Blogroll

CV. Assiry Art dalam Liputan

Assiry GRC Kubah Masjid

Selamat Datang di grckubah.kaligrafi-masjid.com , kami ahlinya membuat GRC kubah, ornamen, dll. Silakan anda lihat karya-karya kami, besar harapan bisa bekerja sama dengan anda.

CV.Assiry Art adalah kendaraan Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi Al Quran yang ikut andil dalam menebarkan virus- virus kaligrafi di Indonesia dan manca negara. Berbagai bahan dan media yang sudah ditangani. Sejak 2003 CV.Assiry Art mencoba peruntungan bisnis dengan menggunakan bahan GRC untuk pembuatan motif ukiran, baik krawangan maupun masif. Disamping itu CV.Assiry Art juga mulai menerima order membuat Kubah GRC satu paket dengan kaligrafi interior dan eksterior kubah.

GRC adalah singkatan dari Glassfibre Reinforced Cement, dimana pengertiannya adalah sebuah produk precast / pracetak dari beton yang di-mixed dengan serat fiberglass. Keuntungan produk GRC adalah lebih ringan di banding dengan produk beton pracetak pada umumnya dan bisa dibuat lebih tipis sebagai papan GRC / GRC board atau panel GRC.

GRC adalah produk rekayasa sebagai pengganti produk-produk sejenisnya. Karena dapat diaplikasikan untuk menutup dinding/bangunan lama dan atau bangunan baru. GRC memiliki ketahanan terhadap cuaca atau suhu tertentu karena mengandung serat alkali resisten. GRC memiliki ukuran yang sangat presisi karena menggunakan moulding satu jenis sesuai desain yang diinginkan. Cetakan GRC dapat dibuat dengan Material antara lain: Triplek, Resin, Karet, dan GRC itu sendiri.Pelaksanaan pekerjaan GRC dapat dilakukan dengan waktu yang singkat dan lebih cepat dibanding material sejenisnya. Penginstalan GRC dapat dilakukan dengan sistem pengelasan, fiser, dan menggunakan material-material lain sebagai pendukung seperti Dynabolt, Braket atau Rangka siku, Besi Pipa atau bisa disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Produk-produk grc yang di buat CV. Assiry Art antara lain :
Kubah/Dome (Polos & Motif), Ceilling/Plafon (Polos & Motif), Cover Coloumb Listplank ( Polos & Motif), Clading Dinding ( Polos & Motif), List Profil, Sopi-sopi, Pot Bunga, Canopi, Juga Mengerjakan GRC Board, Kalsiplank Polos dan Motif Kayu Jati.

Keunggulan produk GRC :
-Mampu memproduksi bahan-bahan yang rumit.
-Bisa dicetak dalam bentuk apapun
-Ringan dan mudah dalam pemasangan
-Dapat mengurangi beban pada konstruksi gedung
-Tahan terhadap api dan perubahan cuaca
-Tahan lama serta mudah dalam pemeliharaan.
-Ideal untuk membuat profile atau ornament yang bergaya klasik atau maroko yang menggunakan full ornamen arabic art.

Bahan baku yang digunakan adalah:
- SERAT FIBER : jenis alkali-resistant dengan kadar zirkonia (Zr02) yang tingggi. Berbentuk panjang seperti tali, yang pada waktu proses penyemprotan serat tersebut akan terpotong-potong sepanjang 18 – 36 mm. serat fiber yang kami gunakan adalah Roving Spry Up 2400 Tex ex. Taiwan.
Komposisi pemakaian serat fiber adalah 5% dari bobot GRC/m2.
SEMEN: Semen yang digunakan adalah portland biasa seperti disyaratkan oleh beton atau PBI TYPE 1971. Untuk sement yang biasa digunakan oleh CV.Assiry Art adalah semen gresik dan tiga roda..,
PASIR: Pasir yang digunakan adalah pasir galunggung yang bersih, kering dan keras, berfradasi 150 mikron sampai 1,2 mm. dengan persyaratan lumpur organik > 0,5%, silika > 96%, larutan garam < 1% dan kelembaban < 2%.,
AIR: Air dengan syarat bersih, tidak mengandung lumpur dan setara dengan air yang digunakan untuk adukan beton.

Berikut ini beberapa jasa seni rupa dan kaligrafi yang kami tawarkan

GRC KUBAH

Kubah GRC menjadi pilihan alternatif bagi yang menginginkan kubah Masjid yang elegan dan kuat. Selain Dari segi biaya, Kubah GRC terbilang lebih murah daripada kubah dari bahan yang lain.

Silahkan klik di sini

GRC KRAWANGAN

GRC Krawangan sudah menjadi hal yang wajib ada di sebuah masjid. Keindahan corak dan tekstur krawangan GRC menjadikan masjid terlihat lebih elegan

Silahkan klik di sini

GRC KALIGRAFI

Kaligrafi GRC menjadi alternatif bagi anda yang menginginkan kaligrafi timbul yang megah dan terkesan mewah

Silahkan klik di sini

GRC LISTPLANG

Listplang GRC dengan motif ukiran dan atau ornamen akan membuat Masjid semakin indah. Kami melayani segala bentuk motif untuk listplang

Silahkan klik di sini

GRC MOTIF MASIF

Siapa yang tak takjub melihat indahnya ornamen dan motif GRC. Dengan paduan desain yang unik dan elegan menjadikan GRC motif masif ini terlihat mencolok dan sedap dipandang.

Silahkan klik di sini

GRC MAKARA TIANG

Tiang penyangga pada Masjid akan semakin elok dipandang jika dipadukan dengan GRC Makara tiang, dengan motif dan ornamen klasik semakin membuat Masjid terlihat elegan.

Silahkan klik di sini

GRC MAHKOTA KUBAH

GRC Mahkota kubah sebagai pelengkap Kubah GRC anda. Dibuat berdasarkan desain yang anda inginkan.

Silahkan klik di sini

GRC MENARA

Menara GRC menjadi pilihan alternatif bagi yang menginginkan Menara Masjid yang elegan dan kuat. Selain Dari segi biaya Menara GRC terbilang lebih murah daripada Menara dari bahan yang lain.

Silahkan klik di sini

RELIEF BATU PARAS JOGJA

Relief batu paras jogja begitu rumit dan unik desain dan coraknya. Tentunya semakin membuat Masjid atau rumah anda terlihat unik dan menarik

Silahkan klik di sini

KALIGRAFI KUBAH

Kubah merupakan komponen penting sebuah masjid, dengan sentuhan kaligrafi dan ornamen estetik akan membuat kubah menjadi indah. Tak perlu diragukan lagi, pengalaman kami dalam membuat kaligrafi kubah sudah terbukti dengan banyaknya masjid/musholla yang sudah menggunakan jasa kami. Baik itu kubah berhias kaligrafi, ornamen, lukisan awan dan yang lain

Silahkan klik di sini


Kamis, 30 Maret 2017

KALIGRAFI IJADAH & KALIGRAFI IJAZAH

Assiry gombal mukiyo, 30 Maret 2017

 
Tidak sedikit dari kita terus menyuarakan untuk terus belajar kaligrafi bersanad. Bahkan ada juga yang paling lantang meneriakkan bahwa belajar kaligrafi harus bersanad sedangkan yang belajar kaligrafinya tidak bersanad kepada Guru Kaligrafi yang jelas dianggap menyesatkan.

Sah dan boleh -boleh saja mau belajar kaligrafi dengan sanad guru yang jelas atau tidak. Yang terpenting terus belajar dan mau berbenah. Kekuatan seorang Kaligrafer besar letaknya pada karya yang dihasilkan (ijadah) bukan menggantungkan pada setifikat pengakuan (ijazahnya) semata.

Berbahagialah bagi yang belajar langsung dengan para Maestro besar kaligrafi dunia, tetapi itu bukan sebuah jaminan bahwa karya -karyanya juga berkelas dan berkualitas kemudian menganggap yang tidak belajar langsung kepada Master karyanya dianggap remeh.

Bahkan ratusan Kaligrafer -Kaligrafer hebat Indonesia dan dunia yang belajar kaligrafi tidak secara langsung bertemu dengan para Master kaligrafi dunia, hanya belajar kaligrafi melalui karya -karyanya.

Semua dari kita harus tetap bergandengan tangan saling berfastabiqu al khairat, saling asah, asih dan asuh. Yang sudah bisa memberikan ilmunya kepada yang belum bisa, sebaliknya yang masih pemula jangan sungkan dan malas belajar. Yang sudah mapan dan berpengalaman Jangan pelit berbagi ilmu dan menunjukkan kepada yang masih pemula jangan malah "diumpetin".

Pernah suatu ketika Khulusi Afandy yang tidak lain adalah Guru satu-satunya dan juga Paman Syauqy afandy pernah menyarankannya untuk melanjutkan belajar kaligrafi kepada kaligrafer lain yang lebih hebat semisal Musthafa Izzat Afandi. tetapi Syauqi tidak mau. Ia berkata :
" Aku tidak akan pergi kepada kaligrafer lain selain engkau ".

Meski Syauqy tidak belajar kaligrafi langsung kepada kaligrafi lain. Tetapi ia mempelajari secara otodidak karya karya kaligrafer besar semacam Hafidz Usman, dan kakak beradik Ismail Zuhdi dan Musthafa Raqim.
Syauqi pun berkata : "Mereka telah mengajariku kaligrafi melalui alam imaginasi meskipun aku tidak bertemu dengan mereka."

Bahkan Sami Afandy, yang juga seorang teman dekatnya pernah berkata mengenai Syauqi: "Syauqi Afandy tidak bisa menulis jelek walaupun dia menginginkannya". Guru hanya membantu yang menentukan bagus atau tidaknya kualitas karya kita ya diri kita sendiri dengan tidak putus-putusnya belajar. Guru saya KH.Didin Sirojuddin Ar pernah berujar:
"Belajar kaligrafi itu bukan bersanad kepada Guru tapi kepada kebenaran dan prinsip- prinsip standar akurasi. Guru memang membantu."

Jangan putus asa dan minder jika anda termasuk salah satu dari ribuan orang yang belajar tidak dengan guru kaligrafi yang bersanad seperti saya. Teruslah belajar jangan pernah berhenti sampai ujung kematian menjemputmu.

Rabu, 29 Maret 2017

WALI SONGO

Assiry gombal mukiyo, 29 Maret 2017


Sesungguhnya perjalanan Islam di Indonesia itu sangat tergantung dari perjuangan dakwah Wali Songo. Sejak abad 8 sudah ada pedagang Arab Muslim yang tinggal di Indonesia, pun sejak abad 13 banyak pedagang Cina Muslim yang menyebar di Indonesia. Tapi mereka semua gagal merayu penduduk Indonesia untuk memeluk Islam.

Sampai abad 16 ketika wali songo dengan akulturasi Islamnya mulai mendapatkan simpati dari penduduk Indonesia. Mula-mula dimulai dari Jawa, ketika Jawa sudah memeluk Islam, pulau-pulau lain pun lambat laun mengikuti.

Islam Wali Songo adalah Islam realistis, Islam yang fleksibel terhadap kebudayaan lokal, hanya intisari Islam yang diambil, bukan dimakan beserta ampas-ampas Arabnya. Tentu ada intrik-intrik politik juga bermain dalam penyebaran agama ini, tapi sejarah menunjukkan bahwa keluwesan penyampaian ajaran Islam lah yang menentukan diterimanya Islam sebagai agama mayoritas orang Indonesia.

Puritanisasi Islam Wahabi atau bahkan radikal yang dicoba diperkenalkan di Indonesia adalah anti historis, oleh karena itu amatlah sangat disayangkan. Islam yang akrab dengan wayang, tahlilan, tembang mocopat, dan dinamika manusia Indonesia adalah bagian dari tradisi mengislamkan nusantara. Islam itu bukan Arab, dan Arab tidak selalu Islam. Filterisasi Islam dari ampas-ampas beban sejarah dan budaya yang kemudian disinergikan dengan indah oleh Walisongo dengan budaya baru adalah pemerkaya khasanah Islam dunia. Karena justru mungkin Islam adaptif akulturatif seperti itulah Islam sejati-jatinya Islam.

SOSROKARTONO SOSOK KALIGRAFER, TABIB, TOKOH PENDIDIKAN & SPIRITUALIS ANAK BANGSA YANG TERLUPAKAN

Assiry gombal mukiyo, 2016


Beberapa waktu lalu saya secara tidak sengaja mampir di pemakaman Sedo Mukti, Desa Kaliputu, Kudus, Jawa Tengah. Untuk berziarah ke Makam Eyang Sosrokartono. Di sebelah kirinya terdapat makam Ibunya Nyai Ngasirah dan Bapaknya RMA Sosroningrat.

Di dinding pagar besi di makam SosroKartono tersebut, terpasang tulisan huruf Alif dalam bingkai kaca seukuran 10R. Di bawahnya terdapat foto SosroKartono mengenakan setelan jas ala orang Barat. Di nisan sebelah kiri, tercantum kata- kata terpilih dari SosroKartono: Sugih tanpa banda, digdaya tanpa aji. Di nisan sebelah kanan tercantum kalimat: Trimah mawi pasrah (qanaah dan ikhlas ), suwung pamrih tebih ajrih (kosong dari pamrih dan kepentingan individu dan jauh dari rasa takut), langgeng tan ana susah tan ana bungah (tetap tenang, meskipun dalam keadaan duka maupun suka), anteng manteng sugeng jeneng (istiqamah sungguh-sungguh, maka akan mulia).

Meski separuh lumpuh, Kartono–begitu RA Kartini dan adik-adiknya memanggil–masih menerima ratusan tamu yang datang dengan berbagai kepentingan, mulai dari sekadar meminta nasihat, belajar bahasa asing, hingga mengobati berbagai macam penyakit.

SosroKartono mangkat pada 1952, tanpa meninggalkan istri dan anak setelah separuh badan Kartono lumpuh sejak 1942.

Air putih, huruf Alif, nasihat-nasihat hidup yang ia tulis dalam bahasa Jawa, dan laku berpuasa berhari-hari ( Puasa Dalail) adalah bagian dari “wajah mistik” Sosrokartono. Jika tak berpuasa, ia jarang makan. Ia hanya minum air kelapa.

Luar biasa, Ia adalah orang Indonesia pertama yang terjun ke medan peperangan di Perang Dunia I di Eropa sebagai wartawan. Selama 29 tahun, Sosrokartono lebih dikenal sebagai seorang intelektual yang disegani di Eropa. Ia kerap dipanggil dengan sebutan De Javanese Prins (Pangeran dari Tanah Jawa) atau De Mooie Sos (Sos yang Tampan).

Inilah yang menginspirasi saya dan sekaligus meneladankan saya untuk terus puasa Sunnah Dalail yang juga diikuti oleh Santri -Santri PSKQ Modern hingga sekarang ini.

Hal ini yang membuat saya sesenggukan, menangis didepan makamnya. Karena Sosrokartono adalah tokoh besar juga seorang Kaligrafer bahkan setiap pasiennya yang datang selalu diberikan air putih dan memberikan goresan alif ( Singkatan lafaz Allah) pada secarik kertas setiap ada yang berobat kepadanya bahkan Pak Karno juga pernah dikasih coretan alif tersebut yang disimpan didalam lipatan pecinya.

Menarik sekali, Beliau menjadikan setiap huruf -huruf dari Al Quran begitu bermanfaat dan menemukan setiap sari manfaatnya untuk penyembuhan penyakit. Banyak orang yang mengerti bahwa Al Quran diturunkan sebagai "Syifaun" sebagai obat dan "rahmatun" sebagai rahmat, tetapi tidak mengerti bagaimana caranya. Inilah hebatnya Sosrokartono yang banyak tidak diketahui orang. Ia memahami detail manfaat setiap kandungan Al Quran bahkan hanya dengan memberinya coretan goresan alif pada sebuah kertas dan air putih banyak yang berhasil disembuhkannya. Masya Allah tentunya ini adalah kelebihan yang Allah berikan kepada Sosrokartono.

Pramoedya Ananta Toer dalam Panggil Aku Kartini Saja (Hasta Mitra, Jakarta, 1997) menggambarkan kelebihan Kartono sebagai spritualis itu. Pram mengutip kesaksian seorang dokter Belanda di CBZ (kini RS Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta) pada 1930-an. Ia menyaksikan Kartono menyembuhkan wanita melahirkan yang menurut para dokter tak tertolong lagi, tapi sembuh setelah minum air putih yang diberikan Kartono.

Kaum bangsawan di Belanda menjulukinya Pangeran dari Tanah Jawa. Raden Mas Panji Sosrokartono, kakak R.A. Kartini, selama 29 tahun, sejak 1897, mengembara ke Eropa. Ia bergaul dengan kalangan intelektual dan bangsawan di sana. Mahasiswa Universitas Leiden itu kemudian menjadi wartawan perang Indonesia pertama pada Perang Dunia I.

Ia mengembara ke beberapa negara. Mula-mula ia belajar di Delft, Belanda, lalu pindah ke Universitas Leiden, bergaul dengan kalangan bangsawan Eropa, kemudian menjadi wartawan perang. Ia juga pernah menjadi staf Kedutaan Besar Prancis di Den Haag, bahkan sempat menjadi penerjemah untuk Liga Bangsa-Bangsa. Kartono pada akhirnya memutuskan pulang ke Indonesia mendirikan perpustakaan dan sekolah. Seperempat abad sisa umurnya kemudian ditambatkan sebagai seorang spiritualis.

Beliau lebih terkenal dipanggil Kartono. Ia adalah seorang intelektual yang menguasai 17 bahasa asing itu, yang mudah diterima kalangan elite di Belanda, Belgia, Austria, dan bahkan Prancis. Ia berbicara dalam bahasa Inggris, Belanda, India, Cina, Jepang, Arab, Sanskerta, Rusia, Yunani, Latin. Bahkan, “Ia juga pandai berbahasa Basken (Basque), suatu suku bangsa Spanyol,” kata Hatta dalam bukunya.

Sosrokartono (1877-1952) adalah adik kandung Boesono. Keduanya adalah kakak RA Kartini, pahlawan emansipasi wanita yang setiap tanggal 21 April selalu dirayakan di seluruh pelosok Indonesia. Mereka adalah anak Bupati Jepara Raden Mas Adipati Ario Samingoen Sosroningrat untuk periode 1880-1905 dari perkawinannya dengan Ngasirah. Pasangan ini memiliki delapan anak.

Kartini Pudjiarto adalah cucu Boesono yang masih cucu keponakan dari Sosro Kartono.Ia masih menyimpan lukisan sederhana berbingkai kayu yang berisi goresan Alif di kertas putih pemberian Eyang Sosro.

Ada pula secarik kertas putih yang berisi nasihat Eyang Sosrokartono bertulisan “Sugih tanpa banda / Digdaya tanpa aji / Nglurug tanpa bala / Menang tanpa ngasorake” (Kaya tanpa harta/ Sakti tanpa azimat/ Menyerbu tanpa pasukan/ Menang tanpa merendahkan yang dikalahkan) yang ditempel dengan selotip di dinding. Ia juga menyimpan tongkat Kartono, yang merupakan jatah warisan keluarga yang dibagi-bagi setelah sang eyang meninggal.

Foto hitam putih seukuran kartu pos itu masih ia simpan rapi. Saat itu Kartini Pudjiarto masih umur delapan tahun. Ia bersama ibunya RA Siti Hadiwati dan kakeknya PAA Sosro Boesono berfoto bersama RM Panji Sosrokartono di rumah pengobatan Darussalam di Jalan Pungkur 7, Bandung, milik Sosrokartono.
Foto yang menjadi koleksi tak ternilai Kartini Pudjiarto itu dipotret pada 1950, dua tahun menjelang Sosrokartono wafat. Eyang Sosro, begitu Kartini memanggil, duduk di sebuah kursi. “Eyang Sosro lebih sering duduk di kursi, karena separuh tubuhnya sudah lumpuh".

Di Indonesia, Sosrokartono pernah mendirikan sekolah dan perpustakaan. Ia juga membuka rumah pengobatan Darussalam di Bandung. Selama 29 tahun ia hidup melanglang Eropa. Di Bandung ia mendirikan perpustakaan, rumah pengobatan, dan dicap komunis.

Pengobatan Darussalam beralamat di Jalan Pungkur 7, Bandung, milik Sosrokartono. Suryatini Ganie, cucu RA Sulastri Tjokrohadi Sosro, kakak seayah Sosrokartono, menggambarkan kelebihan Kartono yang juga kakeknya itu sebagai orang yang mudah sekali menebak pikiran orang. Menurut pengarang buku Resep-resep Kartini ini, Eyang Sosro cenderung menyendiri, jauh di Bandung, dibanding berkumpul dengan keluarga yang tersebar di Jawa Tengah.

Rumah pengobatan Pondok Darussalam milik Sosrokartono merupakan rumah panggung yang terbuat dari kayu dengan dinding bambu. Kini bangunan itu sudah tidak ada lagi. Penghuninya sudah berganti, begitu juga nomor rumahnya, yang sudah memakai nomor baru yang dipakai sejak 1960-an. Pemilik ruko yang menempati Jalan Pungkur 3, 5, 7, 9 ketika ditanya tidak tahu bahwa di jalan itu pernah ada pondok pengobatan milik Sosrokartono. Mendengar cerita Kayanto, pondok pengobatan milik Kartono diperkirakan menempati deretan bangunan yang kini sudah berubah menjadi toko listrik, swalayan di Gedung Mansion, serta sebuah apotek yang terletak di sudut Jalan Pungkur dan Jalan Dewi Sartika.

Darussalam, selain menjadi rumah pengobatan, juga sebuah perpustakaan. Kartono dalam suratnya kepada Abendanon pada 19 Juli 1926 (Surat- surat Adik R.A. Kartini terbitan PT Djambatan 2005) menceritakan selain mendirikan perpustakaan Panti Sastra di Tegal bersama adiknya, RA Kardinah, ia juga mendirikan perpustakaan di Bandung. “Perpustakaan ini tidak disebut dengan nama yang lazim melainkan merupakan lambang dari suatu pengertian baru, suatu cita-cita baru. Namanya Darussalam, yang berarti rumah kedamaian.

Buku-buku perpustakaan itu disumbang oleh dua orang insinyur perusahaan kereta api Staats Spoorwegen, tiga orang partikelir bangsa Belanda, dua orang wanita Belanda, tiga orang Jawa, dan seorang Tionghoa. “Semboyannya tanpo rupo tanpo sworo, yang berarti tidak berwarna, tiada perbedaan, tiada perselisihan,” ucap Kartono.

Terkalu kecil jika saya bercerita tentang Sosro Kartono, sangat menginspirasi. Kecerdasannya yang sangat luar biasa serta kecenderungannya yang concern dibidang pengobatan dan Pendidikan bersama Ki Hajar Dewantara, ikut andil dalam pergerakan kemerdekaan, mengabdi untuk kemanusiaan dan kerakyatan dan cinta pada tanah airnya menjadikan Ia sebagai sosok teladan yang susah tergantikan bahkan seribu tahun lagi. Tetapi ironi ia begitu dikesampingkan bahkan nyaris dilupakan oleh negeri ini.

Selasa, 28 Maret 2017

GAYA LUKISAN KALIGRAFI DIWANI MADZHAP ZAINI KUDUS

Assiry gombal mukiyo, 28 Maret 2017




Tambah riuh-gemuruh debur dan gelora yang membuncah dalam berkaligrafi di tahun-tahun terakhir ini mendorong dan didorong kreativitas menggebu para pelkuis kaligrafi Islam kontemporer yang mencerminkan kecenderungan rata-rata sikap batin dan pikiran mereka yang ingin terus mengolah dan mengasah bentuk -bentuk kaligrafi dengan memadukan kedalam lukisan kaligrafi yang sudah ada dan menggubahnya menjadi lebih bebas dan berbeda dari bentuk bakunya.

Inilah yang dilakukan oleh karib juga guru dan teman seperjuangan waktu masih di Sanggar kaligrafi Annur yang didirikan KH.Nur Aufa Shiddiq alm, yakni Ustazuna H.Purwanto Zain S.Pdi yang sekarang juga melanjutkan S2 Tarbiyyah di STAIN Kudus ini. Ia begitu tekun siang malam mengasah terus gaya -gaya baku kaligrafi. Seperti dalam karyanya yang diberi judul "Surga Al Fatihah" ini, menujukkan eksistensi dan puncak estetika dalam ia mengolah antara bentuk huruf dengan background yang analog dan harmoni sekali. Ia melakukan gebrakan demi gebrakan pembebasan huruf dari khath Diwani dengan membentangkan dan merubah bentuk aslinya huruf alif menjadi sangat unik. Ia menyebutnya sebagai Madzhab Gaya Diwani zaini.

Saya seperti memasuki alam bathin yang begitu teduh, mengalun lembut Suara desah syahdu bidadari dengan desiran angin surga yang menentramkan jiwa. Kiranya begitulah gambaran yang saya rasakan ketika melihat, menatap dan menikmati indahnya lukisan "Kang Haji" begitu saya memanggilnya.

Seolah -olah saya ingin bersemayam disana.
Contoh paling mencolok adalah lukisan kaligrafer Tunisia Naja al-Mahdawi yang saban hari berujicoba huruf lebih dari 13 jam secara tekun. Di antara ungkapan-ungkapannya yang paling “berani” dan sinthing adalah:
“Huruf bagi saya adalah material hidup, yang darinya saya olah apa saja sekehendak saya” “Dalam teknik mengolah seni saya, saya kembali ke warisan secara alamiah, namun saya musti keluar darinya. Kalau tidak, saya akan mati di sana”.

Sikap Naja al-Mahdawi mencerminkan pandangan perlunya pengembangan huruf-huruf supaya tidak statis, karena huruf-huruf itu sendiri menawarkan kelenturan luar biasa. Sudah pasti sikap revolusionernya, yang oleh Charbal Dagir disebut “permainan gila” (al-la’bah al-majnunah), tidak terlepas dari pergaulan kesehariannya dengan model-model kreasi lukis gaya kontemporer Eropa. Tata pergaulan semacam ini oleh kaligrafer muslim kontemporer, Hassan Massaoud yang puya pergaulan erat dengan kehidupan seni Barat di Perancis, dianggap sangat menentukan. Ia bahkan menyebut tentang “tatacara melindungi kaligrafi supaya terpelihara”, yaitu dengan menempatkan sang kaligrafer di tengah masyarakat. Tidak dapat disangkal, jika masyarakat sepergaulannya adalah para perupa Barat, maka akan lahir darinya adalah kreasi yang bergaya atau dipengaruhi gaya Barat.

Istilah “lukisan kaligrafi” biasanya digunakan untuk membedakannya dari “kaligrafi murni” atau “kaligrafi klasik” yang berpegang pada kaedah khattiyah seperti Naskhi, Tsuluts, Farisi, Diwani, Kufi dan Riq’ah. Lukisan kaligrafi acap dihubungkan dengan rupa-rupa teknik penggarapan karya secara keseluruhan, seperti teknik batik, teknik grafis, teknik ukir kayu, teknik logam dan lain-lain dalam media dan peralatan (seperti cat minyak atau akrilik) yang beragam pula. Hasil garapan yang memadukan huruf dengan latar belakangnya membentuk sebuah lukisan yang utuh, tidak hanya tulisan terpisah.

Oleh karena itu, pengertian “lukisan” kaligrafi Islam di Indonesia tidak selalu menunjuk kepada pembagian gaya-gaya kaligrafi dalam arti huruf seperti kriterium al-Faruqi. Fokus “lukisan kaligrafi” di Indonesia “tidak hanya selesai pada huruf”, tetapi kehadirannya memang sebagai lisan dalam arti yang sesugguhnya, seperti dikemukakan pelukis kaligrafi Islami, Syaiful Adnan. Kritikus seni rupa, Dan Suwaryono menandaskan, bahwa lukisan kaligarfi Islami pada dasarnya ditopang dua unsur elemen seni rupa, berupa unsur-unsur fisiko plastis (berupa bentuk, garis, warna, ruang, cahaya, dan volume) di satu pihak, sedangkan di pihak lain tuntutan-tuntutan yang cenderung ke arah ideo plastis (meliputi semua masalah yang secara langsung ataupun tak langsung berhubungan dengan isi atau cita perbahasaan bentuk). Dalam ungkapan yang lebih mudah, bahwa lukisan kaligrafii di Indonesia tidak hanya menampilkan sosok huruf yang dilukis, tetapi sebuah lukisan utuh di mana huruf menjadi salah satu elemennya.

Maka, lukisan kaligrafi Islam yang berkembang di Indonesia sangat kaya varisasi, karena integral dengan rupa-rupa huruf tanpa memandang gaya alirannya. Baik gaya kontemporer ataupun klasik baku, semuanya dapat menjadi obyek garapan.

Kini, bukan hanya para alumnus perguruan seni rupa, bahkan para pelukis dan khattat yang tidak memiliki disiplin pendidikan seni rupa pun banyak yang terjun ke “permainan” seni lukis kaligrafi gaya baru ini. Siapa saja bahkan anak saya Sulthan Katiby Al Hakim yang masih berusia 6 tahun sudah asyik sekali melukis dan mewarnai kaligrafi dengan nuansa dan pilihan warna yang kelihatan bebas tetapi tetap indah untuk ukuran anak seusianya.

Dalam ragam bentuk pembebasan Kaligrafi Islam ini Ustaz H.Purwanto Zain termasuk salah satu pelukis dan Kaligrafer yang mampu mendobrak kemapanan kaidah baku khath. Dalam peta seni rupa Islam kontemporer, ia juga termasuk sudah ikut andil memberikan sumbangsih yang sangat besar dan telah menimbulkan maraknya kegairahan berkreasi dikalangan pelukis dan kaligrafer khususnya di Jawa Tengah. Munculnya gaya kontemporer, sungguhpun menimbulkan tanggapan pro-kontra, memberikan isyarat semakin meningkatnya pencarian gaya-gaya baru untuk lebih melengkapi gaya-gaya masa lalu.

Meminjam kata penyair India Rabindranath Tagore, al-khattat Kamil al-Baba dari Libanon menulis dalam bab “al-Jadid fi Dunya al-Khath” (Yang Trendy dalam Dunia Kaligrafi), bahwa perkembangan adalah sunnatullah dan hanyalah satu bagian dari hukum alam yang berputar. Perkembangan adalah cermin kekekalan, seperti halnya stagnasi atau jumud, adalah sebab pokok yang memperlekas fana. Dan kaligrafi, dia adalah “lukisan huruf”, posisisnya tidak pernah mandek, bahkan terus berkembang menyusuri waktu. Perkembangan yang juga disusuri kaligrafi Islam kontemporer.

Semoga terus menginspirasi Dunia Kang Haji Purwanto Zain. Amiiin.

==========================================================
- Hari ini Selasa 28 Maret 2017 pukul 10.00 Wib, saat berkunjung dan ngangsu kawruh mencari dan mereguk tetesan ilmu di Galery Asta Qalam milik H.Purwanto Zain, Honggosoco, Kudus.

KOPI NDESO ARJUNA RESTO & BAHAYA KOPI INSTAN

Assiry gombal mukiyo, 27 Maret 2017



Kopi Instan Memang Praktis, Tapi Saya Ogah Konsumsi Lagi!
Saya suka banget minum kopi. Selain enak, manfaatnya juga banyak, sob! Trus, karena saya agak pemalas dan nggak suka ribet, ya pasti seringnya minum kopi instan.

Saya ngga sedang dalam rangka promosi kopi apalagi jualan kopi Ndeso Arjuna Resto milik saya. Saya cuma mengingatkan ternyata banyak sekali bahayanya mengkonsumsi kopi instan gan.Mirisss deh pokoknya..hmmmmm.

Beberapa waktu lalu, saya sempat ngobrol-ngobrol cantik dengan salah satu pemilik coffee shop di Bandung saat menebar virus-virus kaligrafi di daerah Soreang. Dia bercerita tentang kopinya yang berasal langsung dari perkebunan kopi yang dikelola oleh keluarga besarnya, which is, very cool.
Manteppp banget deh...

Keluarganya lagi pengen banget mengembangkan bisnis mereka dengan cara memproduksi kopi sachet. So, pergilah dia ke Cina untuk membeli mesin pengolah kopi instan. Ketika dia bertanya kepada sang penjual mesin, berapa sachet kopi instan yang bisa dihasilkan oleh mesin tersebut dengan bahan baku satu ton kopi, sang penjual mesin malah ngetawain dia dan bilang (dalam bahasa Cina):

“Udah gila kamu, ya? Untuk produksi SATU TON kopi instan, kamu cuma butuh SATU KILO biji kopi!”
Kesalnya, pas ditanya bagaimana bisa satu kilogram biji kopi dibuat jadi satu ton kopi instan, sang penjual nggak menjawab. Yang menjawab malah pekerjanya, yang diam-diam bilang kalau bahan baku kopi instan sebenarnya campuran berbagai bahan kimia yang nggak disebutkan dengan spesifik.

Awalnya, saya masih nggak percaya-percaya amat bahwa 99,9% komposisi kopi instan adalah bahan-bahan kimia nggak jelas. Ya masa kopi berisi bahan kimia semua gini bisa ngantongin izin dari BPOM?
Bener -bener gila lu Ndrooo...!!! heehee.

Senada dengan cerita teman itu, ada sahabat saya sebut saja Mbak Mila seorang Dosen di salah satu perguruan kedokteran yang ternama di Depok, Jabar menerangkan bahwa kopi instan memang nggak bisa diandalkan untuk bikin kita kuat begadang, karena bahan baku utamanya bukan kopi! Ia kemudian menerangkan komposisi beberapa merk kopi instan ternama yang terbuat dari saripati jagung, pemanis buatan, dan perasa kopi.

Sedih banget nggak, tuh? Selama ini, kopi instan yang kita minum hampir setiap malam dan pagi itu ternyata cuma perasa kopi, bukan kopi beneran! Ini kan berbahaya sekali buat kesehatan yang memicu penyakit kanker dan gula darah dan lainnya.

Kalau temen -temen masih belum percaya, coba, deh, perhatikan komposisi kopi instan lokal yang cukup pemes ini:

See? Meskipun nggak 99,9% bahan kimia, kopi tetap jadi bahan baku paling terakhir, yang artinya komposisinya paling sedikit.

Mungkin kalau komposisinya diterangkan dengan lebih jelas (nggak seperti 99% bahan kimia entah apa), kamu bakal mengira kalau kopi instan sebenernya nggak bahaya-bahaya amat. Tapi dengan kadar gula dan pemanis buatannya yang tinggi, penggemar kopi instan jadi punya risiko tinggi terkena diabetes juga , lho!...Hadduhhhh pusing pala barbie....hhhhh.

Trus, bahan-bahan pengawet dan pewarna buatan yang terkandung di dalamnya juga bisa mengancam kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Bayangin aja, deh, kalau setiap hari kamu minum satu sachet kopi. Bahkan saya dulu sehari bisa 6 sachet bahkan lebih, soalnya saya kan bener -bener pencinta kopi sejati hhhhhh. Berapa banyak bahan berbahaya yang kamu tumpuk di badan kamu dalam satu bulan... atau satu tahun? Coba fikir broowww.

Makanya Arjuna Resto Kedai kopi Ndeso & Assiry Gallery khusus hanya menjual kopi asli, bukan palsu. Artinya kopi bijian kita olah tanpa ada campuran apapun. Anda bisa minum kopi di Arjuna dengan pilihan kopi ndeso dan alami tanpa ada bahan campuran jagung, beras, ubi apalagi zat-kimia kimia yang berbahaya.
Ada kopi Medan, kopi Robusta, Arabica, Kopi Papua, Kopi Sulawesi, Kopi Jetak, kopi Muria pasti dung, pokoknya hampir semua jenis kopi insya Allah ada deh di Arjuna Resto. Cara menyeduhnya juga khas ndeso ngga pakai mesin yang aneh -aneh. Tentu dijamin gurih dan menyehatkan.

Gimana? Setelah ini, kamu masih mau rutin mengonsumsi kopi instan, nggak? Tinggal pilih pengen menjaga kesehatan yang dikaruniakan Tuhan apa malah memasukkan racun dengan asupan kopi instan yang penuh zat kimia dan berbahaya. Pilihan terserah anda dung....

Asyiknya lagi bisa lho melukis dengan kopi yang saya kerjakan di resto.ini tentu sangat menarik karena tidak hanya bisa ngopi tapi juga bisa sambil melukis dengan bekas ampas minuman kopi ndeso ala Arjuna Resto.

Minggu, 26 Maret 2017

FOKUS BELAJAR KALIGRAFI

Assiry gomba mukiyo, 26 Maret 2017


Sering sekali saya ditanya apakah belajar kaligrafi di PSKQ bisa sambil kuliyah atau sambil kerja ngajar dan atau yang lainnya. Ini pertanyaan "samin" artinya pertanyaan orang -orang ngga ngeh dan cenderung serakah ingin melakukan semuanya bersamaan. Jawaban saya sedikit menonjok meskipun cukup saya ungkapkan di hati saja "Kalau anda beol tentu ngga mungkin sambil makan, cari tempat lainnya yang bisa belajar kaligrafi sambilan dan itu bukan PSKQ Modern tempatnya". Begitulah kira -kira analogi saya yang "sadis" itu.

Ini yang sedikit sekali difahami oleh para pembelajar kaligrafi. Lakukanlah apapun secara fokus. Tidak bisa hari ini anda belajar khath naskhi, sore kemudian belajar khath diwani dan malamnya memaksakan untuk melukis. Semua orang ingin targetnya semuanya tercapai sambil kuliyah ya sambil belajar kaligrafi dan juga bisa sambil mengikuti kegiatan lainnya.

Tetapi langkah dan mindset yang seperti ini perlu dirubah jika tidak ingin menemui jalan buntu dan kegagalan. Otak kita selalu berubah frekwensinya sesuai aktivitas fisik dan pikiran. Jadi ketika Anda melakukan aktivitas tertentu, otak juga pada frekwensi gelombang tertentu pula.

Masalahnya adalah, jika gelombang otak seseorang tidak pada frekwensi yang tepat pada saat melakukan aktivitas tertentu(baik pikiran maupun fisik), maka akan terjadi gangguan. Misalnya: pada saat kita berusaha mengingat sesuatu, tapi kita merasa panik, bingung ngga fokus maka akan sulit sekali untuk mengingatnya.

Hal seperti ini sering terjadi dan tanpa kita sadari karena ketika kita panik atau karena kebanyakan kegiatan gelombang otak kita naik terlalu tinggi , yaitu high beta atau bahkan gamma, seharusnya gelombang otak kita pada saat mengingat adalah pada gelombang theta, atau kita merasa sangat rileks.

Pernah mengalami hal semacam ini? Pernahkah Anda dengan terburu-buru karena sudah harus berangkat kerja berusaha mengingat dimana meletakkan HP Anda? HP sudah Anda cari kemana-mana dan tidak ketemu. Anda juga sudah berusaha untuk Miss Call, muter-muter nyari ke kolong meja, ke lemari pakaian bahkan seluruh pakaian onderdil daleman anda obrak -abrik semuanya tetapi tetap saja tidak menemukan hp yang anda cari. Nggak terdengar ada suara HP.

Baru ketika Anda ditempat kerja dan Anda pergi kekamar kecil untuk beol, disitu Anda merasa rileks dan ingat posisi terakhir anda meletakkannya.

Anda begitu mudah bukan mengingat dan dengan cepat Anda ingat dimana terahir Anda meletakkannya. Anda baru ingat ternyata anda menaruhnya di bawah bantal misalnya.

Antara gelombang otak dan aktivitas pikiran/fisik harus berkesinambungan. Jika tidak, maka Anda bisa mengalami hal seperti itu.

Cara kerja Terapi Gelombang otak adalah dengan menstimulasi otak dengan audio gelombang pada frekwensi tertentu. Diharapkan dengan stimulus ini otak jadi terlatih untuk selalu maksimal dalam melakukan aktivitasnya.

Saya ingat betul apa yang dikatakan oleh guru saya KH.Didin Sirojuddin Ar ketika masih klesodan belajar kaligrafi di LEMKA sambil khidmah mengajar 6 tahun di sana. "Tetaplah fokus belajar kaligrafi dengan cara satu didalami dahulu dan yang lainnya cukup dipelajari". Ini artinya kita harus bisa membagi fokus dalam melakukan apapun, utamanya dalam mendalami ilmu kaligrafi. Lakukan ini dengan telaten, sabar dan memang butuh waktu yang tidak instan.

Begitu banyaknya generasi kita yang "kempong" malas mengunyah dan menjalani proses belajar secara fokus, maunya apa saja diraih, semuanya ingin direngkuh bersamaan, inginnya dikunyah bersamaan.

Pengen makan lodeh, makan pete, makan gorengan bareng -bareng sementara mulutnya cuma satu. Yang demikian ini sering menemukan kegagalan yang fatal.

Bertahun -tahun saya belajar kaligrafi secara fokus saja masih banyak kekurangan, apalagi jika saya lakukan sambilan tentu hasilnya bisa jadi tidak karu-karuan

Bahkan untuk beol saja anda perlu fokus bukan, coba kalau tidak fokus?...uppss.

Minggu, 19 Maret 2017

JUZ AMMA KARYA SYAUQI AFANDI TURKI