Blogroll

CV. Assiry Art dalam Liputan

Assiry GRC Kubah Masjid

Selamat Datang di grckubah.kaligrafi-masjid.com , kami ahlinya membuat GRC kubah, ornamen, dll. Silakan anda lihat karya-karya kami, besar harapan bisa bekerja sama dengan anda.

CV.Assiry Art adalah kendaraan Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi Al Quran yang ikut andil dalam menebarkan virus- virus kaligrafi di Indonesia dan manca negara. Berbagai bahan dan media yang sudah ditangani. Sejak 2003 CV.Assiry Art mencoba peruntungan bisnis dengan menggunakan bahan GRC untuk pembuatan motif ukiran, baik krawangan maupun masif. Disamping itu CV.Assiry Art juga mulai menerima order membuat Kubah GRC satu paket dengan kaligrafi interior dan eksterior kubah.

GRC adalah singkatan dari Glassfibre Reinforced Cement, dimana pengertiannya adalah sebuah produk precast / pracetak dari beton yang di-mixed dengan serat fiberglass. Keuntungan produk GRC adalah lebih ringan di banding dengan produk beton pracetak pada umumnya dan bisa dibuat lebih tipis sebagai papan GRC / GRC board atau panel GRC.

GRC adalah produk rekayasa sebagai pengganti produk-produk sejenisnya. Karena dapat diaplikasikan untuk menutup dinding/bangunan lama dan atau bangunan baru. GRC memiliki ketahanan terhadap cuaca atau suhu tertentu karena mengandung serat alkali resisten. GRC memiliki ukuran yang sangat presisi karena menggunakan moulding satu jenis sesuai desain yang diinginkan. Cetakan GRC dapat dibuat dengan Material antara lain: Triplek, Resin, Karet, dan GRC itu sendiri.Pelaksanaan pekerjaan GRC dapat dilakukan dengan waktu yang singkat dan lebih cepat dibanding material sejenisnya. Penginstalan GRC dapat dilakukan dengan sistem pengelasan, fiser, dan menggunakan material-material lain sebagai pendukung seperti Dynabolt, Braket atau Rangka siku, Besi Pipa atau bisa disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Produk-produk grc yang di buat CV. Assiry Art antara lain :
Kubah/Dome (Polos & Motif), Ceilling/Plafon (Polos & Motif), Cover Coloumb Listplank ( Polos & Motif), Clading Dinding ( Polos & Motif), List Profil, Sopi-sopi, Pot Bunga, Canopi, Juga Mengerjakan GRC Board, Kalsiplank Polos dan Motif Kayu Jati.

Keunggulan produk GRC :
-Mampu memproduksi bahan-bahan yang rumit.
-Bisa dicetak dalam bentuk apapun
-Ringan dan mudah dalam pemasangan
-Dapat mengurangi beban pada konstruksi gedung
-Tahan terhadap api dan perubahan cuaca
-Tahan lama serta mudah dalam pemeliharaan.
-Ideal untuk membuat profile atau ornament yang bergaya klasik atau maroko yang menggunakan full ornamen arabic art.

Bahan baku yang digunakan adalah:
- SERAT FIBER : jenis alkali-resistant dengan kadar zirkonia (Zr02) yang tingggi. Berbentuk panjang seperti tali, yang pada waktu proses penyemprotan serat tersebut akan terpotong-potong sepanjang 18 – 36 mm. serat fiber yang kami gunakan adalah Roving Spry Up 2400 Tex ex. Taiwan.
Komposisi pemakaian serat fiber adalah 5% dari bobot GRC/m2.
SEMEN: Semen yang digunakan adalah portland biasa seperti disyaratkan oleh beton atau PBI TYPE 1971. Untuk sement yang biasa digunakan oleh CV.Assiry Art adalah semen gresik dan tiga roda..,
PASIR: Pasir yang digunakan adalah pasir galunggung yang bersih, kering dan keras, berfradasi 150 mikron sampai 1,2 mm. dengan persyaratan lumpur organik > 0,5%, silika > 96%, larutan garam < 1% dan kelembaban < 2%.,
AIR: Air dengan syarat bersih, tidak mengandung lumpur dan setara dengan air yang digunakan untuk adukan beton.

Berikut ini beberapa jasa seni rupa dan kaligrafi yang kami tawarkan

GRC KUBAH

Kubah GRC menjadi pilihan alternatif bagi yang menginginkan kubah Masjid yang elegan dan kuat. Selain Dari segi biaya, Kubah GRC terbilang lebih murah daripada kubah dari bahan yang lain.

Silahkan klik di sini

GRC KRAWANGAN

GRC Krawangan sudah menjadi hal yang wajib ada di sebuah masjid. Keindahan corak dan tekstur krawangan GRC menjadikan masjid terlihat lebih elegan

Silahkan klik di sini

GRC KALIGRAFI

Kaligrafi GRC menjadi alternatif bagi anda yang menginginkan kaligrafi timbul yang megah dan terkesan mewah

Silahkan klik di sini

GRC LISTPLANG

Listplang GRC dengan motif ukiran dan atau ornamen akan membuat Masjid semakin indah. Kami melayani segala bentuk motif untuk listplang

Silahkan klik di sini

GRC MOTIF MASIF

Siapa yang tak takjub melihat indahnya ornamen dan motif GRC. Dengan paduan desain yang unik dan elegan menjadikan GRC motif masif ini terlihat mencolok dan sedap dipandang.

Silahkan klik di sini

GRC MAKARA TIANG

Tiang penyangga pada Masjid akan semakin elok dipandang jika dipadukan dengan GRC Makara tiang, dengan motif dan ornamen klasik semakin membuat Masjid terlihat elegan.

Silahkan klik di sini

GRC MAHKOTA KUBAH

GRC Mahkota kubah sebagai pelengkap Kubah GRC anda. Dibuat berdasarkan desain yang anda inginkan.

Silahkan klik di sini

GRC MENARA

Menara GRC menjadi pilihan alternatif bagi yang menginginkan Menara Masjid yang elegan dan kuat. Selain Dari segi biaya Menara GRC terbilang lebih murah daripada Menara dari bahan yang lain.

Silahkan klik di sini

RELIEF BATU PARAS JOGJA

Relief batu paras jogja begitu rumit dan unik desain dan coraknya. Tentunya semakin membuat Masjid atau rumah anda terlihat unik dan menarik

Silahkan klik di sini

KALIGRAFI KUBAH

Kubah merupakan komponen penting sebuah masjid, dengan sentuhan kaligrafi dan ornamen estetik akan membuat kubah menjadi indah. Tak perlu diragukan lagi, pengalaman kami dalam membuat kaligrafi kubah sudah terbukti dengan banyaknya masjid/musholla yang sudah menggunakan jasa kami. Baik itu kubah berhias kaligrafi, ornamen, lukisan awan dan yang lain

Silahkan klik di sini


Minggu, 27 Desember 2015

AYO MONDOK BELAJAR KALIGRAFI

Assiry gombal mukiyo, 27 Desember 2015


Seni Kaligrafi adalah seni yang indah dan universal. Bisa dipelajari oleh siapa saja, dari bangsa, ras, suku, maupun agama apa saja. Terbukti seorang yang berkebangsaan Iraq sebut saja WISSAM SHAWKAT, seorang yang beragama Kristen tapi sangat piawai menorehkan karya-karya kaligrafi yang sangat memukau indahnya.

Beberapa kali juga menjuarai event lomba kaligrafi tingkat Dunia. Jian "wedus" tenan, Duh jan paijan....heheehe, kalah aku. Ada yang unik, justru banyak karyanya yang diambil dari teks-teks ayat Al Quran dan bukan dari teks injil yang berbahasa arab.

Masak kita yang muslim malah ndak mau belajar, mau belajar tapi ndak mau istiqomah......cuma sekadar iseng dan ndak serius. malu dung sama Om Wissam Shawkat.  Upp maaf......Banyak sihhhh di Indonesia bahkan jumlahnya ribuan yang katanya belajar kaligrafi. Tapi sayang banget kualitasnya jauh jika dibandingkan dengan kualitas karya Si Wissam yang kristen ini. Ini bahkan sangat memprihatinkan.

Sebagai bukti, pada tgl 8 Desember 2015 saat diumumkan para pemenang kaligrafi lomba tingkat Nasional di Bayt Quran, dari yang juara 1 sampai juara favoritpun belum ada karya kaligrafi yang mampu menandingi kualitas karya Si Wissam Sawkat yang kata banyak orang dia "KAFIR" karena bukan Muslim.....baik dari kekuatan kaidah huruf, keindahan komposisi, dan lainnya, Terasa teriris sembilu hati saya ketika melihat langsung karya -karya seluruh peserta saat menjadi salah satu dewan Juri lomba tersebut.

Duhhh ironinya kualitas kaligrafi di Indonesia. Ini jujur lho, jangan sampai ada yang tersinggung omongan saya ini. Ini fakta, katanya kaligrafi itu warisan Islam tapi kenapa kita kalah kualitas dengannya? Ini pertanyaaan yang ndak perlu dijawab, cukup anda benturkan kepalamu di dinding atau apa saja saja biar pecah dan dari dalam isi otak itu muncul jawaban atas pertanyaan saya ini.

Jika kita sudah mulai ogah, malas-malasan, belajar kaligrafi saja ndak mau sabar dan telaten. Mau sih belajar tapi niatny cuma untuk MTQ, Duh Gustii.....terlalu rendah nilai kaligrafi jika dibandingkan dengan hadiah juara MTQ.
 
Yah tunggu saja warisan budaya islam yang paling adiluhung ini berpindah dan diakui orang -orang yang bukan muslim. Terus sampean jangan "mencak -mencak, dan misuh atau ngumpat" jika itu terjadi entah dua, lima, atau sepuluh tahun kedepan.

Kalau bukan kita, terus siapa lagi yang mencintai budaya islam. Cara mencintainya tentu dengan belajar yang tekun hingga mendapatkan ijazah dan sanad metode Turki Usmani dari para Master yang kapabel dari Turki seperti Ustaz Daud Bektasy, Ustaz Hasan celebi, Ustaz Farhad Kurlu, Ustaz Sahryansyah, dll.

Metode Turki Usmani adalah metode belajar kaligrafi yang sudah diakui di dunia islam, Seperti yang diterapkan di PSKQ Modern dan juga Sakal Jombang melalui Ustaz Hamid Bilaid. Semoga sanggar yang lain ikut berbenah.
 
Ayo mari terus belajar kaligrafi hingga lulus dan ijazah. Nanti kalau sudah wisuda dan berijazah dari Master-master dari Turki tentu kualitas karya kaligrafi kita bisa seperti punya Wissam Shawkat bahkan lebih dari itu.......mau?

MENJADI PEMIMPIN YANG BIJAK

Assiry gombal mukiyo, 25 Desember 2015


Menjadi Pemimpin harus selalu menjadi teladan. Ini lho satu contoh kedangkalan berfikir tentang agama. Untungnya Bandung dipimpin oleh Pemimpin yang bijak, kalau tidak mau jadi apa Bandung?. Tuhan yang tau akidah mu. Masyarakat butuh akhlak mu. Ibadah itu input. Masyarakat butuh output mu atau tindakan nyatamu.

Stop pembodohan atas nama agama dan dalil..
Tolong gunakan otak... Jangan sempak....
Surga neraka itu mutlak hak prerogratif Allah.....
Jadi jangan merasa menjadi wakil atau ajudan Allah....

Faham -faham seperti PuputTyy adalah cara berfikir dangkal dan menakutkan, karena mungkin bukan lagi radikalisme. Yang lebih mengerikan adalah Faham yang merasa diri dan kelompoknya merasa paling benar dgn dalil- dalilnya.ingat manusia diciptakan untuk berhubungan dengan Allah swt juga dengan sesama manusia ciptaanNYA. Tanpa ada batasan agama, ras, suku, gender, bahasa, budaya. Islam adalah agama cinta kasih.

Kira- kira apa ya reaksi puput baca replay dari pak wali ini ya,,,????? "Mak Jlebbbbbbb banget". Walikota cerdas kok ngga digurui. Harusnya berguru dung mbak PuputTyy.

MARHABAN YA NATAL MARHABAN YA YAUMA NATAL

Assiry gombal mukiyo, 24 Desember 2015


Saya tidak sedang berhujjah atau berfatwa karena maqam saya adalah "al gombalu wa addhobholu" saya bukan ulama bukan kiyai juga buka siapa -siapa. Saya hanya segelintir manusia yang ikut bergembira ketika melihat manusia yang lainnya yang tentu sebagai saudara saya sedang merayakan natal.

Saya ucapkan selamat hari Natal wahai saudara -saudaraku dimanapun anda berada, damai bersama Tuhan Allah SWT. Menukil fatwa Al Habib Umar bin Hafidz Tarim Yaman bahwa sikap moderat (wasathiyah) adalah karakter inti ajaran Islam yang merepresentasikan perilaku Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Hal ini ia sampaikan dalam acara bedah buku karyanya, al-Wasathiyyah fil Islam (Moderat dalam Perspektif Islam).

Habib Umar mengutip surat al-Baqarah (143), “Dan demikianlah Kami (Tuhan) jadikan kalian umat yang ‘wasath’ (adil, tengah-tengah, terbaik) agar kalian menjadi saksi (syuhada’) bagi semua manusia, dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi (syahid) juga atas kalian.”

Jika kita tela'ah lebih dalam ayat tersebut umat Islam dipuji oleh Allah sebagai golongan yang ‘wasath’ karena mereka tak terjerembab dalam dua titik ekstrem. Yang pertama, ekstremitas umat Kristen yang mengenal tradisi “rahbaniyyah” atau kehidupan kependetaan yang menolak keras dimensi jasad dalam kehidupan manusia serta pengkultusan terhadap utusan yakni Nabi Isa atau Yesus Kristus sebagai anak Tuhan yang dipatahkan oleh Firman Allah SWT dalam Surat Al Ikhlash.
 
Yang kedua adalah ekstremitas umat Yahudi yang melakukan distorsi atas Kitab Suci mereka serta melakukan pembunuhan atas sejumlah nabi-nabi yang diutus Allah kepada mereka. Ekstremisme yang terjadi akhir-akhir ini terjadi karena konsep wasathiyah mulai terkikis, tergerus oleh orang -orang islam sendiri yang mengaku lebih alim sehingga mudah sekali mengkafirkan dan membid'ahkan saudara sesama muslim.

Wali Songo sebagai contoh ideal yang berhasil menerapkan prinsip moderat dalam kegiatan dakwah menyebarkan Islam di Nusantara. Dengan sikap moderat yang ditunjukkan Walisongo, Islam dapat diterima dengan baik di Indonesia. Dari dahulu tidak pernah ada masalah dengan kerukunan atas keberagaman agama yang dipeluk di nusantara ini.

Hukum mengucapkan selamat (tahni’ah) Natal kepada umat Kristiani adalah boleh selama tidak disertai pengakuan (iqrar) terhadap hal-hal yang bertentangan dengan pokok akidah Islam, seperti klaim Isa anak Tuhan dan keikutsertaan dalam kemaksiatan.
 
Kebolehan ini, karena memuliakan para utusan Allah, termasuk Nabi Isa, adalah di antara hal yang pasti diakui dalam Islam (min dharuriyyati hadza ad-din). Setiap orang mengaku dirinya menempuh jalan yang moderat, sehingga pengertian dari terma wasathiyah sendiri harus diperjelas. Saya tidak sependapat dengan beberapa kelompok yang mengatas namakan islam tapi berperilaku anarkhi, hobby dengan kekerasan dan pengrusakan hanya karena berbeda pendapat soal furu'iyyah.

Saya prihatin kepada saudara -saudara saya muslim yang dengan gampangnya menuduh kafir hanya karena mengucapkan natal kepada saudara kristiani. Mereka menuduh kalau mengucapkan selamat Natal berarti meyakini akan ketuhanan Isa Al Masih atau Yesus Kristus.

Sungguh tidak ada hubungan sama sekali, sebab seorang Muslim yang mengucapkan "selamat Natal" tetap tidak meyakini dengan ketuhanannya Nabi isa atau Yesus Kristus tidak bisa dihukumi kafir, sama halnya dengan orang Nashrani yang juga mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri atau Selamat atas kelahirannya Nabi Muhammad saw, bukan berarti mereka berikrar sebagai Muslim.

Banyak diantara kita yang masih saja terjebak dengan posisi sakralitas sahadat yang disamakan kedudukan (maqamnya) dengan mengucapkan selamat natal. Lha wong mengucapkan selamat natal ko disamakan dengan mengimani bahwa Yesus anak Tuhan. Ini terlalu jauh analoginya. Jika membaca syahadat itu syarat pertama masuknya islam, maka syarat pertama masuk kristen bukan mengucapkan selamat natal tapi dengan dibaptis.
 
Jadi jika seorang muslim ditanya: "Maukah anda dibaptis?" maka derajat prtanyaan ini sama dengan prtanyaan: " Maukah anda mengucapkan dua kalimat syahadat?" Bukan disamakan dengan mengucapkan Selamat Natal.

Sama halnya jika kita menyapa "embekkk" karena kebetulan ketemu dengan kambing betina misalnya. Apakah lantas kita menjadi kambing? Tidak. Terus tiba -tiba kita dituduh kambing gara -gara masuk ke kandang kambing tetangga. Kita kan hanya menyapa. Dan, menyapa itu harus dengan bahasa mereka.

Tidak sedikit yang sering sekali tersungkur bahkan kedalam pemahaman yang keliru misalnya karena Presiden ikut menghadiri perayaan natal kemudian kita menyimpulkan bahwa Presiden murtad. Ini kan aneh. Kapan kita bisa berfikir cerdas kalau terus -menerus membenamkan mindset tersebut kedalam otak kita.
 
Kalau boleh saya pakai analogi Gusdur, beliau pernah dihujat habis-habisan dan bahkan dituduh murtad atau kafir karena menghadiri natalan di gereja saat menjadi Presiden. Dengan santai beliau nyelethuk "jalan berdua itu belum tentu pacaran, gitu aja ko repot".

Oh indahnya jika kerukunan antar ummat beragama terus dipupuk agar senantiasa subur. Saya ikut berbahagia atas apa yang dilakukan oleh saudara -saudaraku Majelis Jemaat "Immanuel" Malang Jatim. yang merayakan natal tapi juga memberikan hak atas kegiatan jumatan di Masjid Jami Malang.

Minggu, 20 Desember 2015

KEBAHAGIAAN DALAM PERNIKAHAN

Assiry gombal mukiyo, 20 Desember 2015


Berdasarkan penelitian, hanya 30% dari semua pernikahan berakhir dimahkota bahagia. Di negara maju malah 50% berakhir dengan perceraian yang menyedihkan. Sedangkan di negara berkembang badai perceraian lebih sedikit karena dianggap tabu, tapi sebagai akibatnya banyak yang bertahan hanya demi pandangan masyarakat, biar terlihat mesra meskipun berkecamuk. Itu berarti 70% dari seluruh pernikahan itu berakhir sengsara bagi kedua belah pihak, Itupun harus ditambah dengan statistik bahwa setidaknya 80% pernikahan diwarnai dengan perselingkuhan, minimal sekali selama masa pernikahan.

Dari hanya 30% pernikahan yang bahagia itu , 2 syarat utama untuk pernikahan yang bahagia adalah Kindness (Kebaikan) dan Generosity (Kemurahan Hati) . Jadi sebelum anda menikah, bersiaplah dengan segala kemungkinan, termasuk kemungkinan pasangan selingkuh yang 80% dan seberapa jauh anda siap untuk terus mempertahankan dan melanjutkan rumah tangga.

Yang saya maksud dengan Kebaikan dan Kemurahan hati adalah seberapa jauh pasangan itu mempunyai kemauan untuk membahagiakan pasangannya dan seberapa jauh bermurah hati untuk membagi kebahagiaan. Satu hal yang pasti, sebelum menikah seorang individu harus bahagia dulu dengan dirinya sendiri, menikah adalah sarana untuk membagi kebahagiaan, bukan mencari kebahagiaan. Banyak orang yang berniat menikah karena ingin bahagia. Ini mindset yang keliru. Maka banyak pasangan yang tersungkur dan justru tidak menemukan kebahagiaan apapun dalam pernikahannya.

Banyak manusia yang terlalu mengharapkan sesuatu yang justru berakhir fatal dari pernikahan, seolah-olah masalah pribadinya akan selesai ketika menikah karena dibantu oleh pasangannya. Padahal sebelum seorang individu selesai dengan dirinya sendiri, mampu membahagiakan dirinya sendiri, bisa menciptakan pembahagiaan atas dirinya sendiri maka dengan pasangan sebaik apapun pasti akan ada permasalahan besar nantinya.

Kita hanya fokus pada adagium " badai pasti berlalu" jangan lupa bahwa cerah juga pun bisa berlalu. Artinya memang hidup tidak selalu menderita tapi kebahagiaan pun juga bersifat fluktuatif, naik dan turun seiring berjalannya waktu. Maka jika kita sudah bisa menciptakan pembahagiaan atas diri kita sendiri, mau pasangan kita bisa membahagiaan kita atau tidak kita tetap enjoy, kita tetap bahagia karena kita bisa menciptkan terus kebahagiaan itu.

Bagaimanapun gloomy data ini, ini adalah data kehidupan manusia. Dengan data seperti ini, manusia bisa menyiapkan masa depan dengan lebih rasional. Terutama jika anda melihat kebaikan dan kemurahan hati pada pasangan anda dan anda sendiri juga baik dan murah hati, maka pernikahan akan banyak berakhir bahagia, dan jika tidak pun tidak ada salahnya mencoba walaupun anda harus siap dengan resikonya.

Kebaikan dan Kemurahan Hati pun juga harus datang dari 2 belah pihak, karena setiap individu punya batas tersendiri jika kebaikan dan kemurahan hatinya tidak mendapatkan penghargaan yang sama.

Jumat, 11 Desember 2015

POLISI REPUBLIK INDEHOY

Assiry gombal mukiyo, 11 Desember 2015


Di Negeri Indehoy, kalau kasusnya soal esek -esek seperti kilat, sigap dan cepat tertangkap pelakunya. Tapi kalu soal pejabat yang kongkalikong dan korupsi nangkapnya seperti siput, jalannya lambat dan tersendat-sendat akhirnya kita dipaksa untuk melupakan kasus -kasus korupsi itu entah sampai kapan mungkin sampai sekarat dan kiamat.


POLISI REPUBLIK INDEHOY

Assiry gombal mukiyo, 11 Desember 2015


Di Negeri Indehoy, kalau kasusnya soal esek -esek seperti kilat, sigap dan cepat tertangkap pelakunya. Tapi kalu soal pejabat yang kongkalikong dan korupsi nangkapnya seperti siput, jalannya lambat dan tersendat-sendat akhirnya kita dipaksa untuk melupakan kasus -kasus korupsi itu entah sampai kapan mungkin sampai sekarat dan kiamat.

Minggu, 06 Desember 2015

TERANTUK

Semarang, 6 Desember 2015

 
Tiba -tiba saja terantuk disudut namaMu
Bersama secangkir kopi susu.
Ya susu yang dicampukan kopi itu

Tapi bukan susu
Ketika hendak menerbangkan ragaku
Ke Bayt Al Quran Jakartaku.

Entah apapun asal diriMu yang slalu menjadi tujuanku.
Iya tujuanku.....tujuan hidup atas kehihupanku.

Jumat, 04 Desember 2015

JACK MA VS SETYA NOVANTO

Assiry gombal mukiyo, 05 Desember 2015


Jack Ma adalah orang terkaya di Cina, bermula dari tukang becak/tour guide bagi turis sambil belajar bahasa Inggris selama 9 tahun, Jack Ma berkali-kali mau masuk perguruan tinggi tapi ditolak, akhirnya dia menjadi guru bahasa Inggris. Bahkan melamar kerja di Mc Donald pun ditolak. Namun dia tidak putus asa, dia akhirnya mendirikan Alibaba.com , perusahaan online terbesar di Cina dan sekarang kekayaannya hampir 300 trilyun dan dia berjanji sebagian besar diantaranya buat amal nantinya.

Setya Novanto pun punya latar belakang seperti Jack Ma, bermula dari supir penggede Golkar Hayono Isman, dia akhirnya menapak pelan di dunia politik sampai akhirnya jadi ketua DPR. Yang membedakan jauh antara Jack Ma dan Setya Novanto adalah cara mereka mencari uang, Jack Ma mencari uang dengan kerja keras tanpa kenal lelah, Setya Novanto mencari uang dengan jadi makelar proyek haram. Lalu juga Jack Ma banyak beramal dengan hartanya, sedangkan Setya Novanto berfoya-foya dengan hartanya. Tentunya harta Setya Novanto tidak ada apa-apanya daripada harta Jack Ma.

Moral of the story, berjuang keras lah tapi jangan gunakan jalan tidak jujur, karena pada akhirnya itu tidak akan membahagiakan kita. Kalau anda berusaha keras dengan jujur dan sukses, kenikmatannya dua lapis, karena kejujurannya dan karena suksesnya. Tapi kalau anda sukses karena tidak jujur, kenikmatannya cuma satu karena suksesnya saja, itupun belum tentu langgeng, karena penjara bisa menunggu anda.

Kamis, 26 November 2015

GAJAH

Assiry wong edan , 26 Nopember 2015

Tampak disebuah ruang kelas Play Group yang begitu riang dan lucu.Seorang Ibu Guru yang lembut dan ayu sebut saja Ibu Anik sedang mengajar diruang kelas itu.
Ibu Guru : "Anak-anak, apa nama binatang yang dimulai dengan huruf G ?".
Dengan cepat Mukiyo berdiri dan menjawab : "Gajah, bu gullllllu !" ( maklum masih pelat jadi ndak bisa menyebutkan huruf R)
Ibu Guru :"Bagus, pertanyaan berikutnya. Apa nama binatang yang dimulai dengan huruf 'D' ?"
Semua murid diam, tapi Mukiyo kembali berdiri dan menjawab :"Dua gajah, Bu Gulu..."
Murid-murid yang masih balita tertawa terkekeh bahkan ada yang jumpalitan karena terkencing di pampersnya hingga bocor. Ibu Guru merasa kesal sama Mukiyo.
Ibu Guru :"Mukiyo.... kamu berdiri di pojok sana ! Ayo anak-anak kita lanjutkan. Pertanyaan berikut, binatang apa yang dimulai dengan huruf "M"?
Semua murid diam.
Tapi lagi-lagi Mukiyo menjawab dengan tenang : "Mungkin Gajah..."
Ibu Guru :"Mukiyo, kamu keluar dan berdiri di depan pintu !"
Mukiyo keluar dengan wajah sedih. Ibu Guru pun melanjutkan.
Ibu Guru :"Pertanyaan terakhir. Anak-anak, binatang apa yang dimulai dengan huruf "J"?
Ibu Guru menunggu jawaban, tapi semua diam.
Tak lama sayup-sayup terdengar suara Mukiyo dari luar kelas : "Jangan-jangan Gajah" Ibu Guluuuuuuuu !!!!!!!!!!
Saking kesalnya, Ibu Guru menyuruh Mukiyo pulang...........
Akhirnya guru lega dan kembali ke kelas.
Ibu Guru : "Sekarang anak-anak, binatang apa yang diawali dengan huruf P ?"
Tidak ada satu muridpun yang menjawab.
Tiba-tiba HP Ibu Guru berdering.
Guru : "Ya hallo..."
HP : 'Maaf bu saya Mukiyo, jawabannya, Pasti Gajah"
Guru : Mukiyyooooooooooo..!!!!!!!!, ( prakkkk...Bu Guru dengan kesal membanting Hpnya)

Rabu, 25 November 2015

UNTUKMU GURU

Assiry gombal mukiyo, 25 Nopember 2015


Sekolah berawal dari banyaknya orang yang masih bodoh, lalu mendatangkan satu guru di dalam satu ruang. Sedangkan pesantren, ada satu orang yang pandai, lalu didatangi oleh banyak orang.

Lulusan sekolah titelnya dari yang Drs, doktor hingga profesor. Titel tersebut tidak hilang meski akhlak mereka jelek. Sedangkan lulusan pesantren, titel kiai akan hilang jika memiliki akhlak buruk.

Siapapun itu entah guru yang disekolah maupun guru yang di pesantren. Mereka adalah Guru. Yang oleh Allah diperkenankan atas cipratan kecil dari lautan ilmuNya yang mengalir hingga kepada kita.

Kunci kemanfaatan dan tolok ukur keberkahan atas ilmu kita adalah ketika mampu dan terus berusaha memuliakan siapapun guru kita hingga akhir hayat.

Semakin banyak upaya kita untuk memuliakan guru maka semakin banyak pula keberkahan dan kemanfaatan ilmu yang kita raih.

Untukmu Wahai Para Guru........yang sudah membimbingku. Al Fatihah.....

Kamis, 19 November 2015

SEMOGA BUKAN MUSIBAH

Assiry gombal mukiyo, 19 November 2015


Saya tidak berani menyebut Surat Undangan dari Bayt Al Quran TMII ini sebagai anugerah tetapi saya juga takut kepada Allah ketika menyebutnya sebagai musibah. Lha wong saya ini orang kampung, gendheng, bahlul, bahkan tidak memiliki kapasitas apapun dalam hidup ini. 

Tiba -tiba hari ini saya mendapatkan mandat dalam surat undangan resmi tersebut untuk menjadi salah satu Narasumber pengisi acara Dialog Kaligrafi dengan tema "Seni Kaligrafi Masjid". Lebih kaget lagi saya juga dipilih sebagai salah satu Dewan Juri Lomba Kaligrafi Tingkat Nasional Kementerian Agama RI di Bayt Quran TMII.

Sebuah tanggung jawab yang begitu berat di dunia bahkan akhirat. Bagaimana tidak berat, pada event lomba kaligrafi tingkat kecamatan, tingkat kabupaten Kudus bahkan lomba tingkat propinsi Jawa Tengah yang sekarang sedang berlangsung saja saya tidak pernah terlibat dan dilibatkan dalam penjurian lomba kaligrafi itu.

Yang pasti alasan pertama karena saya tidak pernah lulus persaratan sebagai apa saja lebih -lebih dalam penjurian kaligrafi. Alasan kedua, saya juga tidak pernah ditunjuk menjadi Juri dalam perhelatan akbar lomba -lomba semacam itu karena saya yakin dan tahu diri bahwa saya bukan termasuk orang yang memiliki kompetensi dan kapasitas untuk menjadi juri, saya masih awwam. Apalagi ko sampai "nekat" dan ke-PEDE-an dengan menyodorkan atau menawarkan diri sebagai juri dalam event-event lomba tersebut, jujur saya merasa belum mampu dan tidak layak karena jauh dari kualitas.

Bagaimana mungkin orang percaya dengan saya, wong saya sendiri saja terkadang tidak percaya dengan diri saya sendiri. Selama ini saya berjalan diluar jalur " nggembel " kemana -mana menebar virus kaligrafi, menikmati hidup saya sendiri, entah tidur diemperan, ditrotoar berteman dan akrab dengan nyamuk dan kecoa, "klesodan" di pinggir -pinggir teras musholla dan " ndlosor" di lantai masjid. Meskipun langkah itu saya menyebutnya sebagai idiom kaligrafi untuk menemukan "jati diri" kaligrafi yang entah kemana.

Semoga Allah selalu menuntun langkah saya yang " kerdil" ini untuk bisa "ndereake", tabarukan dan terus -menerus belajar kepada para Guru saya para Master Kaligrafi Indonesia dan dunia yang sudah masyhur seperti : KH.Dr.Didin Sirajuddin M.Ag, Ustaz H. Syahryansyah Sirajuddn LC, Ustaz H.Isep Misbah M.Ag, Ustaz H.Athoillah M.Ag. Amiiiin.......

Senin, 09 November 2015

FOKUSLAH PADA SEBAB

Assiry gombal mukiyo, 09 November 2015

Foto Assiry Presiden Kaligrafi.
Orang cenderung fokus pada akibat dan melupakan, bahkan mengacuhkan sebab dari sebuah peristiwa.
Contoh kita menghujat Mike Tyson mati -matian karena secara kasat mata Tyson telah menggigit telinga Holyfiel hingga putus dan cuilan dari kuping Holifel itu dimuntahkannya di atas ring tinju.

Sekitar 16 tahun silam, Tyson mengigit telinga Holyfield dalam pertarungan sengit di MGM Grand Arena, Las Vegas. Insiden itu dikenal publik Amerika Serikat dengan sebutan "Bite Fight".

Dalam hati mungkin anda membayangkan dan barangkali bertanya-tanya "apakah Tyson ini kanibal atau karena dia mulai lapar?"

Tyson sedang kesal dan marah besar . Itu jawabannya. Kenapa wasit diam saja atas kecurangan yang dilakukan holifield dengan selalu menyerudukkan kepalanya atau merangkul saat Tyson hendak memukulnya.
Anda pasti masih ingat atas apa yang dilakukan Zidane saat kepalanya menanduk perut marco materazzi.
Kita hanya melihat kenapa hal konyol itu dilakukan zidane kepada pemain belakang italia itu. Akhirnya diketahui penyebabnya adalah Karena Zidane marah besar ketika ibunya zidane diumpat dan disebut pelacur oleh Marco.

Beberapa waktu yang lalu Rossy dituduh mendengkul Marc Marques.Tentu kita hanya melihat bagaimana efek dari dengkulan itu hingga berakibat Rossi dihukum dengan sanksi start paling belakang. Meskipun akhirnya Rossi mampu menduduki posisi ke-4 dalam 15 lap, sungguh suatu usaha yg sangat patut di apresiasi.

Terlihat dari apresiasi para penonton di paddock pada waktu Valentino Rossi masuk paddock setelah balapan usai, jauh lebih banyak orang yg mengerumuni paddock "The Doctor" dari pada di bawah podium. Artinya jelas orang lebih appreciate usaha Valentino Rossi dari pada pencapaian Jorge Lorenzo.
Juara dalam bidang apapun anda, bukan hanya di ukur dari trofi nya saja.

tapi yang terpenting adalah attitudenya. Masih ingatkah kita ketika di podium balapan Sepang, Malaysia, Jorge Lorenzo memberikan sinyal jempol kebawah? Menurut saya bisa saja Valentino Rossi membalasnya , mengingat usaha "tidak sportif" dari Jorge Lorenzo, tapi "The Doctor" memilih tidak melakukan nya. Itulah sesungguhnya yang attitude yang harus kita miliki sebagai sang "JUARA".

Mari menengok bagaimana fenomena kehancuran sebab-akibat itu terjadi. Ternyata memang banyak sekali faktor penyebab yang kita hancurkan. Misalnya begini: untuk membuat masyarakat hidup makmur pasti membutuhkan penyebab kemakmuran. Tapi faktor penyebab itulah yang terus kita kurangi. Terbukti kita masih rajin dan bangga dengan perilaku korupsi.

Menginginkan kemakmuran bersama sambil korupsi jelas tidak mungkin. Karena azas korupsi itu hanya ingin makmur sendiri. Karenanya logis jika di hari ini banyak sekali ditemui kemiskinan umum, tapi juga
mudah ditemui kemakmuran pribadi dan kelompok. Banyak orang makmur, tapi bukan masyarakat yang makmur.

Kita sibuk menghujat pemerintah dengan penanganan kabut asap, padahal ini adalah bagian dari akibat. Tapi kita terlena dan lupa siapakah penyebab dari kabut asap itu.

Kita "seneng banget" membulli Presiden kita dengan sebutan krempeng, oon, plonga-plongo dan kata sarkasme lainnya. Tapi kita lupa bahwa ternyata kita sendiri yang memilihnya sebagai pemimpin kebanggan kita bersama.

Minggu, 01 November 2015

AKHLAQ

Assiry gombal mukiyo, 02 November 2015


Akar kata ‘AKHLAQ’ dalam bahasa ‘Arab adalah ‘kholaqo’ (masdar tsulastsy) yang merupakan akar pula kata-kata ‘kholiq’, ‘kholq’ dan ‘makhluq’. ‘kholaqo’ sendiri berarti menciptakan. Ketiga buah kata ‘Kholiq’, ‘Akhlaq’ dan ‘makhluq’ merupakan kata yang saling berhubungan erat.

Akhlaq bukanlah semata-mata sopan santun, etika, atau moral. ‘Akhlaq’-pun tidak terlepas dari definisi secara syar’i. “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia (makaarima ‘l-Akhlaaq).”

Disitu digunakan kata akhlaq-nya menggunakan Alif-lam yang sama dengan ‘the’ dalam bahasa Inggris, jadi sudah spesifik apa yang dimaksud dengan Al-Akhlaaq disitu, dan tentunya bukanlah semata-mata etika, sopan santun atau moral. Ibunda ‘Aisyah ra menerangkan: “Adalah akhlaq beliau (RasululLaah SAW) itu Al-Qur’an.” Al-Qur’an telah menegaskan pula bahwa:”Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlaq mulia (khuluqin ‘adhiim).” (QS. Al-Qolam:4).

Bisa dipahami bahwa Al-Akhlaaq, sebagaimana Islam itu sendiri, bersifat menyeluruh dan universal. Ia merupakan tata nilai yang memang diset-up oleh Al-Khaliq bagi manusia untuk kemudahannya dan kesejahteraannya dalam menjalankan missi kekhalifahannya dimuka bumi ini. Ia merupakan tata nilai yang selalu selaras dengan fitrah kemanusiaannya dan sudah pasti sinkron/nyambung dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.

Untuk urusan yang kecil dan sepele saja kita lebih suka membesar-besarkan perbedaan dibandingkan persatuan dan ukhuwah ummat. Bahkan sesama ummat Islam sendiri lebih sibuk menabur fitnah dan sibuk mengorek-ngorek perbedaan furu'iyyah sehingga keharmonisan kita sesama saudara seiman menjadi terkoyak.

Letak persoalannya adalah karena Ilmu lebih dikedepankan daripada akhlaq/adab.  Imam Darul Hijrah, Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy
"تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم"
“Pelajarilah adab( akhlaq) sebelum mempelajari suatu ilmu.”

Kenapa sampai para ulama mendahulukan mempelajari adab? Sebagaimana yang dinasehatkan oleh Yusuf bin Al Husain:
بالأدب تفهم العلم
“Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.”

Saya sendiri tidak pernah sependapat ketika ada pengelompokan antara ini ilmu agama dan itu ilmu umum. Padahal semua ilmu itu pokokny juga adalah "ulumuddin" jika ilmu itu selalu bermuara dan setiap pengetahuan itu disandarkan kepada sumbernya yakni Allah. "Al ilm minallah".

Kita sekarang lebih sibuk mempelajari ilmu apa saja baik dikampus maupun di pesantren, sampai lupa mempelajari adab.

Tidak sedikit orang yang sudah mapan ilmunya, banyak mempelajari tauhid, fikih dan hadits, dan keterampilan dan keahlian lainnya namun tingkah laku kita terhadap orang tua, kerabat, tetangga dan saudara muslim lainnya bahkan terhadap guru sendiri jauh dari yang dituntunkan oleh para ulama.

Tidak sedikit pula beberapa murid yang berani mencemooh dan menggunjingkan gurunya dibelakang, tidak menjunjung nilai etika. Padahal keberkahan ilmu itu terletak kepada ridho dan kerelaan Sang Guru.

Selalu meminta restu dan doa Guru ketika hendak melanjutkan belajar ditempat lain itupun adalah bagian dari adab yang diteladankan oleh ulama -ulama dahulu. Tidak heran jika ilmu yang mereka dapatkan berlimpah keberkahan dan berbuah kemanfaatan. Itu baru soal adab atau akhlaq dalam menuntut ilmu belum yang lainnya.

Coba lihat saja kelakuan sebagian kita terhadap orang yang beda pemahaman, padahal masih dalam tataran ijtihadiyah. tidak ada yang mau mengalah, sampai menganggap pendapatnya yang paling benar dan celakanya menuding faham lain yang tidak sejalan dengan kata-kata kafir, sesat, bid'ah, syirik dan semacamnya.

Padahal para ulama sudah mengingatkan untuk tidak meninggalkan mempelajari masalah adab dan akhlak.
Menukil nasehat Ibnul Mubarok
"تعلمنا الأدب ثلاثين عاماً، وتعلمنا العلم عشرين"
“Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.”.
Semoga kita selalu dihiasi oleh Allah sebagai manusia yang tidak hanya bisa "ngemong rogo"( mempercantik raga), tapi juga "ngemong jiwo"( memperbaiki jiwa). Amiiin.

Kamis, 22 Oktober 2015

Assiry gombal mukiyo, 23 Oktober 2015


Sebelum saya "urun rembug" soal hari Santri yang menuai pro dan kontra, saya justru sedih karena hampir semuanya punya hari khusus yang setiap tahun dirayakan. Tapi dari sekian hari yang diresmikan pemerintah menjadi hari yang spesial itu, ternyata hari Bapak sampai kapanpun tidak akan pernah dirayakan. Karena bagi bangsa ini seorang Bapak bukan sesuatu yang primer dalam kehidupan kita.

Jadi tidak perlu dirayakan atau dihormati sebagai hari Bapak. Padahal hari ibu dan hari anak sudah lebih dulu disyahkan untuk setiap tahun dirayakan. Anggap saja Hari Bapak memang tidak penting untuk kita diskusikan diforum apapun.

Tapi saya kadang tersenyum sendiri, bahkan tiba -tiba terkekeh. Bagaimana tidak, lha Wong cuma hobi ngumpulin perangko saja dibikinkan hari spesial, hari felateli. Lalu bagaimana perasaan elemen-elemen bangsa yang lain, yang tidak hobi koleksi perangko? Ada berapa banyak kolektor gantungan kunci, kolektor korek zippo, dan lebih-lebih lagi kolektor batu akik, kolektor barang antik, yang dapat dipastikan bakal merana sekali karena tidak dibikinkan hari khusus oleh negara?

Mungkin perlu juga diresmikan oleh negara hari korupsi, bukan hari anti korupsi. Karena sesungguhnya korupsi ini menjadi salah satu budaya kita yang paling trend abad ini. Pejabat itu ngga afdhal jika ngga korupsi. Kita justru bangga jika anak kita bisa menjadi pegawai negeri dengan cara membayar sekian ratus juta. Diwarung -warung kopi kita ceritakan kepada sanak dan kolega tanpa merasa itu perbuatan dosa. Perilaku inikan sama saja berpeluang menumbuh suburkan bibit -bibit korupsi.

Sudahlah, Bapak-Ibu dari kalangan Muhammadiyyah dan lainnya yang tidak setuju hari Santri, tidak perlu "kenceng-kenceng" lah menolak Hari Santri yang oleh Pemerintah ditetapkan pada tanggal 22 Oktober 2015.

Spiritnya toh keren. Inilah bentuk apresiasi tinggi kepada para ulama yang memfungsikan ajaran agama untuk menghadapi tantangan jaman. Ketika di tahun 1945 tantangannya adalah kekuatan militer penjajah, ya itu dia yang harus digasak dengan Resolusi Jihad. Dengan spirit yang sama, mestinya sekarang Hari Santri bisa direvitalisasi lagi untuk jihad-jihad kekinian yang lebih sesuai dengan dinamika era digital. Karena jihad itu tidak selalu mengangkat senjata.

Santri bukan hanya bisa "sarungan" tapi mampu berkiprah untuk kemajuan dunia. Santri yang dikenal sebagai pribadi yang "culun" kini harus bisa mengembangkan ilmu pengetahuan juga penguasaan teknologi agar hidup ini makin harmoni.

Menurut tokoh Muhammadiyah Prof. DR. Abd. Munir Mulkhan, tipologi orang muhammadiyah tidak sama, melainkan ada 4, yaitu : (1) MuhLas/ Muhammadiyah ikhlas (yang mengklaim pemurni akidah yang cenderung Wahabi, dan ceramahnya keras-keras), (2) MuAh, yaitu Muhammadiyah Ahmad Dahlan, yang bermadzhab Syafi'i, misalnya pake qunut, dll. dan berfaham moderat, (3) MuHar, yaitu Muhammadiyah Marhaenis, kelompok abangan yang gabung dan menyukai kiprah sosial Muhammadiyah, walau mereka tdk begitu religius (4) MuNu, yaitu Muhammadiyah NU, yang mana secara organisasi ikut Muhammadiyah tapi secara amaliyah keagamaan ikut NU, seperti tahlilan, yasinan, dziba'an, tawassulan, dll. Nah tipe MuhLas saja yang nampaknya kurang setuju dgn Hari Santri, sedangkan tipe MuAh, MuHar dan MuNu setuju- setuju saja, apalagi yang MuNu.

Kata santri sebenarnya terdiri dari 4 huruf arab (sin, nun, ta', ra'). KH. Abdullah Dimyathy (alm) dari Pandegelang- Banten, mengimplementasikan kata santri sesuai dengan fungsi manusia. 4 huruf tersebut yaitu :
Sin. Yang artinya "satrul al aurah" (menutup aurat) sebagaimana selayaknya kaum santri yang mempunyai ciri khas dengan sarung, peci, pakaian koko, dan sandal ala kadarnya sudah barang tentu bisa masuk dalam golongan huruf sin ini, yaitu menutup aurat. Namun pengertian menutup aurat di sini mempunyai 2 pengertian yang keduanya saling ta'aluq atau berhubungan. Yaitu menutup aurat secara tampak oleh mata (dhahiri) dan yang tersirat atau tidak tampak (bathini). Menutup aurat secara dhahiri gambarannya susuai dengan gambaran yang telah ada menurut syari'at Islam. Mulai dari pusar sampai lutut bagi pria dan seluruh tubuh kecuali tangan dan wajah bagi wanita. Gambaran tersebut merupakan gambaran yang sudah tersurat atau aturan-aturan yang sudah jelas dalam syari'at. Namun satu sisi yang kaitannya makna yang tersirat (bathini) terlebih dahulu kita harus mengetahui apa sebenarnya tujuan dari perintah menutup aurat.

Nun. Yang berarti "na'ibul ulama" (wakil dari ulama). Dalam koridor ajaran Islam dikatakan dalam suatu hadits bahwa : "al-ulama warasul ambiya' (ulama adalah pewaris nabi). Rasul adalah pemimpin dari ummat, begitu juga ulama. Peran dan fungsi ulama dalam masyarakat sama halnya dengan rasul, sebagai pengayom atau pelayan ummat dalam segala dimensi.

Tentunya di harapakan seorang ulama mempunyai kepekaan-kepekaan sosial yang tahu atas problematika dan perkembangan serta tuntutan zaman akibat arus globalisasi dan modernisasi, serta dapat menyelesaikannya dengan arif dan bijak atas apa yang terjadi dalam masyarakatnya. Kaitannya dengan na'ibul ulama, seorang santri di tuntut mampu aktif, merespon, sekaligus mengikuti perkembangan masyarakat yang diaktualisasikan dalam bentuk sikap dan perilaku yang bijak. Minimal dalam masyarakat kecil yang ada dalam pesantren. Sebagaimana yang kita tahu, pesantren merupakan sub-kultur dari masyarakat yang majemuk. Dan dengan didukung potensi yang dimiliki kaum santri itulah yang berfungsi sebagai modal dasar untuk memberikan suatu perubahan yang positif sesuai dengan yang di harapkan Islam.

Ta'. Yang artinya "tarku al-ma'shi" (meninggalkan kemaksiatan). Dengan dasar yang dimiliki kaum santri, khususnya dalam mempelajari syari'at, kaum santri diharapkan mampu memegang prinsip sekaligus konsis terhadap pendirian dan nilai-nilai ajaran Islam serta hukum adab yang berlaku di masyarakatnya selagi tidak keluar dari jalur syari'at. Kaitannya hal tersebut yaitu seberapa jauh kaum santri mengaplikasikan apa yang telah mereka dapatkan dan sejauh mana pula ia memegang hubungan hablum minallah dan hablum minannas, hubungan horizontal dan vertikal dengan sang khaliq dan sosial masyarakat. Karena tarku al-ma'shi tidak hanya mencakup pelanggaran-pelanggaran hukum yang telah ditetapkan-Nya, tetapi juga hubungan sosial dengan sesama mahluk, baik manusia ataupun yang lain.

Ra'. Yang artinya "raisul ummah" (pemimpin ummat). Manusia diangkat sebagai khalifatullah di atas bumi ini. Sebagaimana diterangkan dalam firmanNya "inni ja'ilun fil ardhi khalifah" (QS. Al-Baqarah : 30) "Sesungguhnya aku ciptakan di muka bumi ini seorang pemimpin." Pemimpin itu menjadi pelayan untuk rakyatnya bukan dilayani.

Santri-santri yang sukses meraih kesuksesan kedepan butuh kemandirian dan kemerdekaan dalam berfikir, yang tidak diperoleh dalam ruang pendidikan formal saja. Karena pendidikan formal sekarang ini cenderung menjadi sarana meraih gelar formal belaka.

Pendidikan formal dewasa ini sudah semakin jauh dari essendi pendidikan yang sebenarnya. Pendidikan formal diciptakan hanya untuk memenuhi kebutuhan industri, karena itu, jika ingin sukses harus mampu menimba ilmu di luar pendidikan formal.

Teruslah maju para santri........kibarkan sarungmu hingga tidak ada lagi yang merendahkanmu !

Illustrasi:
Santri -santri Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi Quran PSKQ Modern Kudus Jawa Tengah saat belajar di ruang ekspresi.

Rabu, 21 Oktober 2015

ANUGERAH KABUT ASAP

Buton Riau, Assiry gombal mukiyo, 22 Oktober 2015


Saya tidak berani menyebut bahwa asap tebal yang memeluk erat bahkan tak mau berpendar dari wilayah Sumatera selatan, Jambi, Riau, Kalteng dan sekitarnya sebagai musibah, atau petaka. Ini hanya soal dialektika kita terhadap Tuhan yang telah menciptakan asap itu sendiri.

Saya menyebutnya sebagai " bukti kemesraan" alam terhadap kita bangsa manusia. Masih kurangkah cinta dan kebaikan yang diberikan alam untuk kehidupan kita?

Bagaimana tidak mesra, lha wong hutan dibakar kok apapun yang dibakar tentu menimbulkan asap. Asap itu adalah "kado cinta" alam terhadap kita. Dan kado cinta dari alam adalah cerminan perilaku kita sendiri. Beratus tahun tanah dibajak, diracuni dengan gas industri, digorok dengan racun kimiawi, dihisap paksa minyak dan batubara, diperkosa hingga tak tersisa.

Lantas hari ini asap yang mengepul pekat bukan karena alam sedang murka dan menumpahkan kekesalannya. Boleh lah sedikit alam "bercanda" mengeluarkan asapnya. Itupun karena ulah kita bangsa manusia yang terus -menerus menebar kerusakan bagai menampar "muka bumi".

Kabut asap hadir sebagai fakta imajis-metaforis. Memasuki “kabut asap”, tidak selalu berarti memasuki sebuah kawasan hutan atau lahan gambut yang terbakar secara faktual. Sesungguhnya kita bangsa ini sudah ratusan tahun terkungkung oleh asap yang terus mengepul. Asap-asap itu bisa bernama korupsi, bisa juga kita sebut sebagai tata pemerintahan yang 'acakadul', DPR yang mustinya menjadi tempat menumpahkan segala aspirasi dan keluhan rakyat justru yang sering kita keluhkan dan tempat sumpah serapah atau asu-asuan bagi"wong cilik". Singkatnya apa saja yang semrawut dalam kehidupan ini bisa kita katakan sebagai kabut asap. Sesuatu yang samar, remang dan penuh kegamangan.

Orang bisa saja hanya masuk ke hutan atau pun lahan terbakar, melihat secara kasatmata bagaimana si jago merah melahap begitu cepat, tetapi ruang kabut asap itu tetap bertapal-batas baginya.

Itu berarti, memasuki ruang kabut asap adalah untuk sejenak meninggalkan dunia di luarnya, lalu “meleburkan diri” sekaligus berkeakraban dalam peristiwa yang dibingkai sebagai kebakaran hutan dan lahan, serta membiarkan diri menjelma ke dalam apa yang dilihat.

Hanya dengan cara itu, kita dibuat melihat sekaligus mendengar jeritan atau pun kegetiran dalam tafsir yang tidak tunggal.

Dalam makna lain, “kabut asap” menampung atau sebaliknya memberi ruang lebih luas berlangsungnya geliat pemikiran yang kritis, satiris, multidimensi, reflektif sekaligus mencerahkan, terutama seputar mitos (untuk menyebut perangkap) kemajuan yang terinstitusionalisasi dalam pembangunisme dewasa ini.

Bedanya, di sini kemajuan tidak lagi ditilik dalam pendekatan “ekonometrik” melainkan dalam perspektif yang katakanlah masuk wilayah social and humanities, sebuah kategori yang bisa kita jumpai dalam pemikiran-pemikiran berdimensi kebudayaan.

Tanpa bermaksud menafikan akibat yang ditimbulkan kabut asap, (untuk menyebut sekadar kulit luar), seperti ISPU, ISPA, petani gagal panen, sekolah libur, penerbangan lumpuh sehingga saya pun harus naik kapal di Buton Riau untuk menuju Batam membutuhkan waktu 5 jam baru bisa menuju semarang. Setidaknya untuk sampai kudus jawa tengah saya membutuhkan waktu 8 jam.

Singkat kata hal ini menjadi dangkal dan tidak memberikan bias pada makna dan hikmah bagi kita jika hanya memandang secara parsial melalui ekonomi, kesehatan, politik, dan khususnya, kerja birokrasi.

Bertolak dari hal itu, muncul sebuah pertanyaan (kalau bukan kegelisahan), masihkah kita terus tumbuh hanya dengan menggali banyak batu bara, menanam ribuan hektar kelapa sawit, mengeruk tambang di kali-kali, dan menghisap gas dan minyak di perut bumi yang semakin keriput.

Sementara di saat bersamaan, pencemaran lingkungan hidup akibat eksploitasi sumber daya alam telah menjadi sumber bencana bagi kita saat ini.

Ini bukan karena Tuhan tidak sayang kepada kita dengan adanya kabut asab yang oleh Pemerintahpun "ndase ngelu" mengatasi soal kecil itu.

Saya yakin Pak Jokowi hampir saja "gulung -gulung "karena mentok cari solusinya. Mbuk ya jangan terlalu memberi beban berat kepada Pak Jokowi, beliau sudah kurus kalau terlalu kita bebani nanti habis dagingnya tnggal tulang.

Hanya karena keserakahan beberapa gelintir manusia, efek yang ditimbulkan bagi kehidupan dan ekosistem lingkungan hidup menjadi terkoyak.

Mahatma Gandi pun pernah berujar " Jika bumi ini diciptakan untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia niscaya cukuplah sudah, tapi jika bumi ini diciptakan untuk memenuhi hasrat dan ambisi manusia maka tidak akan pernah bisa bumi mencukupkannya".

Rabu, 14 Oktober 2015

DIALOG KALIGRAFI

Assiry gombal mukiyo, 12 Oktober 2015



Rindu kami tak sebanding dengan riuh angin malam
Dan mata dua ini tak henti sandarkan jutaan bayangan
Ketika ukiran hanya dalam bayang
Menjadi terawang dan terpampang
Menjadi kobaran harapan
Menjadi suatu reliabilitas
Memecah kesunyian berimajinasi


Kata terima dan kasih
Bukan lagi sebesar-besarnya
Tapi sebenar-benarnya
Terima dan kasih

Lambaian jauh
Sua pun jauh
Tapi ...
Sang Kuasa , berkehendak
Kami diperjumpai
Di sudut kota seni

Semangat itu bukan hanya bibit
Tapi akan menjalar hingga
Ke akar-akar harapan Menjadi buah kebersamaan

‪#‎Al‬-Mizan's kaligafer

Minggu, 11 Oktober 2015

MEMBUKA PINTU BERKAH KALIGRAFI

Assiry gombal mukiyo, 12 Oktober 2015



Hari ini saya sedang perjalanan menuju Kab. Siak Pekanbaru Riau, untuk menebar virus -virus Kaligrafi dan Seni Rupa di Masjid Agung Siak Riau.

"Buat apa kamu belajar kaligrafi terus mau kerja apa?" Kata -kata itu masih sering terngiang direlung sudut fikiran saya, ketika tetangga, teman dan siapa saja yang ketemu saya 17 tahun silam.

Saya hanya bisa "nyengir" dan diam, kadang dipojok kamar saya hanya terisak dalam tangis. Tapi dalam hati, saya berdoa semoga ini adalah langkah dari Allah kepada saya untuk bisa berkiprah kedepan di dunia kaligrafi. Sekarang sudah mulai terkuak atas jawaban dari pertanyaan -pertanyaan yang berseliweran itu tanpa saya harus menjelaskannya.

Saya "menyusu" ilmu kaligrafi kepada guru kaligrafi saya yang saya sebut sebagai "Ibu kaligrafi saya" yang melahirkan saya dari rahim ilmu kaligrafi yang sangat memberkahi hidup saya atas ijin dan kekuasaan-Nya semata.

KH.Nur Aufa Shiidiq alm. Kudus adalah sebagai pendiri sanggar kaligrafi Annur. yang pernah juara 1 MTQ Nasional Th.1988 dan Juara 1 lomba Istiqlal tingkat Nasional di Masjid Istiqlal Jakarta.

Mungkin tidak banyak yang mengetahui sejarah panjang perjuangan beliau dalam membumikan kaligrafi di Kudus dan indonesia pada umumnya. Karena prinsip yang diembannya adalah bahwa sesuatu yang tidak tampak itu bukan berarti stagnan dan tidak berbuat apa-apa. Buktinya memang banyak tokoh yang tidak terkenal tapi kiprahnya bagai samudera.

Beliau yang memperkenalkan kepada saya kaidah kaligrafi dari nol ( dasar) 1996 -2000 atas saran dari murid senornya Ustaz Haji. Nur Syukran Kudus. Tak henti -hentinya setiap habis shalat saya tengadahkan doa untuk keharibaan beliau. Guru yang menuntun saya, menyayangi saya, mengajarkan saya banyak hal.

Saya meyakini betul inilah hasil hidmah saya selama 4 th lamanya, saat masih belajar kepada KH.Nur Aufa Shiddiq alm. Disuruh apa saja saya hanya "ngglundung semprong" artinya mengikuti saja tanpa sedikitpun pernah saya membantah.

Misalnya satu conyoh saya diperintahkan beliau begadang sampai subuh untuk berkarya membuat kaligrafi styrofoarm, yah saya ikuti sampai tidak terasa hampir 3 th saya tidak pernah merasakan enaknya tidur malam.

Setelah lulus belajar di Sanggar Annur, pada Th 2000 pertengahan Saya pun melanjutkan Syudy kaligrafi saya ke LEMKA Sukabumi 2000/2001. Pada th 2001 sampai 2003 saya gunakan untuk mengabdi ( hidmah ) dengan mukim di asrama LEMKA. Seperti sebelumnya di Sanggar Annur, di LEMKA pun saya menuruti apa saja yang diperintahkan KH.Didin Sirajuddin, disuruh "ngurusin" santri dengan membantu mengajar ya saya jalankan tanpa pernah mengeluh, meskipun saya juga belum bisa apa -apa sambil belajar. disuruh apa saja yang berkaitan dengan kegiatan Pesantren LEMKA sedikitpun tidak pernah saya hitung -hitung apakah ini rugi apa untung.

Barangkali ini akan sulit bila dijalani para santri sekarang yang ingin mendapatkan ilmu kaligrafi. Pokoknya kuncinya cuma "ngikut saja". Ini kan susah apalagi Santri-santri jaman sekarang lebih cenderung mau disuruh asal terlihat menguntungkan. Kalau dirasa rugi, membuat kurus kering, capek dan semacamnya misalnya ya bisa jadi "ogah".

Jika ada 10 saja kriteria santri yang punya modal " ngikut" seperti itu saya yakin dunia kaligrafi akan diguncangkan olehnya.

Sabtu, 03 Oktober 2015

OKNUM POLISI MAKIN MENGGILA

Assiry gombal mukiyo, 03 Oktober 2015


Oknum Polisi kok dilawan. Barangkali malaikat sekalipun, "tak kuasa" mencatat keburukan polisi. Ijinkan saya memakai kata "oknum" karena tidak semua Polisi itu "keparat".

Saya malu kepada Al marhum Jenderal ( purn) Hoegeng Imam Santoso yang pernah saya buat patungnya di Sekolah Polisi LIDO Bogor untuk mengenang jasa -jasanya Th 2004.
 

Mantan Presiden Gus Dur bahkan punya anekdot, hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia. Yang pertama patung polisi, polisi tidur, dan Hoegeng Iman Santosa. Ini semacam sindiran bahwa sulit mencari polisi jujur di negeri ini. Kalaupun ada, langka dicari.

Barangkali teman -teman sudah mengetahui sebuah peristiwa kecil yang berimbas besar karena mencoreng institusi Kepolisian di Negeri ini. Peristiwa dimulai Ketika ada seorang mahasiswa Universitas Ternate yang bernama Adlun Fiqri mengunggah video polisi lalu lintas yang sedang menilang pengendara bermotor Sabtu (26/09).

Adlun merekam pelaksanaan tilang dengan telepon selulernya dan kemudian mengunggah di YouTube.
Dalam video yang diberi judul "Kelakuan polisi minta suap di Ternate," seorang oknum polisi terekam meminta sejumlah uang kepada pengendara motor yang ditilang.

Namun Adlun kemudian ditangkap dengan dakwaan pasal Undang-Undang Informasi dan Dakwaan Elektronik (UU ITE).

Mengungkap kecurangan kok malah dianggap pencemaran nama baik?

Apakah kecurangan tersebut merupakan bagian dari nama baik kepolisian? Urusan sama polisi itu memang merepotkan meski tidak semua polisi seperti itu. Istilah di tempat saya; polisi iku kalah menang "nggundang koyo kebo"

Jika benar akan diperkarakan secara hukum dengan tuduhan melanggar UU tentang ITE atau pencemaran nama baik suatu institusi, atau bahkan dengan tuduhan dengan pelanggaran pasal yang lain, sehingga akhirnya Adlun Fiqri kalah, dan yang bersangkutan harus menanggung akibatnya, maka Yang Demikian "BENAR-BENAR MENJADI PRESEDEN BURUK" bagi upaya penegakan hukum dan keadilan.

Besar kemungkinan masyarakat akan bersikap apatis, terhadap berbagai macam bentuk pelanggaran dalam beragam lini kehidupan.

Tindakan dari pihak kepolisian yang demikian, akan menyurutkan semangat dan nyali masyarakat untuk berpartisipasi dalam penegakan hukum.

Bukan hanya dalam soal tilang-menilang tapi akan merembet ke sektor-sektor lain.

Yang pasti hal itu sudah semestinya jangan sampai terjadi, karena akan menimbulkan dampak yang sangat buruk. Entah kenapa institusi baju coklat itu agaknya mulai menurunkan sendiri pamornya. Dari mulai pembiaran sehingga salim kancil terbunuh dengan kejam, sekarang menangkap orang yg menyuarakan kebobrokan moral oknum Polisi.

Bahkan anak SD saja tahu betul bahwa tugas Polisi yang paling utama dan pertama selain mengatur lalu lintas dan baris berbaris adalah "meminta uang" dijalan, sungguh peristiwa yang menampar muka Institusi POLRI dengan "tainya sendiri" hanya karena kelakuan "oknum Polisi" yang sembrono.

Jumat, 25 September 2015

IKHLASKAH ANDA DISEMBELIH ALLAH?

Assiry gombal mukiyo, 23 September 2015


Arti Kurban idul adha itu diambil dari bahasa Arab, yaitu qaruba, yaqrabu, dan qurban wa qurbaanan di mana artinya adalah mendekati atau menghampiri karena cinta semata. Sementara itu, arti kata qurban secara harfiah berarti hewan sembelihan yang diambil dari kata udhhiyah atau dhahiyyah.

Makna qurban dalam idul adha adalah bahwa kita harus ikhlas dalam menjalankan peran apapun baik itu berupa kesusahan, derita atau singkatnya bisa kita sebut sebagai ujian dari Allah. Kata lainnya adalah saat kita "disembelih" Allah, maka ikhlaslah dan bertawakal sehingga dengan keikhlasan itu kita akan mendapatkan "domba" kebahagiaan sebagai penggantinya.

Sayangnya, saat kita menjadi bagian dari sembelihan Allah, kemungkinan kita tidak ikhlas dan berat sehingga tentu kita tidak mendapatkan gantinya berupa domba. Lha wong kadang kita berqurban itu pemahaman kita berhenti dan terbentur kepada ritual penyembelihan binatangnya saja. Jadi dapatnya ya cuma sate dan gulai daging. Hanya memberi atsar pada kenyangnya perut dzahir bukan pada kenyangnya bathin kita. Hanya berhenti kepada jism Tidak kepada essensi dari kurban itu sendiri.

Kuncinya adalah kalau kita akan atau sedang "disembelih" Allah, maka kita harus ikhlas dan tulus agar kita mendapatkan domba sebagaimana Ibrahim menyembelih Ismail. Masalahnya, kita seringkali tidak ikhlas saat disembelih Allah. Inilah hal yang paling berat, yaitu ikhlas dan tulus. Misalnya baru saja kita ditinggal istri sudah galau setengah mati, warung sepi ngeluh, gagal panen saja sudah putus asa bahkan baru saja diputus pacar sudah kelimpungan dan gulung -gulung ditengah jalan.

Kita tidak betul -betul ikhlas dan kuat menghadapi persoalan hidup kita. Padahal jika kita tidak mampu memikul derita dan pahitnya himpitan hidup ini maka kita juga tidak akan mampu merasakan enak dan manisnya kebahagiaan. Inilah yang utama dari essensi qurban.

Saya analogikan seperti seorang calon suami yang bertanya kepada calon istrinya. "Mana bukti pengorbananmu atas dasar cintamu terhadap aku wahai kekasihku?" kata calon suami.

Maka seorang calon istri tersebut yang memang betul -betul cinta akan menjawab "aku sungguh mencintaimu bahkan apapun akan aku berikan atas bukti ketulusan cintaku".

Nah ketika seorang calon istri itu memberikan pembuktian atas cinta terhadap calon suaminya maka disitulah letak ketulusan cinta dari bukti pengorbanan yang sesungguhnya. Lulus atau tidak pengorbanan itu merekalah yang tahu.

Serbagaimana arti kata qurban yang bermakna qarib atau semakin dekat karena cinta kepada Allah, maka hakikat kurban adalah mendekatkan diri kepada Allah sedekat -dekatnya, bahkan mesra yakni dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya. Karena itu, makna qurban dalam pengertian Islam adalah bentuk pendekatan diri kita kepada Allah melalui lantaran hewan ternak yang dikurbankan atau disembelih sebagai bukti cinta dan penghambaan diri kepadaNya.

Dengan begitu, kita merelakan apa saja termasuk sebagian harta kita yang sebetulnya milik Allah untuk orang lain sehingga disinilah letak hubungan horizontal atau kesalehan sosial kita dibuktikan. Ini menjadi bagian dari ketaatan dan kesetiaan kita kepada Allah. Syaratnya, dalam qurban kita harus benar-benar untuk mencari ridha Allah, bukan untuk yang selainnya misalnya ingin berqurban biar disangka soleh dan disebut dermawan.

SISTEM PENDIDIKAN MADZHAB ASU

Assiry gombal mukiyo, 22 September 2015


-Jika ada murid disebuah sekolah tidak mengerjakan tugas dari Guru kemudian Guru tersebut menghukum muridnya dengan disuruh membentur-benturkan kepalanya sendiri ke bangku 80 kali hingga gegar otaknya maka itulah pendidikan "madzhab asu".

-Jika masih ada sekolah yang suka mengadakan semacam istighosah akbar untuk menghadapi ujian nasional dengan menjual rengekan dan tangisan yang melibatkan seluruh siswa peserta ujian nasional, guru, bahkan orang tua siswa, yang dikemas secara “religius”, dengan jalan berdoa massal yang disertai tangisan sesenggukan maka inilah sistem pendidikan "madzhab asu".

-Jika masih saja kita menganggap kesuksesan terletak pada ijazah dan gelar -gelar akademik sehingga banyak kampus -kampus yang " nekad" memwisuda para sarjana yang sesungguhnya tidak pernah kuliyah hanya cukup membayar sejumlah uang tertentu maka tanpa kita sadari kita ini betul -betul sudah menjadi "asu".

Apakah yang akan dihasilkan jika sistem pendidikan yang kita anut bukan madzhab cinta dan kemesraan tapi madzhab asu yang penuh kekerasan dan asu-asuan. Bukankah pendidikan kita menganut prinsip ing ngarso sungtulodo ( yang didepan, yang mendidik, yang menjadi pemimpin itu menjadi sosok teladan yang dicontoh).

Apakah gerangan yang bercokol dalam isi otak kita hanya karena ingin ujian Nasional para siswa diruwat dan istighosah. Dalam hati saya bagaimana mungkin Allah akan mengabulkan atau setidaknya memberkahi kita kalau kita tidak rajin menyapa-Nya? Jarang bertemu dengan-Nya? Tidak pernah menempatkan-Nya di hati kita setiap saat? Benar dan pasti Allah memang maha rahman, yakni mencintai umat manusia dan segala ciptaan-Nya. Namun kali ini kita sedang berbicara soal dialektika cinta dengan-Nya. Cinta Allah memang meluas (rahman), namun juga mesti diingat, bahwa Ia akan memberi barokah hanya kepada orang-orang yang memang sudah menyiapkan hati dan jiwanya untuk tempat persemayaman-Nya. Hanya orang-orang yang rajin menyapa Allah saja yang akan menerima barokah ini. “Sialnya” kita selama ini hanya diajarkan untuk selalu “meminta” kepada-Nya, seakan Allah itu hanya sesosok “sinterklas”.

Kita anak -anak sekolah diajarkan untuk meminta sesuatu ketika butuh. Ini budaya keliru yang harus diluruskan.

Mengapa hal ini saya tanyakan? Sederhana saja, dalam kehidupan keseharian, kita perlu bertanya kepada diri sendiri, apakah kita selama ini sudah “menjalin” cinta yang “mesra” dengan Allah SWT? Fenomena menjelang ujian nasional (misalnya) menunjukkan, bahwa dunia pendidikan juga alpa membentuk pondasi kemesraan dengan Allah sebagai pendamping hidup dan sistem nilai untuk “mengoperasikan” ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Istighosah, zikir akbar, doa nasional, mujahadah, dst, terlepas apapun alasannya merupakan kegiatan yang sangat baik. Masalahnya dalam “kasus” istighosah menjelang ujian nasional, ada satu pertanyaan penting: apakah benar ujian nasional itu “meneror” sedemikian berat dan kelak akan berhubungan dengan pengadilan Allah, sehingga anak-anak harus diajari “bertaubat massal” kemudian “menodong” Allah. Bukankah ujian — apapun namanya — hanya peristiwa biasa yang harus dialami para siswa. Karena ujian adalah tahapan untuk memahami apakah siswa sudah dapat mencapai standar kompetensi tertentu dalam menerima pelajaran.

Dalam sistem pendidikan kita banyak kerancuan terjadi. Pendidikan dipahami hanya sebatas peristiwa pengajaran, itu pun hanya yang paling dangkal. Guru masih bermental mengajar, sehingga jarang tampil sebagai fasilitator atau motivator, apalagi sebagai penggugah atau penantang yang membuat murid gelisah sehingga mereka tertantang untuk lebih rajin “iqro” agar kelak lebih dahsyat dari gurunya. Para guru lupa mengingatkan kepada muridnya bahwa Allah hanya akan meninggikan beberapa derajad orang yang berilmu pengetahuan.

Sialnya yang dikejar murid dan dianjurkan oleh sistem pendidikan umumnya hanya untuk mencari sesobek ijazah dan bukan ilmu pengetahuan.

Sehingga wajar saja beberapa Kampus mengiming -imingi ijazah sarjana dengan sejumlah uang tertentu meskipun tanpa kuliyah sekalipun. Ketika para wisudawan tersebut ditanya " Anda kuliyah di kampus apa dan materi apa saja yang sudah anda pelajari?" Beberapa diantaranya hanya bisa "plonga-plongo koyo kebo" ( bingung seperti kerbau). Dalam hati saya bergumam "Lha wong kebo ko diwisuda" Ini sesungguhnya yang kebo itu kampusnya, mahasiswanya, sistem pendidikannya atau jangan -jangan tanpa kita sadari kita sudah menjadikan prinsip kebo sebagai panutan dan dasar negara kita Indonesia menggantikan Garuda Pancasila.

Wajar Allah akhirnya tidak memberi derajad kepada mereka. Dengan kata lain, pendidikan hanya dimaknai sebatas mencari ijazah untuk bekal menjadi bagian yang sangat patuh di sekrup birokrasi atau kapitalisme, tanpa humanisme, apalagi religiusitas yang mendalam. Akhirnya pendidikan banyak mereduksi kreativitas dan daya juang siswa karena dibatasi pagar-pagar birokrasi dan sistem ujian atau kurikulum yang justru malah melemahkan potensi unggul yang sebenarnya diberikan Allah (ahsan taqwim).

Istighosah — sadar atau tidak — akhirnya hanya menunjukkan ada tawar menawar yang bersifat pragmatis belaka, dan bukan sebuah peristiwa religiusitas atau hubungan kemesraan antara Allah dan hamba-Nya. Kalau tudingan saya ini benar, maka berarti hal ini adalah bagian kelemahan dari sistem pendidikan nasional.

Dalam dunia persekolahan tidak diajarkan bagaimana murid mampu menemukan Tuhan, bahkan lewat pelajaran agama sekalipun. Pelajaran agama banyak yang diarahkan hanya kepada pemahaman hafalan fiqh, itu pun yang sangat dangkal, dan tidak diajarkan menemukan Allah, atau menanamkan cinta agar Allah menjadi tuan rumah di hati para murid. Pelajaran agama menjadi hanya pelajaran tentang agama, dan tidak lebih dari itu. Murid hanya dikenalkan hitungan untung rugi dalam beragama, pahala-dosa, surganeraka, halal-haram, dst. Tentu saja saya sedang tidak mengatakan bahwa pelajaran itu tidak penting. Saya hanya ingin menandaskan bahwa jika materi pelajaran itu sudah mendominasi, maka pelajaran agama akan tidak banyak berarti untuk membentuk pribadi murid menjadi manusia yang ahsani taqwim, makhluk yang hanya mencintai dan meletakkan Allah dan Rasul-Nya di hati mereka.

Ada satu kerancuan dan "pen-ndobol-an" yang serius dalam dunia pendidikan, yakni seakan masalah “agama” atau “ketuhanan” hanya diserahkan kepada guru agama, sehingga guru mata pelajaran yang lain, seperti Fisika, Matematika, Kimia, dst, tidak berkewajiban “mengenalkan” Tuhan kepada para murid.

Padahal melalui pelajaran Fisika misalnya, para guru sekaligus juga dapat menanamkan religiusitas dan rasa cinta kepada Allah. Ketika guru Fisika menerangkan sub pokok bahasan pelajaran tentang tata surya misalnya, guru juga dapat secara langsung menghubungkannya dengan kebesaran Allah, atau kalau itu di sekolah “Islam”, langsung dapat dikaitkan dengan ayat-ayat di Al Qur`an yang demikian komplit mengabarkan ilmu astronomi. Ini berarti mata pelajaran yang dianggap “sekuler” seperti Fisika, Kimia, Matematika, Biologi, dst dapat digunakan sebagai “media” untuk menanamkan rasa cinta siswa kepada Allah.

Ini adalah salah satu cara yang paling mengena agar siswa mendapatkan pondasi ketuhanan yang kuat. Mengapa hal ini saya tekankan? Sederhana saja, usia SD, SMP, dan SMA adalah usia yang paling “kritis” untuk “ditanami” religiusitas. Kehancuran dan kemunduran negeri ini bermuara dari kealpaan para pemimpin yang benar-benar menempatkan Allah dan Rasulullah di dalam hatinya. Para pemimpin, ilmuwan, birokrat, pedagang, pengusaha, dst, adalah pilar bangsa yang harus meletakkan Allah dan Rasul-Nya di dalam hatinya. Jika ini alpa, yang terjadi adalah malapetaka karena negara dan masyarakat tidak berada dalam jalur menuju jalan-Nya.

Singkatnya, pelajaran di sekolah — apapun namanya — harus sanggup menanamkan tiga hal sekaligus: 1). Keterampilan hidup; 2). Nilai-nilai hidup dan pandangan hidup; 3). Religiusitas Para murid mestinya selalu dibimbing dan diarahkan untuk tidak salah dalam menyikapi hidup ini dan jangan sampai keliru, agar mereka kelak tidak menciptakan tuhan baru dalam hidupnya. Jika kita mampu mendidik siswa dengan benar, maka Insya Allah “sekularisasi” bakal terhindar.

Kalau cara -cara menghukum siswa dengan "cara binatang" dengan praktik yang tidak manusiawi masih terus dijalankan bagaimana mungkin mereka bisa menjadi generasi yang bermartabat sebagai manusia?

Rabu, 23 September 2015

SEKOLAHPUN KELIRU

Assiry gombal mukiyo, 18 September 2015

Sekolahpun keliru
Bila........................
Ia tidak tahu diri bahwa peranannya tidak seperti yang diduga selama ini.
Ia bukan penentu gagal tidaknya seorang anak.
Ia pun tak berhak menjadi perumus masa depan.
Belajarlah dan sekolahlah meskipun tidak di bangku sekolah.
Dimanapun berada engkau bisa sekolah.
Sekolah itu dimulai dari belajar mengenali dirimu sendiri
Agar bisa mengetahui sekitarmu, alam sekelilingmu bahkan hamparan semesta
dan tujuan utamanya adalah mengenal Tuhan agar makin tunduk padaNya.

Senin, 14 September 2015

TEMBOK BUGIL

Assiry gombal mukiyo, 13 September 2015


Terus menorehkan kuas diselip ruang
berpadu warna mencipta indah dinding usang
Menebar virus-virus keindahan kaligrafi yang tak pernah lekang
Mengelus -elus setiap dinding dan tembok bagai disayang -sayang
Hingga mata tak bosan dan memandang
Teruslah terus berkarya meskipun meradang
Nyawa melayang atau bahkan badai menerjang


Lihatlah disana tembok yang memanggil -manggil
Merasa tak berpakaian bak bugil
Melolong dan menggigil
Kaligrafi adalah pakaian yang jamil
Tangan -tanganmu menjadi amtsil
Bagi yang kosong dan camil

Rumah Sakit Awal Bros Bekasi Barat.
www.assirykaligrafimasjid.com

Selasa, 08 September 2015

KONCO WINGKING

Assiry gombal mukiyo, 08 September 2015


Menurut filosofi orang Jawa Wanita itu disebut sebagai "konco wingking" atau teman /partner yang bekerja dan berperan tapi dibalik layar.

Maka kita jangan terlalu meremehkan wanita. Justeru disitulah letaknya kekuasaan wanita, dia memang di belakang (konco wingking) tapi itulah kekuasaannya. Ibaratnya, wong angon kebo, sing angon itu ada di belakang kebo. Walau kebonya ada di depan, tapi yang berkuasa adalah yang angon, yang ada dibelakang.

Tanpa para team yang solid dibelakang saya yang bekerja dengan hati seperti Mbak Elsya yang bertugas sebagai admin PSKQ Modern dan pengelolaan Website Assiry Group dan Mbak Nila yang terus membantu mengetik setiap buku panduan susunan dan karangan saya maka saya hanya seperti "mayat hidup" yang tak bisa berbuat banyak.

Buku -buku yang saya komersialkan untuk membantu pembangunan Asrama PSKQ Modern maupun sekadar buku panduan belajar Kaligrafi yang sudah dicetak dan terbitkan adalah : Lentiknya Khath Naskhi 2009, Teknik Kaligrafi Dekorasi Masjid full colour 2015, Belajar Kaligrafi kontemporer Nusantara 2015, goresan Kaligrafi tinta 2015, dan beberapa buku yang sudah ngantri untuk dicetak baik buku sastra kumpulan Essay, antologi Puisi Assiry Gombal mukiyo, buku Sejarah Seni Islam dan Kaligrafi Dunia dll.

Begitu besarnya peran seorang wanita. Bahkan kalau ada laki-laki yang menjadi presiden itu karena ada wanita di belakangnya. Ada kekuasaan wanita di belakangnya. Jadi sekali lagi jangan meremehkan wanita.
Eitt.....tapi jangan salah jika banyak pejabat Negeri ini yang terjerat korupsi, jadi gembong narkoba, jadi mafia hukum dan tindak kejahatan lainnya barangkali mungkin juga bisa jadi itu disebabkan karena ada wanita dibelakangnya yang berperan.

Wanita yang menghendaki hidup Suaminya melebihi batas kapasitasnya sebagai manusia akhirnya nabrak sana- sini, sehingga terjerembab kepada persoalan yang semuanya jadi "wal keduwal halal ora halal seng penting untal".

Illustrasi:
Tampak dari kiri duduk mbak Elsya vera indraswari alumni Kampus UMK kudus Jurusan Sistem Informasi lulus 2014 dan setengah berdiri Mbak Nila Rahma alumnus Kampus UMK jurusan Pendidikan Bahasa Inggris lulus 2015. Inilah dua "wanita perkasa" yang menjadi pendekar Assiry Art n PSKQ Modern yang bekerja dibalik layar.

Senin, 07 September 2015

AL HABIB MUHAMMAD LUTHFI SEBAGAI MOTIVATOR BERDIRINYA PSKQ MODERN DAN CV.ASSIRY ART

PSKQ Modern, 03 September 2015

Al Habib Muhammad Luthfi adalah Abah dan Guru Yang selalu mensupport dan memberi motivasi hidup bagi para pecinta Kaligrafi.

Setelah memberi wejangan di Kediamannya Pekalongan Beliau dhawuh kepada Presiden Direktur Assiry Art yakni Bp. Muhammad Assiry saat sowan dan sungkem bersama Mbah Datuk Sokram Undaan Lor Kudus Jateng.

Acara Sungkem dan silaturrahim tersebut adalah hadiah dari Mbah Datuk atas prestasi Bp. Assiry setelah juara 1 Kaligrafi tingkat Nasional dan penghargaan atas penyelesaian dalam menulis kaligrafi dzikir Thariqat Sadzaliyyah di Gedung Sholawat Angudi Barokahe Gusti ( ABG) pada bulan september 2003 bersama kader -kader KUASS ( Komunitas seni kudus).

Begini kira -kira Wejangan Abah Luthfi yang diceritakan oleh Bp Assiry kepada saya sebagai admin Assiry Art online " Nggawe kaligrafi kudu iso karo bahan opo bae, iso ugo kulit lan liyane seng urung ono neng pasaran, yen pengen berkembang". ( membuat kaligrafi itu harus bisa dengan media apa saja bisa bahan kulit dan lainnya yang belum ada dipasaran, jika mau maju).

Inilah motivasi awal berdirinya PSKQ Modern dan CV. Assiry Art yang tidak hanya berkutat dalam belajar kaligrafi MTQ tapi juga pengembangan kaligrafi yang lebih luas dan juga fokus pada Seni Rupa. Ini terbukti hingga kini karya -karya Assiry Art tersebar dipenjuru Indonesia bagai jamur dimusim hujan. Al hamdulillah.
CV.Assiry Art adalah kendaraan PSKQ Modern yang mengantarkan kepada karya -karya Santri PSKQ Modern secara profesional yang terebar dipenjuru nusantara.

CV.Assiry Art sebentar lagi bermetamorfosis menjadi PT. ASSIRY KALIGRAFI INDONESIA, semoga lancar ijin dan prosedurnya... Amiiin.

Untuk mengakses karya -karya Assiry Art kunjungi : www.assirykaligrafimasjid.com, www.pesantrenkaligrafipskq.com

Jumat, 28 Agustus 2015

GULA -GULA CINTA

Assiry gombal mukiyo, 28 Agustus 2015


Cinta: sebuah pengertian yang menggetarkan hati dan membingungkan selama berabad-abad. Kita tak bisa merumuskannya. Ia bukan bagian dari yang secara konseptual kita ketahui nahkan sebut saja gila jika kita menggunjingkan akan mskna cinta itu sendiri.

"Cinta tak punya definisi", konon demikianlah kata Ibnu Arabi, sufi dan pemikir kelahiran Spanyol dari abad ke-12 itu dalam risalahnya, Futuhat. "Ia yang mendefinisikan cinta berarti tak mengenalnya...sebab cinta adalah minum tanpa hilang haus".

Cinta: Apakah seperti cinta yang digambarkan Rabiah al adawiyyah seorang tokoh sufi wanita yang berpandangan bahwa cinta berasal dari kata Hubb yang berarti kendi. Artinya jika hati sudah penuh oleh apa yang dicintainya maka tumpahlah selain yang dicintanya itu.

Cinta yang "dijlentrehkan" Rabiah bukan cinta yang biasa tapi sungguh cinta yang agung. Bagaimana tidak, pernah suatu malam dia membawa obor ditangan kanannya dan seember air ditangan kirinya, lalu dia berteriak lantang:

"Malam ini aku akan bakar surgaMu wahai Rabb dan akan kusiram hingga padam nerakaMu, biar tidak ada lagi manusia yang beribadah kepadaMu hanya karena ingin surga dan takut akan Nerakamu".

Cinta atau keridhaan kita kepada Allahlah sebenarnya yang dimaksudkan oleh Rabiah dalam beribadah bukan pengharapan akan surga yang berlebihan. Kalau boleh saya tafsirkan adalah jika kita beribadah kepada Allah karena cinta tentu yakin Allah memberikan surgaNya. Tapi jika kita mencari Surga maka belum tentu surga yang kita dapatkan bisa jadi malah neraka yang kita raih.

Cinta: kita hanya menangkapnya sebagai proses. Ia tak pernah bisa dipotret utuh. Jalaluddin Rumi, sufi yang paling mashur mengungkapkan pengertian itu, menyebutnya Ishq, Cinta adalah "laut ke-Tak-Ada-an," kata Rumi. Tabir kerahasiaan selalu mengerudunginya. "Apapun yang kau katakan atau lakukan untuk menanggalkan tabir itu, kau akan menambahkan selapis tabir lagi di atasnya". Menemui Cinta,"intelek lumpuh kakinya".

Agaknya karena itu, dalam ribuan baris masnawi dan diwannya, Rumi hanya mengemukakannya dalam kiasan, dalam alegori dan dalam bentuk negasi -- dengan sederet kata bukan: Cinta adalah "sebuah pohon yang tegak bukan di atas tanah bukan di atas pokok, bahkan bukan di mahkota Surga".

Cinta: Agaknya terlalu tinggi jika gambaran atau visuslisasi tentang makna cinta yang begitu dasyat itu. Bagi saya cinta cukup yang sederhana saja bagai gemuruh awan yang selalu mengiringi hujan. Cinta adalah kebaikan dan ketulusan tanpa batasan-batasan apapun baik kepada pasangan kita atau apapun itu dan puncaknya adalah maha daya cinta kepada Rabb Al 'Zzat.

Jika berkali -kali saya gagal membangun kemesraan cinta saya seperyi mentari yang selalu menyeka airmata embun hingga kering ketika pagi tiba.

Hal itu bukan berarti saya adalah makhluk yang tidak penyayang atau mati cinta sehingga mudah untuk berganti musim dan cuaca cinta. Melainkan adalah sebuah kebahagiaan yang saya rasakan puncaknya ketika siapapun yang saya cintai bisa menemukan kebahagiaan dalam bejana cinta lainnya, meskipun remuk redam hati ini, meskipun entah berkeping dan mungkin tidak bisa dibayangkan lagi.

Berkali -kali saya harus ikhlas atas oase cinta yang pernah menyuburkan kaktus masa depan yang gagah dalam hamparan gersangnya hidup yang saya jalani. Itulah cinta menurut saya antara emosi menahan lara, dan pengikhlasan ketika mau tidak mau, suka maupun tidak suka hati ini tetap kokoh membuka gerbang pintu kebahagiaan selebar -lebarnya bagi yang saya cintai. Setegar mungkin saya katakan bahwa saya menyayangimu meskipun sudah terlambat.

Ouhhh cinta.......Bagi saya inilah gula - gula cinta. Maka Cinta tak akan bisa hidup bersama perhitungan untung rugi, tidak bisa dikalkulasi dengan hitungan waktu, tak mampu difikirkan dengan logika atau nalar, tak bisa dipakai dalam siasat politik. Juga tak bisa menerima doktrin yang membekukan pikiran dan perasaan. Cinta berani lepas dari itu semua. Ia mengembara, mencari terus menerus, mencoba memasuki misteri yang dihadirkan Tuhan dalam hampsran yang tiada batas.

Agaknya bukan kebetulan jika Cinta -- yang bergetar di dasar hidup para sufi -- terasa intens sebagai perlawanan ketika kekuasaan jadi tujuan hidup orang-orang yang seharusnya dekat dengan Tuhan.
Kisah yang lebih terkenal adalah bagian dari otobiografi Al Ghazzali, al-Munqidh min al-Dhalal ("Selamat dari Sesat"). Bagaimana dilema yang dialami ulama besar pada abad ke-12 itu: Al Ghazzali menikmati posisi yang makmur sebagai tokoh agama yang jadi pengajar utama Perguruan Nazimiyah di Baghdad, tapi ia juga tahu integritas dirinya pelan-pelan rusak. Selama hampir enam bulan ia terombang-ambing "antara daya tarik duniawai dan dorongan ke kehidupan yang kekal". Akhirnya ia meninggalkan kota besar yang gemerlap itu, Baghdad; ia pergi mengembara.

Ia mungkin bukan digerakkan Cinta seperti Rumi. Tapi ia tahu Tuhan tak ada di dekat kursi tempat orang pamer kepandaian dan memajang kealiman. Ia tahu Tuhan tak dapat dijangkau dengan nalar laba-rugi; sang sufi memilih Cinta Illahi dan sunyi hidup membujang sendiri hingga akhir hayat menanti.

Kamis, 27 Agustus 2015

OH KANJENG NABIKU

Assiry gombal mukiyo, 27 Agustus 2015

Kanjeng Nabi yang aku maksudkan adalah , Nabi terakhir yang diturunkan Allah di dunia. Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Sejak kecil aku sudah dikenalkan dengan beliau, buku-buku pelajaran Agama Islam yang kubaca sejak SD banyak mengupas tentang beliau. Hanya saja aku tidak pernah melihat wajahnya, apalagi sempat mencium tangannya. Beliau hidup terpisah 16 Abad yang lalu. Akupun tidak pernah menemukan gambaran wajah kanjeng Nabi, gambar-gambar kartun yang beredar di internet terlalu sangar untuk wajah beliau yang digambarkan oleh pak guru katanya sangat teduh dan bercahaya.

Tapi rasa syukurku yang berlimpah -limpah bahkan tak bisa aku bayangkan kembali ketika beberapa waktu lalu saat perjalanan menuju Bogor naik Bus Nusantara dalam misi menebar virus -virus kaligrafi di Sekolah Polisi Negara LidoBogor.

Antara tidur dan terjaga sekitar pukul 03.30 WIB tampak seraut wajah.

Wajah yang tersenyum hingga gigi yang bagai mutiara merekah kemilauan memandangku. Senyum yang mengembang itu sangat jelas terpancar dengan tubuh yang tinggi dan gagah. Alis yang tebal dan diantara alis satu dengan lainnya tumbuh bulu -bulu tipis yang hampir bertemu.

Wajah yang sumringah "gumuyu" .

Dibawah sadarku dalam tidur yang terlelap itu aku mengatakan itu lho Kanjeng Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wasallam. Aku terpana dan kebingungan dalam bisu penuh kegamangan karena tidak percaya dengan kejadian itu.

Dalam hitungan menit, mimpi itu terasa begitu berharga dan pastinya tidak pernah bisa aku lupakan sampai kapanpun.

Oohhh Kanjeng Nabi Muhammadku. Barangkali engkau hadir untuk menegur atas segala perilakuku yang kasar, cabul atau semacamnya sehingga banyak sekali orang lain yang aku rugikan.

Aku sendiri tidak pernah mempercayai diriku sendiri bahwa jangan sampai ada diantara teman -teman sekalian yang menganggap bahwa Nabi memperlihatkan keagungan wajahnya karena aku adalah salah satu makhluk yang baik, apalagi anda menganggap bahwa aku adalah orang yang sholeh itu sungguh fitnah yang tidak benar.

Aku adalah manusia yang tidak baik yang belajar menjadi baik menuju Allah Azza wajalla.Barangkali itu adalah manfaat terbesar membaca Shalawat kepada Kanjeng Nabi Saw. Sehingga dapat melihat Kanjeng Nabi saw meskipun dalam mimpi. Aku yakin dan percaya "dhawuh" Abah Luthfi pekalongan bahwa akan meningkat kualitas mimpi bertemu Rasul jika semakin banyak shalawat yang dibaca, hingga sampai bisa melihat Nabi saw dalam keadaan terjaga.

Sabda Nabi “ من رانى فى المنام فقد رأني حقا
“Siapa saja yang melihatku dalam mimpi, maka ia telah melihatku secara nyata".

Teman -teman sekalian aku hanya ingin berbagi kegembiraan dan membenarkan apa yang sudah dikatakan oleh para Guru, oleh Alim dan Ulama'. Benarlah itu semua.

Jika ada pertanyaan. Lalu apakah mimpi bertemu Rasul ini juga berlaku bagi seorang mukmin ahli maksiat, yang gemar melakukan dosa ?

Nah "ndak" usah jauh -jauh menurut ulama, tapi cukup saja aku tegaskan bahwa hal ini bisa berlaku dan terjadi secara umum baik yang bermimpi orang yang taat maupun mukmin yang tidak taat ( bejat) seperti aku sendiri.

Mukmin yang tidak taat yang bermimpi bertemu Nabi saw menjadi pertanda ia akan mendapatkan petunjuk untuk melakukan ketaatan.Semoga ini adalah awal yang baik untukku menjadi seorang hamba yang taat ketika sebelumnya aku adalah manusia yang paling laknat. Amiin.