa "nyengir" dan diam, kadang dipojok kamar saya hanya terisak dalam tangis. Tapi dalam hati, saya berdoa semoga ini adalah langkah dari Allah kepada saya untuk bisa berkiprah kedepan di dunia kaligrafi. Sekarang sudah mulai terkuak atas jawaban dari pertanyaan -pertanyaan yang berseliweran itu tanpa saya harus menjelaskannya.

Saya "menyusu" ilmu kaligrafi kepada guru kaligrafi saya yang saya sebut sebagai "Ibu kaligrafi saya" yang melahirkan saya dari rahim ilmu kaligrafi yang sangat memberkahi hidup saya atas ijin dan kekuasaan-Nya semata.

KH.Nur Aufa Shiidiq alm. Kudus adalah sebagai pendiri sanggar kaligrafi Annur. yang pernah juara 1 MTQ Nasional Th.1988 dan Juara 1 lomba Istiqlal tingkat Nasional di Masjid Istiqlal Jakarta.

Mungkin tidak banyak yang mengetahui sejarah panjang perjuangan beliau dalam membumikan kaligrafi di Kudus dan indonesia pada umumnya. Karena prinsip yang diembannya adalah bahwa sesuatu yang tidak tampak itu bukan berarti stagnan dan tidak berbuat apa-apa. Buktinya memang banyak tokoh yang tidak terkenal tapi kiprahnya bagai samudera.

Beliau yang memperkenalkan kepada saya kaidah kaligrafi dari nol ( dasar) 1996 -2000 atas saran dari murid senornya Ustaz Haji. Nur Syukran Kudus. Tak henti -hentinya setiap habis shalat saya tengadahkan doa untuk keharibaan beliau. Guru yang menuntun saya, menyayangi saya, mengajarkan saya banyak hal.

Saya meyakini betul inilah hasil hidmah saya selama 4 th lamanya, saat masih belajar kepada KH.Nur Aufa Shiddiq alm. Disuruh apa saja saya hanya "ngglundung semprong" artinya mengikuti saja tanpa sedikitpun pernah saya membantah.

Misalnya satu conyoh saya diperintahkan beliau begadang sampai subuh untuk berkarya membuat kaligrafi styrofoarm, yah saya ikuti sampai tidak terasa hampir 3 th saya tidak pernah merasakan enaknya tidur malam.

Setelah lulus belajar di Sanggar Annur, pada Th 2000 pertengahan Saya pun melanjutkan Syudy kaligrafi saya ke LEMKA Sukabumi 2000/2001. Pada th 2001 sampai 2003 saya gunakan untuk mengabdi ( hidmah ) dengan mukim di asrama LEMKA. Seperti sebelumnya di Sanggar Annur, di LEMKA pun saya menuruti apa saja yang diperintahkan KH.Didin Sirajuddin, disuruh "ngurusin" santri dengan membantu mengajar ya saya jalankan tanpa pernah mengeluh, meskipun saya juga belum bisa apa -apa sambil belajar. disuruh apa saja yang berkaitan dengan kegiatan Pesantren LEMKA sedikitpun tidak pernah saya hitung -hitung apakah ini rugi apa untung.

Barangkali ini akan sulit bila dijalani para santri sekarang yang ingin mendapatkan ilmu kaligrafi. Pokoknya kuncinya cuma "ngikut saja". Ini kan susah apalagi Santri-santri jaman sekarang lebih cenderung mau disuruh asal terlihat menguntungkan. Kalau dirasa rugi, membuat kurus kering, capek dan semacamnya misalnya ya bisa jadi "ogah".

Jika ada 10 saja kriteria santri yang punya modal " ngikut" seperti itu saya yakin dunia kaligrafi akan diguncangkan olehnya.

Sabtu, 03 Oktober 2015

OKNUM POLISI MAKIN MENGGILA

Assiry gombal mukiyo, 03 Oktober 2015


Oknum Polisi kok dilawan. Barangkali malaikat sekalipun, "tak kuasa" mencatat keburukan polisi. Ijinkan saya memakai kata "oknum" karena tidak semua Polisi itu "keparat".

Saya malu kepada Al marhum Jenderal ( purn) Hoegeng Imam Santoso yang pernah saya buat patungnya di Sekolah Polisi LIDO Bogor untuk mengenang jasa -jasanya Th 2004.
 

Mantan Presiden Gus Dur bahkan punya anekdot, hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia. Yang pertama patung polisi, polisi tidur, dan Hoegeng Iman Santosa. Ini semacam sindiran bahwa sulit mencari polisi jujur di negeri ini. Kalaupun ada, langka dicari.

Barangkali teman -teman sudah mengetahui sebuah peristiwa kecil yang berimbas besar karena mencoreng institusi Kepolisian di Negeri ini. Peristiwa dimulai Ketika ada seorang mahasiswa Universitas Ternate yang bernama Adlun Fiqri mengunggah video polisi lalu lintas yang sedang menilang pengendara bermotor Sabtu (26/09).

Adlun merekam pelaksanaan tilang dengan telepon selulernya dan kemudian mengunggah di YouTube.
Dalam video yang diberi judul "Kelakuan polisi minta suap di Ternate," seorang oknum polisi terekam meminta sejumlah uang kepada pengendara motor yang ditilang.

Namun Adlun kemudian ditangkap dengan dakwaan pasal Undang-Undang Informasi dan Dakwaan Elektronik (UU ITE).

Mengungkap kecurangan kok malah dianggap pencemaran nama baik?

Apakah kecurangan tersebut merupakan bagian dari nama baik kepolisian? Urusan sama polisi itu memang merepotkan meski tidak semua polisi seperti itu. Istilah di tempat saya; polisi iku kalah menang "nggundang koyo kebo"

Jika benar akan diperkarakan secara hukum dengan tuduhan melanggar UU tentang ITE atau pencemaran nama baik suatu institusi, atau bahkan dengan tuduhan dengan pelanggaran pasal yang lain, sehingga akhirnya Adlun Fiqri kalah, dan yang bersangkutan harus menanggung akibatnya, maka Yang Demikian "BENAR-BENAR MENJADI PRESEDEN BURUK" bagi upaya penegakan hukum dan keadilan.

Besar kemungkinan masyarakat akan bersikap apatis, terhadap berbagai macam bentuk pelanggaran dalam beragam lini kehidupan.

Tindakan dari pihak kepolisian yang demikian, akan menyurutkan semangat dan nyali masyarakat untuk berpartisipasi dalam penegakan hukum.

Bukan hanya dalam soal tilang-menilang tapi akan merembet ke sektor-sektor lain.

Yang pasti hal itu sudah semestinya jangan sampai terjadi, karena akan menimbulkan dampak yang sangat buruk. Entah kenapa institusi baju coklat itu agaknya mulai menurunkan sendiri pamornya. Dari mulai pembiaran sehingga salim kancil terbunuh dengan kejam, sekarang menangkap orang yg menyuarakan kebobrokan moral oknum Polisi.

Bahkan anak SD saja tahu betul bahwa tugas Polisi yang paling utama dan pertama selain mengatur lalu lintas dan baris berbaris adalah "meminta uang" dijalan, sungguh peristiwa yang menampar muka Institusi POLRI dengan "tainya sendiri" hanya karena kelakuan "oknum Polisi" yang sembrono.